Cermati Cerita berikut !
Pada pertemuan di sekolah itu, wajah Dani terlihat murung. Amri dapat menangkap kesedihan yang dialami Dani. Kegembiraannya yang bergelora menunggu perayaan kemenangannya itu sejenak harus ditahannya. Pada pertemuan itu, ia mencoba memahami kesedihan yang dialami Dani.
"Ada apa, Dan? Kamu dimarahi Mama kamu lagi, ya,” Amri menerka-nerka.
Dani tak menjawabnya. la hanya menggelengkan kepala. Dengan tetap menampilkan wajah sedih yang tertunduk.
’’Ayolah, Dan. Kamu bisa cerita masalahmu kepadaku,” Amri terus membujuk Dani. la ingiri mengetahui penyebab kesedihan Dani.
Dani masih juga diam untuk beberapa lama. Amri tak bisa memaksanya. Barangkali butuh waktu dan ketenangan untuk Dani bisa mengungkapkannya, pikir Amri.
’’Piala yang kudapatkan dari lomba lego kemarin dipatahkan Mama,” kata Dani tiba-tiba sambil terisak.
’’Kalau aku tetap melanjutkan bermain lego, Mama akan membuang semua lego milikku,” Dani berkata dengan setengah putus asa, ’’kata Mama, lego tak akan membuat masa depanmu menyenangkan sekarang, aku bingung. Aku malas pulang ke rumah, Ri.”
’’Sudahlah, Dan,” kata Amri, ”kamu masih bisa bermain di rumahku setiap pulang sekolah.”
Dani tersenyum mendengarnya. la menyeka air matanya yang menggenang. Semangatnya kembali muncul
Tokoh Dani tidak akan sedih jika....