Ada seorang guantenge puol. Ruajine puol. Walau di usianya yang masih muda seakan-akan sayang sekali waktunya hanya dihabiskan untuk urusan-urusan yang nampaknya tidak penting, seperti memandikan kuda, membersihkan kereta, belanja keperluan dapur hari ini seperti kangkung, dan ketumbar, tapi tak pernah sekalipun wajahnya terlihat bimoli alias bibir monyong lima senti. Walau tinggal jauh dari rumah ayahnya yang memperlakukannya bak anak semata wayang diantara puluhan saudara-saudaranya, tak pernah sekalipun di terlihat galau saat dia memandikan kuda-kuda itu. Tante girang yang kesepian karna Tuan jarang ada di rumah tiap hari curi-curi pandang dan mengajak main mata. Pria muda ganteng yang hidup jauh dari pengawasan orang tua ini tahu betul bahwa dia punya Bapa sorgawi yang melihatnya setiap saat. Saat hari prahara itu terjadi pemuda ganteng itu diseret ke penjara karna sebuah fitnahan menyakitkan.
Siapa sangka beberapa tahun kemudian si pemuda ganteng ini memakai kostum kerajaan dan semua perkataannya diikuti semua jajaran pelayan istana bahkan semua rakyat. Betapa malunya tante girang tadi, karna pemuda ganteng tadi tahu betul apa sebenarnya yang terjadi di antara mereka berdua walau di rumah itu tak ada saksi mata yang tahu pasti apa yang terjadi. Tante itu lupa kalau di mana-mana ada mata Tuhan yang selalu berjaga. Siapakah pemuda ganteng itu..?