Penalaran Umum (Eduka 1)

Penalaran Umum (Eduka 1)

12th Grade - University

20 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

Pengetahuan umum

Pengetahuan umum

9th - 12th Grade

20 Qs

Prakarya Pengolahan 8

Prakarya Pengolahan 8

1st - 12th Grade

20 Qs

GEOGRAFI T2 : PEMANASAN GLOBAL

GEOGRAFI T2 : PEMANASAN GLOBAL

1st - 12th Grade

20 Qs

Etika dan Amalan Mesra Alam

Etika dan Amalan Mesra Alam

1st Grade - Professional Development

15 Qs

OTORITAS JASA KEUANGAN

OTORITAS JASA KEUANGAN

10th Grade - University

15 Qs

HUT BPOM 20

HUT BPOM 20

University

15 Qs

anime

anime

1st - 12th Grade

17 Qs

Kalimat Tanya

Kalimat Tanya

10th - 12th Grade

15 Qs

Penalaran Umum (Eduka 1)

Penalaran Umum (Eduka 1)

Assessment

Quiz

Fun

12th Grade - University

Hard

Created by

Dio Angger

Used 41+ times

FREE Resource

20 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

2 mins • 1 pt

Dampak Buruk Junk Food untuk Kesehatan Tubuh


Junk Food disebut makanan instan atau makanan cepat saji yang kini telah berkembang pesat di persaingan perusahaan makanan di Indonesia. Makanan cepat saji dinilai sebagian orang lebih efektif terhadap waktu dan mudah ditemukan. Tak hanya itu saja, makanan cepat saji juga memiliki cita rasa yang lezat ditambah lagi harganya yang terjangkau.


Makanan cepat saji sudah lama mengundang kontroversi di negara kita karena terungkapnya beberapa dampak buruk yang ia miliki. Dampak buruk itu disebabkan oleh kandungan zat-zat berbahaya di dalam makanan instan seperti lilin yang ada pada mie instan. Tak berhenti di situ, nyatanya di dalam makanan cepat saji terkandung bahan pengawet dan penyedap yang kini disebut micin.


Fenomena kata micin kini mendadak kerap digunakan para remaja hingga dewasa bila seseorang mengalami hal-hal yang kurang normal. Maksud dari hal kurang normal itu seperti seseorang yang telat berpikir, lama menjawab bila diajak bicara dan lain sebagainya. Tak dielakkan, makanan cepat saji memang mengandung zat berbahaya seperti yang telah diungkapkan di atas.


Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa keseringan mengkonsumsi makanan cepat saja memang tidak berdampak secara langsung ke tubuh. Namun, makanan-makanan cepat saji yang dikonsumsi akan tertimbun di dalam tubuh yang kemudian hari menjadi penyebab penyakit mematikan seperti kanker. Tak hanya kanker, penyakit berbahaya juga mengintai misalnya stroke, usus buntu dan penyakit ginjal. Maka bila Anda termasuk ke dalam orang yang hobi mengkonsumsi makanan cepat saji, kurangilah hal itu dan mulai sayangi tubuh serta diri Anda sendiri. Perlu diketahui bahwa salah satu kandungan di dalam makanan instan yaitu lilin sulit dicerna tubuh. Lilin itu menghancurkan prinsip kerja sistem pencernaan tubuh sehingga makanan yang mengandung lilin akan dicerna dengan waktu minimal dua hari.


Berdasarkan paragraf 1, pernyataan mana yang benar?

Persaingan makanan di Indonesia berkembang pesat

Makanan yang lezat memiliki harga yang tidak terjangkau

Makanan cepat saji berkembang pesat di Indonesia

Makanan cepat saji mengandung kontroversi

Memakan makanan cepat saji berdampak buruk bagi tubuh

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

2 mins • 1 pt

Dampak Buruk Junk Food untuk Kesehatan Tubuh


Junk Food disebut makanan instan atau makanan cepat saji yang kini telah berkembang pesat di persaingan perusahaan makanan di Indonesia. Makanan cepat saji dinilai sebagian orang lebih efektif terhadap waktu dan mudah ditemukan. Tak hanya itu saja, makanan cepat saji juga memiliki cita rasa yang lezat ditambah lagi harganya yang terjangkau.


Makanan cepat saji sudah lama mengundang kontroversi di negara kita karena terungkapnya beberapa dampak buruk yang ia miliki. Dampak buruk itu disebabkan oleh kandungan zat-zat berbahaya di dalam makanan instan seperti lilin yang ada pada mie instan. Tak berhenti di situ, nyatanya di dalam makanan cepat saji terkandung bahan pengawet dan penyedap yang kini disebut micin.


Fenomena kata micin kini mendadak kerap digunakan para remaja hingga dewasa bila seseorang mengalami hal-hal yang kurang normal. Maksud dari hal kurang normal itu seperti seseorang yang telat berpikir, lama menjawab bila diajak bicara dan lain sebagainya. Tak dielakkan, makanan cepat saji memang mengandung zat berbahaya seperti yang telah diungkapkan di atas.


Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa keseringan mengkonsumsi makanan cepat saja memang tidak berdampak secara langsung ke tubuh. Namun, makanan-makanan cepat saji yang dikonsumsi akan tertimbun di dalam tubuh yang kemudian hari menjadi penyebab penyakit mematikan seperti kanker. Tak hanya kanker, penyakit berbahaya juga mengintai misalnya stroke, usus buntu dan penyakit ginjal. Maka bila Anda termasuk ke dalam orang yang hobi mengkonsumsi makanan cepat saji, kurangilah hal itu dan mulai sayangi tubuh serta diri Anda sendiri. Perlu diketahui bahwa salah satu kandungan di dalam makanan instan yaitu lilin sulit dicerna tubuh. Lilin itu menghancurkan prinsip kerja sistem pencernaan tubuh sehingga makanan yang mengandung lilin akan dicerna dengan waktu minimal dua hari.


Berdasarkan paragraf terakhir apa yang akan terjadi apabila lilih masuk ke dalam

tubuh?

Memperlambat proses pencernaan tubuh

Menghambat gejala stroke

Mengalami penyakit ginjal dengan durasi yang lama

Mengurangi nafsu makan

Menyebabkan makanan tidak tercerna oleh tubuh

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

2 mins • 1 pt

Dampak Buruk Junk Food untuk Kesehatan Tubuh


Junk Food disebut makanan instan atau makanan cepat saji yang kini telah berkembang pesat di persaingan perusahaan makanan di Indonesia. Makanan cepat saji dinilai sebagian orang lebih efektif terhadap waktu dan mudah ditemukan. Tak hanya itu saja, makanan cepat saji juga memiliki cita rasa yang lezat ditambah lagi harganya yang terjangkau.


Makanan cepat saji sudah lama mengundang kontroversi di negara kita karena terungkapnya beberapa dampak buruk yang ia miliki. Dampak buruk itu disebabkan oleh kandungan zat-zat berbahaya di dalam makanan instan seperti lilin yang ada pada mie instan. Tak berhenti di situ, nyatanya di dalam makanan cepat saji terkandung bahan pengawet dan penyedap yang kini disebut micin.


Fenomena kata micin kini mendadak kerap digunakan para remaja hingga dewasa bila seseorang mengalami hal-hal yang kurang normal. Maksud dari hal kurang normal itu seperti seseorang yang telat berpikir, lama menjawab bila diajak bicara dan lain sebagainya. Tak dielakkan, makanan cepat saji memang mengandung zat berbahaya seperti yang telah diungkapkan di atas.


Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa keseringan mengkonsumsi makanan cepat saja memang tidak berdampak secara langsung ke tubuh. Namun, makanan-makanan cepat saji yang dikonsumsi akan tertimbun di dalam tubuh yang kemudian hari menjadi penyebab penyakit mematikan seperti kanker. Tak hanya kanker, penyakit berbahaya juga mengintai misalnya stroke, usus buntu dan penyakit ginjal. Maka bila Anda termasuk ke dalam orang yang hobi mengkonsumsi makanan cepat saji, kurangilah hal itu dan mulai sayangi tubuh serta diri Anda sendiri. Perlu diketahui bahwa salah satu kandungan di dalam makanan instan yaitu lilin sulit dicerna tubuh. Lilin itu menghancurkan prinsip kerja sistem pencernaan tubuh sehingga makanan yang mengandung lilin akan dicerna dengan waktu minimal dua hari.


Berdasarkan teks di atas, pernyataan mana tentang micin yang benar...

Micin merupakan zat yang berbahaya

Micin mengurangi kemampuan individu dalam berfikir

Micin mengawetkan dan menyedapkan makanan

Micin hanya dikonsumsi remaja dan orang dewasa

Micin tidak berdampak langsung terhadap tubuh

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

2 mins • 1 pt

Indonesia adalah suatu negara dengan iklim tropis yang terdiri atas ribuan pulau. Walaupun daratan Indonesia tak seluas lautannya, hutan di Indonesia sangat banyak mulai dari ujung Aceh yaitu Sabang hingga Merauke (Papua). Beberapa tahun terakhir kebakaran di Indonesia kerap terjadi, hal itu disebabkan dua faktor yaitu faktor alam dan buatan (manusia).


Mengenai faktor alam memang tak ada yang dapat disalahkan, tetapi mengenai faktor buatan yaitu manusia itulah hal yang perlu dievaluasi. Manusia kini telah kehilangan kesadarannya hingga mereka melakukan hal-hal yang merugikan banyak pihak di antaranya merugikan lingkungan hidup contohnya hutan. Hutan adalah habitat dari ribuan spesies makhluk hidup yang saling bergantungan.


Maka dari itu, aksi manusia membakar hutan untuk memenuhi maksud dari dalam dirinya sendiri memang perlu diadili. Alasan mereka melakukan pembakaran hutan beragam mulai dari ingin membuka lahan tanam baru hingga berdirinya gedung-gedung bertingkat. Namun, hal yang disayangkan yaitu betapa mereka tak memikirkan aneka flora dan fauna yang tinggal di dalam hutan tersebut.


Flora dan fauna di dalam hutan akan melarikan diri bahkan akan mati hangus terbakar api yang berkobar karena ulah manusia. Mereka akan kehilangan habitat aslinya dan akibat dari hal tersebut yaitu larinya para satwa ke pemukiman penduduk. Mereka merasa tak lagi memiliki rumah yang dapat mereka tempati sehingga jalan terakhir ialah lari ke pemukiman warga sekitar.


Tak heran bila akhir-akhir ini kasus ditemukannya hewan liar seperti macan dan singa di pemukiman warga sering dikabarkan. Seperti kata pepatah bahwa apa yang kita lakukan akan berbalik ke diri sendiri, maka berbuatlah sesuatu yang baik. Sedangkan faktor alam dari kebakaran hutan yaitu musim kemarau dan adanya sambaran petir saat hujan.


Musim memang tak dapat diprediksi manusia, sehingga bila musim kemarau tiba dengan jangka waktu yang sangat panjang itu wajar. Namun, hal itu mempengaruhi keadaan hutan karena hutan yang setiap hari disinari matahari terik dapat menimbulkan percikan api. Hal ini juga serupa bila terjadi petir lalu petir tersebut menyambar suatu bagian hingga timbul percikan api.


Kata berimbuhan yang salah yang digunakan dalam paragraf terakhir adalah

Menyambar

Mempengaruhi

Menimbulkan

Diprediksi

Disinari

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

2 mins • 1 pt

Indonesia adalah suatu negara dengan iklim tropis yang terdiri atas ribuan pulau. Walaupun daratan Indonesia tak seluas lautannya, hutan di Indonesia sangat banyak mulai dari ujung Aceh yaitu Sabang hingga Merauke (Papua). Beberapa tahun terakhir kebakaran di Indonesia kerap terjadi, hal itu disebabkan dua faktor yaitu faktor alam dan buatan (manusia).


Mengenai faktor alam memang tak ada yang dapat disalahkan, tetapi mengenai faktor buatan yaitu manusia itulah hal yang perlu dievaluasi. Manusia kini telah kehilangan kesadarannya hingga mereka melakukan hal-hal yang merugikan banyak pihak di antaranya merugikan lingkungan hidup contohnya hutan. Hutan adalah habitat dari ribuan spesies makhluk hidup yang saling bergantungan.


Maka dari itu, aksi manusia membakar hutan untuk memenuhi maksud dari dalam dirinya sendiri memang perlu diadili. Alasan mereka melakukan pembakaran hutan beragam mulai dari ingin membuka lahan tanam baru hingga berdirinya gedung-gedung bertingkat. Namun, hal yang disayangkan yaitu betapa mereka tak memikirkan aneka flora dan fauna yang tinggal di dalam hutan tersebut.


Flora dan fauna di dalam hutan akan melarikan diri bahkan akan mati hangus terbakar api yang berkobar karena ulah manusia. Mereka akan kehilangan habitat aslinya dan akibat dari hal tersebut yaitu larinya para satwa ke pemukiman penduduk. Mereka merasa tak lagi memiliki rumah yang dapat mereka tempati sehingga jalan terakhir ialah lari ke pemukiman warga sekitar.


Tak heran bila akhir-akhir ini kasus ditemukannya hewan liar seperti macan dan singa di pemukiman warga sering dikabarkan. Seperti kata pepatah bahwa apa yang kita lakukan akan berbalik ke diri sendiri, maka berbuatlah sesuatu yang baik. Sedangkan faktor alam dari kebakaran hutan yaitu musim kemarau dan adanya sambaran petir saat hujan.


Musim memang tak dapat diprediksi manusia, sehingga bila musim kemarau tiba dengan jangka waktu yang sangat panjang itu wajar. Namun, hal itu mempengaruhi keadaan hutan karena hutan yang setiap hari disinari matahari terik dapat menimbulkan percikan api. Hal ini juga serupa bila terjadi petir lalu petir tersebut menyambar suatu bagian hingga timbul percikan api.


Pernyataan di bawah ini yang benar menurut paragraf kedua adalah....

Semua flora dan fauna tinggal di dalam hutan

Gedung bertingkat menyebabkan kebakaran hutan

Flora dan fauna dirugikan dalam kebakaran hutan

Flora dan fauna mati hangus dalam kebakaran hutan

Salah satu faktor alam dalam kebakaran hutan adalah munculnya petir saat hujan

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

2 mins • 1 pt

Indonesia adalah suatu negara dengan iklim tropis yang terdiri atas ribuan pulau. Walaupun daratan Indonesia tak seluas lautannya, hutan di Indonesia sangat banyak mulai dari ujung Aceh yaitu Sabang hingga Merauke (Papua). Beberapa tahun terakhir kebakaran di Indonesia kerap terjadi, hal itu disebabkan dua faktor yaitu faktor alam dan buatan (manusia).


Mengenai faktor alam memang tak ada yang dapat disalahkan, tetapi mengenai faktor buatan yaitu manusia itulah hal yang perlu dievaluasi. Manusia kini telah kehilangan kesadarannya hingga mereka melakukan hal-hal yang merugikan banyak pihak di antaranya merugikan lingkungan hidup contohnya hutan. Hutan adalah habitat dari ribuan spesies makhluk hidup yang saling bergantungan.


Maka dari itu, aksi manusia membakar hutan untuk memenuhi maksud dari dalam dirinya sendiri memang perlu diadili. Alasan mereka melakukan pembakaran hutan beragam mulai dari ingin membuka lahan tanam baru hingga berdirinya gedung-gedung bertingkat. Namun, hal yang disayangkan yaitu betapa mereka tak memikirkan aneka flora dan fauna yang tinggal di dalam hutan tersebut.


Flora dan fauna di dalam hutan akan melarikan diri bahkan akan mati hangus terbakar api yang berkobar karena ulah manusia. Mereka akan kehilangan habitat aslinya dan akibat dari hal tersebut yaitu larinya para satwa ke pemukiman penduduk. Mereka merasa tak lagi memiliki rumah yang dapat mereka tempati sehingga jalan terakhir ialah lari ke pemukiman warga sekitar.


Tak heran bila akhir-akhir ini kasus ditemukannya hewan liar seperti macan dan singa di pemukiman warga sering dikabarkan. Seperti kata pepatah bahwa apa yang kita lakukan akan berbalik ke diri sendiri, maka berbuatlah sesuatu yang baik. Sedangkan faktor alam dari kebakaran hutan yaitu musim kemarau dan adanya sambaran petir saat hujan.


Musim memang tak dapat diprediksi manusia, sehingga bila musim kemarau tiba dengan jangka waktu yang sangat panjang itu wajar. Namun, hal itu mempengaruhi keadaan hutan karena hutan yang setiap hari disinari matahari terik dapat menimbulkan percikan api. Hal ini juga serupa bila terjadi petir lalu petir tersebut menyambar suatu bagian hingga timbul percikan api.


Berdasarkan paragraf ke dua pernyataan manakah yang paling mungkin?

Hutan terbakar untuk menciptakan lahan

Hutan terbakar akibat aktivitas manusia

Hutan terbakar karena efek rumah kaca

Hutan terbakar di seluruh Indonesia

Hutan terbakar hanya karena manusia

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

2 mins • 1 pt

Indonesia adalah suatu negara dengan iklim tropis yang terdiri atas ribuan pulau. Walaupun daratan Indonesia tak seluas lautannya, hutan di Indonesia sangat banyak mulai dari ujung Aceh yaitu Sabang hingga Merauke (Papua). Beberapa tahun terakhir kebakaran di Indonesia kerap terjadi, hal itu disebabkan dua faktor yaitu faktor alam dan buatan (manusia).


Mengenai faktor alam memang tak ada yang dapat disalahkan, tetapi mengenai faktor buatan yaitu manusia itulah hal yang perlu dievaluasi. Manusia kini telah kehilangan kesadarannya hingga mereka melakukan hal-hal yang merugikan banyak pihak di antaranya merugikan lingkungan hidup contohnya hutan. Hutan adalah habitat dari ribuan spesies makhluk hidup yang saling bergantungan.


Maka dari itu, aksi manusia membakar hutan untuk memenuhi maksud dari dalam dirinya sendiri memang perlu diadili. Alasan mereka melakukan pembakaran hutan beragam mulai dari ingin membuka lahan tanam baru hingga berdirinya gedung-gedung bertingkat. Namun, hal yang disayangkan yaitu betapa mereka tak memikirkan aneka flora dan fauna yang tinggal di dalam hutan tersebut.


Flora dan fauna di dalam hutan akan melarikan diri bahkan akan mati hangus terbakar api yang berkobar karena ulah manusia. Mereka akan kehilangan habitat aslinya dan akibat dari hal tersebut yaitu larinya para satwa ke pemukiman penduduk. Mereka merasa tak lagi memiliki rumah yang dapat mereka tempati sehingga jalan terakhir ialah lari ke pemukiman warga sekitar.


Tak heran bila akhir-akhir ini kasus ditemukannya hewan liar seperti macan dan singa di pemukiman warga sering dikabarkan. Seperti kata pepatah bahwa apa yang kita lakukan akan berbalik ke diri sendiri, maka berbuatlah sesuatu yang baik. Sedangkan faktor alam dari kebakaran hutan yaitu musim kemarau dan adanya sambaran petir saat hujan.


Musim memang tak dapat diprediksi manusia, sehingga bila musim kemarau tiba dengan jangka waktu yang sangat panjang itu wajar. Namun, hal itu mempengaruhi keadaan hutan karena hutan yang setiap hari disinari matahari terik dapat menimbulkan percikan api. Hal ini juga serupa bila terjadi petir lalu petir tersebut menyambar suatu bagian hingga timbul percikan api.


Berdasarkan teks diatas mengapa banyak hewan liar berkeliaran di pemukiman

manusia?

Hewan liar tersebut tersesat

Hewan liar ingin memangsa manusia

Hewan liar mengalami kepanasan akibat kebakaran hutan

Hewan liar tersebut mengeksplorasi rumah manusia

Hewan liar kehilangan habitat aslinya

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?