BAHASA INDONESIA 2

BAHASA INDONESIA 2

11th Grade

20 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

Bahasa Melayu Ting 2 - Kata Ganti Nama Diri

Bahasa Melayu Ting 2 - Kata Ganti Nama Diri

1st - 12th Grade

15 Qs

Pantun, prosa dan Puisi

Pantun, prosa dan Puisi

6th Grade - University

20 Qs

Kuiz BM Tahun 4

Kuiz BM Tahun 4

KG - University

20 Qs

drama

drama

11th Grade

20 Qs

Kata Ganti Nama Diri Bahasa Melayu

Kata Ganti Nama Diri Bahasa Melayu

1st Grade - Professional Development

20 Qs

13/02/21

13/02/21

KG - Professional Development

20 Qs

ULANGAN HARIAN BAB DRAMA

ULANGAN HARIAN BAB DRAMA

KG - University

20 Qs

Kuiz BKSN Putaran Final

Kuiz BKSN Putaran Final

10th - 12th Grade

20 Qs

BAHASA INDONESIA 2

BAHASA INDONESIA 2

Assessment

Quiz

Other

11th Grade

Hard

Created by

Agung Satria

Used 25+ times

FREE Resource

20 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

5 mins • 1 pt

Harsono : Aku datang menebus dosaku terhadap anakku dan Citra.

Sutopo : Kau berani betul rupanya menyebut nama istriku.

Harsono : (kaget) Apa? Istri Mas?Citra jadi istri Mas?

Sutopo : Tidakkah kau tahu, Citra sudah jadi istriku sekarang?

Harsono : (gugup) Tapi mengapa?

Sutopo : Mengapa, Harsono? Toh ada yang tidak mengakui anak Citra sebagai anaknya, seorang

laki-laki!

Harsono : (tercengang) Tetapi … Dia anakku, Mas!

Sutopo : Sekarang, kau berani mengatakan itu, … dan lagi dia sudah meninggal!

Harsono : (tambah tecengang) Meninggal … anakku …?

Sutopo : Ya, sekarang dia sudah tidak perlu lagi menanggung malu karena bapaknya pengecut.

Isi kutipan drama tersebut adalah …

Pertengkaran Harsono dengan Sutopo yang sedang berebut Citra

Harsono ingin menebus dosanya kepada Citra dan anaknya, tetapi sudah terlambat

Keputusan Harsono yang sangat dalam atas hilangnya Citra dan anaknya.

Sutopo tidak memaafkan segala perbuatan Harsono kepada dia dan Citra

Ketidak pedulian Citra terhadap Harsono yang telah menghancurkan masa depannya

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

5 mins • 1 pt

Harsono : Aku datang menebus dosaku terhadap anakku dan Citra.

Sutopo : Kau berani betul rupanya menyebut nama istriku.

Harsono : (kaget) Apa? Istri Mas?Citra jadi istri Mas?

Sutopo : Tidakkah kau tahu, Citra sudah jadi istriku sekarang?

Harsono : (gugup) Tapi mengapa?

Sutopo : Mengapa, Harsono? Toh ada yang tidak mengakui anak Citra sebagai anaknya, seorang

laki-laki!

Harsono : (tercengang) Tetapi … Dia anakku, Mas!

Sutopo : Sekarang, kau berani mengatakan itu, … dan lagi dia sudah meninggal!

Harsono : (tambah tecengang) Meninggal … anakku …?

Sutopo : Ya, sekarang dia sudah tidak perlu lagi menanggung malu karena bapaknya pengecut.


Watak Sutopo yang sesuai dengan kutipan drama tersebut adalah …

cepat marah

bersikap tegas

sangat penurut

baik hati

mudah memaafkan

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

5 mins • 1 pt

Harsono : Aku datang menebus dosaku terhadap anakku dan Citra.

Sutopo : Kau berani betul rupanya menyebut nama istriku.

Harsono : (kaget) Apa? Istri Mas?Citra jadi istri Mas?

Sutopo : Tidakkah kau tahu, Citra sudah jadi istriku sekarang?

Harsono : (gugup) Tapi mengapa?

Sutopo : Mengapa, Harsono? Toh ada yang tidak mengakui anak Citra sebagai anaknya, seorang

laki-laki!

Harsono : (tercengang) Tetapi … Dia anakku, Mas!

Sutopo : Sekarang, kau berani mengatakan itu, … dan lagi dia sudah meninggal!

Harsono : (tambah tecengang) Meninggal … anakku …?

Sutopo : Ya, sekarang dia sudah tidak perlu lagi menanggung malu karena bapaknya pengecut.


Amanat yang terkandung dalam kutipan drama tersebut dapat diungkapkan dengan peribahasa …

keluar dari mulut buaya, masuk ke mulut harimau

Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna

Satu yang makan cempedak, semua kena getahnya.

Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai.

Ibarat air di daun talas, bula tertumpah tak tinggal bekas.

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

5 mins • 1 pt

Nirmala : Ya Allah! Di manakah Bilal dan Nurma? (tangis Nirmala pun meledak). Ya, Allah,

mengapa engkau ambil kedua anakku? Mengapa kau ambil kedua anakku? Mengapa tidak aku saja! (suasana di ruangan itu haru biru diliputi kesedihan mendalam begitu mendengar kejadian yang sebenarnya)

Dokter Anis : Bagaimana kejadiannya? (setelah keadaan agak mereda)

Sultan : Minggu pagi tanggal 26 Desember 2004 itu, kami sekeluarga sedang makan pagi di

ruang tengah. Tiba-tiba, terjadi gempa bumi cukup hebat.Kamu pun berhamburan keluar rumah. Saya menggendong Bilal, sedangkan Dik Nirmala menggendong Nurma! (jelas Sultan sambil menggigit bibir karena menahan kepedihan amat dalam) Setelah guncangan gempa itu reda, tiba-tiba dari arah pantai, orang berteriak-teriak Air! Air! “Ketika diterjang bah tsunami, kami pun berempat saling berangkulan. Selanjutnya, kami terseret ait bersama bangunan, pohon, mobil, dan bahan-bahan lain. Dik Nurmala dan kedua anak saya menjerit-jerit ketakutan karena timbul tenggelam dan tertimpa benda-benda yang terseret air.

Nirmala : Tidak lama kemudian, arus air yang menyeret kami menabrak bangunan bertingkat.

Kedua anak kami terlempar entah kemana.Saya dan istri pingsan dan tenggelam setelah itu saya tidak ingat apa-apa lagi!”

(Hanya Kebesaran dan Rahmat-Nya, Aku masih, Aisyah)


Masalah yang diungkapkan dalam kutipan naskah drama tersebut adalah …

Seorang ibu mengalami gangguan jiwa karena depresi yang berat.

Peristiwa bencana tsunami yang telah banyak menelan korban.

Orang tua yang kehilangan anak dan masih berharap anaknya kembali.

Orang tua yang ditinggalkan oleh kedua anaknya saat tsunmai Aceh.

Ketakutan orang tua akan kehilangan anak-anak yang dicintainya.

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

5 mins • 1 pt

Filsuf : (Mengangkat gagang telepon) Halo … Halo … minta bertemu dengan saya? Sekarang?

Setan : (Lemah lembut dan sopan) Maafkan aku karena mengganggu kesibukan malammu.

Filsuf : (Kebingungan) Engkau!

Setan : (Setan membungkuk dan merendah) Ya, akulah yang menelepon, mudah-mudahan

tampangku tidak menyeramkan.

Filsuf : Tampangmu tidak berbeda dengan manusia biasa.

Setan : Aku tahu bagaimana manusia melukiskan wajah setan yang begitu menyeramkan.

Filsuf : (Terkejut) Setan! Jadi kau ini Setan?

Setan : (Merendah diri) dengan segala rendah hati, inilah aku yang selalu diidentikkan dengan

beragam kata yang menakutkan.


Simpulan yang tepat sesuai dengan isi percapakapan drama tersebut adalah …

Setan dapat berubah bentuk sesuai dengan kehendaknya.

Filsuf dapat berteman dengan Setan.

Filsuf adalah tempat Setan mengadu.

Manusia sering menggambar wajah Setan dengan tampang seram.

Setan makhluk yang sudah merendah.

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

5 mins • 1 pt

Filsuf : (Mengangkat gagang telepon) Halo … Halo … minta bertemu dengan saya? Sekarang?

Setan : (Lemah lembut dan sopan) Maafkan aku karena mengganggu kesibukan malammu.

Filsuf : (Kebingungan) Engkau!

Setan : (Setan membungkuk dan merendah) Ya, akulah yang menelepon, mudah-mudahan

tampangku tidak menyeramkan.

Filsuf : Tampangmu tidak berbeda dengan manusia biasa.

Setan : Aku tahu bagaimana manusia melukiskan wajah setan yang begitu menyeramkan.

Filsuf : (Terkejut) Setan! Jadi kau ini Setan?

Setan : (Merendah diri) dengan segala rendah hati, inilah aku yang selalu diidentikkan dengan

beragam kata yang menakutkan.


Amanat yang tidak ingin disampaikan pengarang melalui drama tersebut adalah …

Kita perlu senantiasa waspada terhadap pengaruh setan karena pengaruhnya dapat menghancurkan kehidupan manusia.

Setan dapat menghampiri mangsanya denga sikap sopan santun, lemah lembut, dan penuh simpatik.

Janganlah percaya bahwa setan itu ada di sekeliling kita karena akan mengganggu kehidupan kita.

Kehadiran setan dalam kehidupan manusia dapat berwujud manusia dan selebihnya dalam wujud lain.

Pengaruh setan dapat melalui jalur akal, emosi, dan melalui telepon ataupun jalur lain.

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

5 mins • 1 pt

Yoga : Setelah kejadian itu, kamu jadi bahan pembicaraan.

Nisa : Ah, bisa saja kamu.

Yoga : Sungguh, Nis. Aku kagum padamu.

Nisa : Kagum …?

Yoga : Ya, saat itu kau jadi pahlawan. Tanpa kamu, kebakaran tersebut akan merusakkan

bangunan yang ada.

Nisa : Ah, apa yang aku lakukan ini belum ada apa-apanya disbanding dengan pengorbanan

orang lain.

Yoga : Ah, betul. Akan tetapi, aku sendiri rasanya takut pada saat itu.

Isi dialog tersebut menggambarkan watak pelaku dengan ekspresi …

rendah hati dan sombong

kagum dan rendah hati

kagum dan sombong

menyanjung dan menyombongkan diri

mengagumi dan rendah diri

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?