SUBTEST 1: PENALARAN UMUM
TEKS 1
1Matahari tepat berada di atas khatulistiwa pada Kamis, 21 Maret 2019. Pada saat itu, ketika tengah hari atau saat Matahari ada di atas kepala, maka semua benda yang ada di sepanjang garis khatulistiwa kehilangan bayangannya. Hilangnya bayang-bayang itu terjadi karena bayangan jatuh tegak lurus di bawah kaki atau sebuah benda. Namun, hilangnya bayang-bayang itu hanya terjadi saat Matahari tepat berada di atas kepala, bukan sepanjang hari. Beberapa kota di Indonesia yang ada di garis khatulistiwa dan mengalami fenomena hilangnya bayang-bayang itu pada 21 Maret lalu antara lain Bonjol di Pasaman (Sumatera Barat), Pontianak (Kalimantan Barat), Parigi Moutong (Sulawesi Tengah), dan Pulau Kayoa, Halmahera Selatan (Maluku Utara).
2Tahun 2019, Matahari tepat berada di atas khatulistiwa pada Kamis (21/3) pukul 04.58. Posisi Matahari di atas khatulistiwa pada bulan Maret itu bervariasi antara 19 Maret dan 21 Maret setiap tahun.Tahun 2019, Matahari tepat berada di atas khatulistiwa pada Kamis (21/3) pukul 04.58. Sementara itu, waktu Matahari tepat di atas kepala juga berubah-ubah hampir tiap hari dan berbeda untuk setiap daerah. Namun, untuk daerah di khatulistiwa, perbedaannya tidak terlalu mencolok.Pada Kamis (21/3), menurut timeanddate.cm, Matahari tepat di atas kepala di Pontianak terjadi pukul 11.49 WIB, Bonjol pada pukul 12.20 WIB, Parigi Moutong pada pukul 12.06 Wita, dan Pulau Kayoa pada pukul 12.37 WIT.
3Keberadaan Matahari yang tepat di atas khatulistiwa merupakan konsekuensi dari sumbu rotasi Bumi yang miring 23,5 derajat. Sembari berotasi atau berputar pada sumbunya, Bumi juga berevolusi mengelilingi Matahari. Akibatnya, Matahari seolah-olah bergerak bolak-balik dari belahan Bumi selatan ke belahan Bumi utara dan sebaliknya. Dosen Astronomi Institut Teknologi Bandung, Moedji Raharto, mengatakan, Matahari akan tepat berada di khatulistiwa sebanyak dua kali dalam satu tahun, yaitu antara 19 Maret dan 21 Maret (paling sering 20 Maret) dan 21-24 September (paling sering 23 September) (Kompas, 20 Maret 2018). Matahari akan tepat berada di khatulistiwa sebanyak dua kali dalam satu tahun
4Jika saat Matahari berada tepat di atas khatulistiwa, pancaran sinar Matahari akan terbagi rata ke seluruh permukaan Bumi. Maka, seluruh tempat di Bumi akan mengalami panjang waktu siang dan malam yang sama, yaitu sama-sama 12 jam.Karena itu, peristiwa ini disebut ekuinoks atau equinox yang diambil dari bahasa Latin, aequus yang berarti sama dan nox yang berarti malam. Meski demikian, pada kenyataannya, waktu siang pada saat ekuinoks sedikit lebih panjang dibandingkan dengan malamnya. Hal itu terjadi karena saat Matahari terbit dan terbenam lebih ditentukan berdasarkan pembiasan atau refraksi sinar Matahari oleh atmosfer Bumi.
5Ekuinoks yang terjadi pada Maret memiliki beberapa sebutan, mulai dari ekuinoks maret, vernal (spring) equinox, atau titik musim semi. Pada saat ini, Matahari seolah bergerak dari belahan Bumi selatan menuju belahan Bumi utara. Ekuinoks maret menjadi penanda datangnya musim semi di belahan Bumi utara, tetapi jadi tanda datangnya musim gugur di belahan Bumi selatan. Sebaliknya, ekuinoks september disebut autumnal equinox atau ekuinoks september yang jadi penanda datangnya musim gugur di belahan Bumi utara dan musim semi di belahan Bumi selatan. Pada saat ini, Matahari seolah bergerak dari belahan Bumi utara menuju belahan Bumi selatan. Berikut adalah data mengenai waktu titik musim semi (vernal Equinox).
Berdasarkan paragraf 1, jika siang hari ini sebagian benda di sepanjang khatulistiwa memiliki bayangan, maka …