Soal Cerpen PH

Soal Cerpen PH

Assessment

Quiz

World Languages

9th Grade

Medium

Created by

Sunarsih Sri

Used 11+ times

FREE Resource

Student preview

quiz-placeholder

40 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Cermati kutipan cerpen berikut!

Hingga tiga bulan lalu, suami Melani masih bisa menggarap lahan Pak Minto. Lahan itu sebelumnya hanya lahan mati dengan rumput ilalang setinggi orang dewasa. Setelah Melani dan suaminya datang sebagai keluarga jauh yang merantau, Pak Minto mengizinkan keduanya memanfaatkan lahan itu untuk cocok tanam. Daripada jadi lahan tak terurus, begitu kata Pak Minto.

Nilai sosial yang terdapat pada kutipan tersebut adalah ...

seorang suami yang masih bisa menggarap lahan

seseorang yang bisa memanfaatkan lahan mati

menolong orang yang memerlukan pekerjaan

suami yang bekerja keras menghidupi keluarganya

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Cermati kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal!

Dua gentong berusia ratusan tahun itu bagai sepasang manusia renta yang tercampakkan. Keduanya duduk muram di sudut kamar paling belakang. Menekur diam. Bibirnya berlumur lelehan pewarna yang pekat dan sudah mengering.

Menatap gentong tua itu tiba-tiba aku seperti melihat bayangan ibumu. Melihat kedua tangannya yang berwarna kerak nasi dan telah menghasilkan lembar-lembar batik gentongan, yang sebagian dijual dan sebagian lagi sudah dipersiapkan untuk pernikahanmu, sebagaimana kewajiban seorang ibu memersembahkan hadiah itu, meskipun sudah pernah kautegaskan bahwa itu tidak perlu!

Dialah perempuan Tanjungbumi yang tak lelah menyunggi tradisi meskipun berkelindan dengan sepi.

...

Hanya pada dua gentong tua itu akan kautemukan bayangan ibumu. Bersama benda peninggalan leluhur itulah ibumu berkarib memilin sepi. Menunggumu pulang dengan kerinduan berkelindan. Dan kini, benda tua itu tampak muram ditinggal pemiliknya. Gelap yang tersisa saat kulongokkan kepala, mengintip ke dalam. Mirip bilik hati ibumu; tak tertebak bagai lorong rahasia yang panjang.

("Gentong Tua", Muna Mayasari)

Makna gentong pada kutipan tersebut melambangkan ...

penderitaan

ibu tokoh

rumah di masa lalu

kerinduan

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Cermati kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal!

Dua gentong berusia ratusan tahun itu bagai sepasang manusia renta yang tercampakkan. Keduanya duduk muram di sudut kamar paling belakang. Menekur diam. Bibirnya berlumur lelehan pewarna yang pekat dan sudah mengering.

Menatap gentong tua itu tiba-tiba aku seperti melihat bayangan ibumu. Melihat kedua tangannya yang berwarna kerak nasi dan telah menghasilkan lembar-lembar batik gentongan, yang sebagian dijual dan sebagian lagi sudah dipersiapkan untuk pernikahanmu, sebagaimana kewajiban seorang ibu memersembahkan hadiah itu, meskipun sudah pernah kautegaskan bahwa itu tidak perlu!

Dialah perempuan Tanjungbumi yang tak lelah menyunggi tradisi meskipun berkelindan dengan sepi.

...

Hanya pada dua gentong tua itu akan kautemukan bayangan ibumu. Bersama benda peninggalan leluhur itulah ibumu berkarib memilin sepi. Menunggumu pulang dengan kerinduan berkelindan. Dan kini, benda tua itu tampak muram ditinggal pemiliknya. Gelap yang tersisa saat kulongokkan kepala, mengintip ke dalam. Mirip bilik hati ibumu; tak tertebak bagai lorong rahasia yang panjang.

("Gentong Tua", Muna Mayasari)

Maksud dari bilik hati dalam kutipan tersebut adalah ...

rahasia

kehidupan

perasaan

kepahitan

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Cermati kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal!

(1) Dua gentong berusia ratusan tahun itu bagai sepasang manusia renta yang tercampakkan. (2) Keduanya duduk muram di sudut kamar paling belakang. (3) Menekur diam. (4) Bibirnya berlumur lelehan pewarna yang pekat dan sudah mengering.

(5) Menatap gentong tua itu tiba-tiba aku seperti melihat bayangan ibumu. (6) Melihat kedua tangannya yang berwarna kerak nasi dan telah menghasilkan lembar-lembar batik gentongan, yang sebagian dijual dan sebagian lagi sudah dipersiapkan untuk pernikahanmu, sebagaimana kewajiban seorang ibu memersembahkan hadiah itu, meskipun sudah pernah kautegaskan bahwa itu tidak perlu!

(7) Dialah perempuan Tanjungbumi yang tak lelah menyunggi tradisi meskipun berkelindan dengan sepi.

...

(8) Hanya pada dua gentong tua itu akan kautemukan bayangan ibumu. (9) Bersama benda peninggalan leluhur itulah ibumu berkarib memilin sepi. (10) Menunggumu pulang dengan kerinduan berkelindan. (11) Dan kini, benda tua itu tampak muram ditinggal pemiliknya. (12) Gelap yang tersisa saat kulongokkan kepala, mengintip ke dalam. (13) Mirip bilik hati ibumu; tak tertebak bagai lorong rahasia yang panjang.

("Gentong Tua", Muna Mayasari)

Kalimat bermajas personifikasi dalam kutipan tersebut terdapat pada kalimat nomor

(2)

(5)

(8)

(12)

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Cermati kutipan berikut untuk menjawab soal!

Betul. Semasa kecil, saya sering didongengi ibu. Katanya hidup di surga itu nyaman sekali, tinggal tunjuk langsung jadi. Mau anggur akan diantar ke hadapan. Mau minum dan makan juga demikian. Bukankah sekarang zaman juga sudah begini? Haus dan lapar tinggal buka ponsel. Hanya perlu satu jari untuk membuatnya ada di depan mata. Lalu, mengapa harus susah payah memasak segala?

... Memasak yang dimaksud ibu saya bukan sekadar bisa, melainkan memang lihai sebab akan memengaruhi rasa.

Sekali lidah harus langsung enak terasa sehingga sampai sajian tandas di piring kenangan baiklah yang terbawa. Maka, demi memenuhi angan-angan punya anak perempuan yang bisa menyajikan penganan enak itu, ibu kemudian mendesak saya datang ke rumahnya.

"Ambil libur dua hari apa tidak bisa sama sekali?" desaknya di ujung telepon.

Saya menjepit ponsel di antara kepala dan bahu sementara sepasang tangan masih berusaha melepaskan sarung karet berwarna pucat. Saya memang baru keluar dari ruang operasi ketika ibu menelepon lagi untuk kesekian kali.

(Semangkuk Perpisahan di Meja Makan", Miranda Seftiana)

Konflik pada kutipan cerpen tersebut adalah ...

Tidak perlu bisa memasak untuk menjadi anak perempuan yang baik.

Seorang anak yang tidak menyempatkan waktu untuk bertemu ibunya.

Kemudahan mencari makanan dan minuman membuat seorang anak berselisih dengan ibunya.

Seorang ibu yang meminta anaknya untuk libur agar bisa belajar memasak dengannya.

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Cermati kutipan berikut untuk menjawab soal!

Betul. Semasa kecil, saya sering didongengi ibu. Katanya hidup di surga itu nyaman sekali, tinggal tunjuk langsung jadi. Mau anggur akan diantar ke hadapan. Mau minum dan makan juga demikian. Bukankah sekarang zaman juga sudah begini? Haus dan lapar tinggal buka ponsel. Hanya perlu satu jari untuk membuatnya ada di depan mata. Lalu, mengapa harus susah payah memasak segala?

... Memasak yang dimaksud ibu saya bukan sekadar bisa, melainkan memang lihai sebab akan memengaruhi rasa.

Sekali lidah harus langsung enak terasa sehingga sampai sajian tandas di piring kenangan baiklah yang terbawa. Maka, demi memenuhi angan-angan punya anak perempuan yang bisa menyajikan penganan enak itu, ibu kemudian mendesak saya datang ke rumahnya.

"Ambil libur dua hari apa tidak bisa sama sekali?" desaknya di ujung telepon.

Saya menjepit ponsel di antara kepala dan bahu sementara sepasang tangan masih berusaha melepaskan sarung karet berwarna pucat. Saya memang baru keluar dari ruang operasi ketika ibu menelepon lagi untuk kesekian kali.

(Semangkuk Perpisahan di Meja Makan", Miranda Seftiana)

Keterkaitan isi kutipan tersebut dengan kehidupan sehari-hari adalah ...

Anak perempuan di zaman sekarang tidak ada yang bisa memasak.

Seorang ibu yang memaksa anaknya untuk libur kerja.

Ketika lapar dan haus, seseorang dengan mudah bisa memesan makanan lewat ponselnya.

Orang dewasa akan selalu sibuk dengan pekerjaannya dan melupakan ibunya.

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Cermati kutipan novel berikut ini!

Di rumah aku belajar sampai jauh malam dan penyakit insomnia ternyata malah mendukungku. Aku adalah penderita insomnia yang paling produktif karena saat-saat tak bisa tidur kugunakan untuk membaca. Jika kelelahan belajar aku melakukan penyegaran mental yaitu kembali membuka buku. Seandainya Mereka Bisa Bicara dan di sana kutemukan bagaimana Herriot menghadapi kesulitan membuktikan dirinya di depan para petani Derbyshire yang sangat skeptis, keras kepala, dan antiperubahan. Dari buku itu juga aku merasakan angin pagi lembah Edensor yang dingin bertiup merasuki dadaku yang sesak setelah menyelusup di antara dedaunan astuaria. Membaca semua itu semangatku kembali terpompa dan hatiku semakin bening siap menerima pelajaran-pelajaran baru.

(Laskar Pelangi, Andrea Hirata)

Pendeskripsian watak tokoh Aku yang cerdas diungkapkan melalui ...

lingkungan tokoh

tingkah laku tokoh

pikiran tokoh

ucapan tokoh

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?