Latihan Teks Eksplanasi

Quiz
•
Other
•
8th Grade
•
Hard
Apryanti Puji Rahayu
Used 56+ times
FREE Resource
20 questions
Show all answers
1.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
2 mins • 1 pt
Jakarta, CNN Indonesia -- Penelitian data awal oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan Covid-19 varian Omicron lebih cepat menular ketimbang Delta dan dapat melemahkan vaksin yang ada saat ini.
"Berdasarkan data yang ada saat ini, Omicron kemungkinan bakal mengalahkan varian Delta di tempat di mana terjadi penularan antar-masyarakat," demikian pernyataan WHO yang dikutip AFP, Minggu (12/12).
Merujuk pada data yang dihimpun WHO, saat ini Omicron sudah menyebar di 63 negara. Mereka melihat Omicron cepat menyebar di Afrika Selatan, di mana varian Delta tak mendominasi.
Namun, mereka juga mencatat penyebaran cepat Covid-19 varian Omicron di Inggris, yang kasusnya secara keseluruhan sebenarnya masih didominasi Delta.
Lihat Juga :
Varian Omicron Diakui Tak Tingkatkan Keparahan di Afsel
Meski demikian, WHO menegaskan bahwa data yang ada saat ini masih kurang. Mereka pun belum dapat memastikan tingkat penularan Omicron tinggi karena lebih mudah menembus respons imun atau memang lebih cepat menular.
Selain itu, WHO juga menyatakan bahwa data awal menunjukkan Omicron menyebabkan "pengurangan efikasi vaksin terjadi infeksi dan penularan [Covid-19]."
Terlepas dari temuan tersebut, WHO menekankan bahwa infeksi virus corona varian Omicron sejauh ini hanya menyebabkan gejala ringan. Mereka masih mengumpulkan data untuk menentukan tingkat keparahan klinis Omicron.
Penelitian ini masih terus dilakukan setelah Afrika Selatan melaporkan temuan varian baru tersebut ke WHO pada 24 November lalu.
Sejak saat itu, banyak pakar memang menyebut Omicron lebih cepat menular dan kemungkinan dapat melemahkan vaksin yang sudah ada saat ini.
Kendati demikian, sejumlah produsen vaksin menyatakan bahwa suntikan mereka masih efektif melawan Omicron. Pfizer/BioNTech bahkan menyebut tiga dosis vaksin mereka efektif menangkal varian baru itu.
Berdasarkan teks di atas, Varian Omicron adalah ...
Varian dari mutasi virus H2N1
Berasal dari negara Indonesia
Omicron lebih lambat menular dan kemungkinannya dapat memperkuat vaksin yang sudah ada saat ini
sudah menyebar di 63 negara
2.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
2 mins • 1 pt
Jakarta, CNN Indonesia -- Penelitian data awal oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan Covid-19 varian Omicron lebih cepat menular ketimbang Delta dan dapat melemahkan vaksin yang ada saat ini.
"Berdasarkan data yang ada saat ini, Omicron kemungkinan bakal mengalahkan varian Delta di tempat di mana terjadi penularan antar-masyarakat," demikian pernyataan WHO yang dikutip AFP, Minggu (12/12).
Merujuk pada data yang dihimpun WHO, saat ini Omicron sudah menyebar di 63 negara. Mereka melihat Omicron cepat menyebar di Afrika Selatan, di mana varian Delta tak mendominasi.
Namun, mereka juga mencatat penyebaran cepat Covid-19 varian Omicron di Inggris, yang kasusnya secara keseluruhan sebenarnya masih didominasi Delta.
Lihat Juga :
Varian Omicron Diakui Tak Tingkatkan Keparahan di Afsel
Meski demikian, WHO menegaskan bahwa data yang ada saat ini masih kurang. Mereka pun belum dapat memastikan tingkat penularan Omicron tinggi karena lebih mudah menembus respons imun atau memang lebih cepat menular.
Selain itu, WHO juga menyatakan bahwa data awal menunjukkan Omicron menyebabkan "pengurangan efikasi vaksin terjadi infeksi dan penularan [Covid-19]."
Terlepas dari temuan tersebut, WHO menekankan bahwa infeksi virus corona varian Omicron sejauh ini hanya menyebabkan gejala ringan. Mereka masih mengumpulkan data untuk menentukan tingkat keparahan klinis Omicron.
Penelitian ini masih terus dilakukan setelah Afrika Selatan melaporkan temuan varian baru tersebut ke WHO pada 24 November lalu.
Sejak saat itu, banyak pakar memang menyebut Omicron lebih cepat menular dan kemungkinan dapat melemahkan vaksin yang sudah ada saat ini.
Kendati demikian, sejumlah produsen vaksin menyatakan bahwa suntikan mereka masih efektif melawan Omicron. Pfizer/BioNTech bahkan menyebut tiga dosis vaksin mereka efektif menangkal varian baru itu.
Manakah pernyataan di bawah ini yang tidak sesuai dengan teks eksplanasi di atas adalah ...
infeksi virus corona varian Omicron sejauh ini hanya menyebabkan gejala ringan
penelitian data awal oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan H2N1 varian Omicron lebih cepat menular ketimbang Delta dan dapat melemahkan vaksin yang ada saat ini
merujuk pada data yang dihimpun WHO, saat ini Omicron sudah menyebar di 63 negara
sejumlah produsen vaksin menyatakan bahwa suntikan mereka masih efektif melawan Omicron
3.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
1 min • 1 pt
Jakarta, CNN Indonesia -- Penelitian data awal oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan Covid-19 varian Omicron lebih cepat menular ketimbang Delta dan dapat melemahkan vaksin yang ada saat ini.
"Berdasarkan data yang ada saat ini, Omicron kemungkinan bakal mengalahkan varian Delta di tempat di mana terjadi penularan antar-masyarakat," demikian pernyataan WHO yang dikutip AFP, Minggu (12/12).
Merujuk pada data yang dihimpun WHO, saat ini Omicron sudah menyebar di 63 negara. Mereka melihat Omicron cepat menyebar di Afrika Selatan, di mana varian Delta tak mendominasi.
Namun, mereka juga mencatat penyebaran cepat Covid-19 varian Omicron di Inggris, yang kasusnya secara keseluruhan sebenarnya masih didominasi Delta.
Lihat Juga :
Varian Omicron Diakui Tak Tingkatkan Keparahan di Afsel
Meski demikian, WHO menegaskan bahwa data yang ada saat ini masih kurang. Mereka pun belum dapat memastikan tingkat penularan Omicron tinggi karena lebih mudah menembus respons imun atau memang lebih cepat menular.
Selain itu, WHO juga menyatakan bahwa data awal menunjukkan Omicron menyebabkan "pengurangan efikasi vaksin terjadi infeksi dan penularan [Covid-19]."
Terlepas dari temuan tersebut, WHO menekankan bahwa infeksi virus corona varian Omicron sejauh ini hanya menyebabkan gejala ringan. Mereka masih mengumpulkan data untuk menentukan tingkat keparahan klinis Omicron.
Penelitian ini masih terus dilakukan setelah Afrika Selatan melaporkan temuan varian baru tersebut ke WHO pada 24 November lalu.
Sejak saat itu, banyak pakar memang menyebut Omicron lebih cepat menular dan kemungkinan dapat melemahkan vaksin yang sudah ada saat ini.
Kendati demikian, sejumlah produsen vaksin menyatakan bahwa suntikan mereka masih efektif melawan Omicron. Pfizer/BioNTech bahkan menyebut tiga dosis vaksin mereka efektif menangkal varian baru itu.
Jika merujuk pada data yang dihimpun oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), varian Omicron ini sudha menyebari di beberapa negara, di angka berapakah varian Omicron ini menyebar per tanggal 12 Desember 2021?
24 negara
36 negara
63 negara
19 negara
4.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
1 min • 1 pt
Jakarta, CNN Indonesia -- Penelitian data awal oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan Covid-19 varian Omicron lebih cepat menular ketimbang Delta dan dapat melemahkan vaksin yang ada saat ini.
"Berdasarkan data yang ada saat ini, Omicron kemungkinan bakal mengalahkan varian Delta di tempat di mana terjadi penularan antar-masyarakat," demikian pernyataan WHO yang dikutip AFP, Minggu (12/12).
Merujuk pada data yang dihimpun WHO, saat ini Omicron sudah menyebar di 63 negara. Mereka melihat Omicron cepat menyebar di Afrika Selatan, di mana varian Delta tak mendominasi.
Namun, mereka juga mencatat penyebaran cepat Covid-19 varian Omicron di Inggris, yang kasusnya secara keseluruhan sebenarnya masih didominasi Delta.
Lihat Juga :
Varian Omicron Diakui Tak Tingkatkan Keparahan di Afsel
Meski demikian, WHO menegaskan bahwa data yang ada saat ini masih kurang. Mereka pun belum dapat memastikan tingkat penularan Omicron tinggi karena lebih mudah menembus respons imun atau memang lebih cepat menular.
Selain itu, WHO juga menyatakan bahwa data awal menunjukkan Omicron menyebabkan "pengurangan efikasi vaksin terjadi infeksi dan penularan [Covid-19]."
Terlepas dari temuan tersebut, WHO menekankan bahwa infeksi virus corona varian Omicron sejauh ini hanya menyebabkan gejala ringan. Mereka masih mengumpulkan data untuk menentukan tingkat keparahan klinis Omicron.
Penelitian ini masih terus dilakukan setelah Afrika Selatan melaporkan temuan varian baru tersebut ke WHO pada 24 November lalu.
Sejak saat itu, banyak pakar memang menyebut Omicron lebih cepat menular dan kemungkinan dapat melemahkan vaksin yang sudah ada saat ini.
Kendati demikian, sejumlah produsen vaksin menyatakan bahwa suntikan mereka masih efektif melawan Omicron. Pfizer/BioNTech bahkan menyebut tiga dosis vaksin mereka efektif menangkal varian baru itu.
Dampak dari varian virus Omicron tersebut adalah ...
omicron lebih menular dan kemungkinan dapat melemahkan vaksin yang sudah ada saat ini
hanya menyebabkan gejala batuk saja
tidak dapat menyebar begitu saja di 63 negara
kemungkinan bakal mengalahkan varian Delta di tempat di mana terjadi penularan antar-masyarakat
5.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
1 min • 1 pt
Jakarta, CNN Indonesia -- Penelitian data awal oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan Covid-19 varian Omicron lebih cepat menular ketimbang Delta dan dapat melemahkan vaksin yang ada saat ini.
"Berdasarkan data yang ada saat ini, Omicron kemungkinan bakal mengalahkan varian Delta di tempat di mana terjadi penularan antar-masyarakat," demikian pernyataan WHO yang dikutip AFP, Minggu (12/12).
Merujuk pada data yang dihimpun WHO, saat ini Omicron sudah menyebar di 63 negara. Mereka melihat Omicron cepat menyebar di Afrika Selatan, di mana varian Delta tak mendominasi.
Namun, mereka juga mencatat penyebaran cepat Covid-19 varian Omicron di Inggris, yang kasusnya secara keseluruhan sebenarnya masih didominasi Delta.
Lihat Juga :
Varian Omicron Diakui Tak Tingkatkan Keparahan di Afsel
Meski demikian, WHO menegaskan bahwa data yang ada saat ini masih kurang. Mereka pun belum dapat memastikan tingkat penularan Omicron tinggi karena lebih mudah menembus respons imun atau memang lebih cepat menular.
Selain itu, WHO juga menyatakan bahwa data awal menunjukkan Omicron menyebabkan "pengurangan efikasi vaksin terjadi infeksi dan penularan [Covid-19]."
Terlepas dari temuan tersebut, WHO menekankan bahwa infeksi virus corona varian Omicron sejauh ini hanya menyebabkan gejala ringan. Mereka masih mengumpulkan data untuk menentukan tingkat keparahan klinis Omicron.
Penelitian ini masih terus dilakukan setelah Afrika Selatan melaporkan temuan varian baru tersebut ke WHO pada 24 November lalu.
Sejak saat itu, banyak pakar memang menyebut Omicron lebih cepat menular dan kemungkinan dapat melemahkan vaksin yang sudah ada saat ini.
Kendati demikian, sejumlah produsen vaksin menyatakan bahwa suntikan mereka masih efektif melawan Omicron. Pfizer/BioNTech bahkan menyebut tiga dosis vaksin mereka efektif menangkal varian baru itu.
Informasi faktual dari teks di atas adalah ...
berdasarkan data yang ada saat ini, Omicrin kemungkinan bakal mengalahkan varian Delta di tempat di mana terjadi penularan antar - masyarakat
merujuk pada data yang dihimpun WHO, saat ini Omicron sudah menyebar di 63 negara. Mereka melihat Omicron cepat menyebar di Afrika Selatan, di mana varian Delta tak mendominasi
Omicron lebih cepat menular dan kemungkinan dapat melemahkan vaksin yang sudah ada saat ini
WHO menegaskan bahwa data yang ada saat ini masih kurang. Mereka pun belum dapat memastikan tingkat penularan Omicron tinggi karena lebih mudah menembus respon imun atau memang lebih cepat menular
6.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
1 min • 1 pt
-Menuju Indonesia Lebih Baik dengan Mobil Listrik -
Di Indonesia, polusi udara masih menjadi masalah besar. Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, kendaraan bermotor menjadi penyebab terbesarnya. Ini tak mengherankan, sebab berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2017), jumlah kendaraan bermotor mencapai 138,56 juta unit. Namun, pemerintah tak tinggal diam. Selain terus membangun infrastruktur kendaraan umum seperti MRT dan LRT, pemerintah juga menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan. Menurut Presiden Jokowi, regulasi ini dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi energi, serta ketahanan dan konservasi energi sektor transportasi. Lebih jauh lagi, peraturan ini bertujuan jangka panjang: mewujudkan energi bersih, kualitas udara bersih dan ramah lingkungan, serta membuktikan komitmen pemerintah menurunkan emisi gas rumah kaca. “Perlu pengaturan yang mendukung percepatan program kendaraan bermotor listrik untuk memberikan arah, landasan, dan kepastian hukum dalam pelaksanaan percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan,” tulis Jokowi dalam peraturan itu. Menindaklanjuti peraturan itu, sejumlah peraturan turut mendukung akselerasi mobil listrik di Indonesia. Misalkan PP Nomor 73 tahun 2019 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor (PpnBM). Dalam aturan ini, pengenaan pajak akan berdasarkan emisi gas buang. Artinya, semakin besar emisi sebuah kendaraan, maka pajaknya akan semakin besar. Selain itu Kementerian Perhubungan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hingga Kementerian Perindustrian juga turut mengeluarkan peraturan yang menyokong keberadaan mobil listrik di Indonesia. Dengan segala dukungan tersebut, Kementerian ESDM memperkirakan akan terjadi tren mobil listrik di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, tahun 2021 ini diperkirakan akan ada 125 ribu unit mobil listrik membanjiri pasar otomotif dalam negeri. Pada 2030, diperkirakan jumlah mobil listrik akan menyentuh angka 2,2 juta unit. Meski jumlahnya besar—dan diasumsikan akan mengurangi penggunaan mobil berbahan bakar fosil— kendaraan listrik ini justru bisa mengurangi konsumsi BBM hingga 9,44 juta kilo liter per tahun. Pemerintah juga mempunyai target panjang untuk menghadirkan 2 juta unit mobil listrik pada 2030, yang bersama motor listrik, bisa menurunkan CO2 sebanyak 11,1 juta ton serta menghemat devisa hingga 1,8 miliar dolar karena pengurangan impor BBM.Baca selengkapnya di artikel "Menuju Indonesia Lebih Baik dengan Mobil Listrik".
Menuju Indonesia Lebih Baik dengan Mobil Listrik Ilustrasi Mobil Listrik Ramah Lingkungan. FOTO/iStock Penulis: Advertorial - 7 Feb 2021 22:01 WIB Dibaca Normal 3 menit Tahun ini, 125 ribu unit mobil listrik diperkirakan bakal membanjiri pasar otomotif dalam negeri. tirto.id - Di Indonesia, polusi udara masih menjadi masalah besar. Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, kendaraan bermotor menjadi penyebab terbesarnya. Ini tak mengherankan, sebab berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2017), jumlah kendaraan bermotor mencapai 138,56 juta unit. Namun, pemerintah tak tinggal diam. Selain terus membangun infrastruktur kendaraan umum seperti MRT dan LRT, pemerintah juga menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan. Menurut Presiden Jokowi, regulasi ini dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi energi, serta ketahanan dan konservasi energi sektor transportasi. Lebih jauh lagi, peraturan ini bertujuan jangka panjang: mewujudkan energi bersih, kualitas udara bersih dan ramah lingkungan, serta membuktikan komitmen pemerintah menurunkan emisi gas rumah kaca. “Perlu pengaturan yang mendukung percepatan program kendaraan bermotor listrik untuk memberikan arah, landasan, dan kepastian hukum dalam pelaksanaan percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan,” tulis Jokowi dalam peraturan itu. Menindaklanjuti peraturan itu, sejumlah peraturan turut mendukung akselerasi mobil listrik di Indonesia. Misalkan PP Nomor 73 tahun 2019 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor (PpnBM). Dalam aturan ini, pengenaan pajak akan berdasarkan emisi gas buang. Artinya, semakin besar emisi sebuah kendaraan, maka pajaknya akan semakin besar. Selain itu Kementerian Perhubungan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hingga Kementerian Perindustrian juga turut mengeluarkan peraturan yang menyokong keberadaan mobil listrik di Indonesia. Dengan segala dukungan tersebut, Kementerian ESDM memperkirakan akan terjadi tren mobil listrik di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, tahun 2021 ini diperkirakan akan ada 125 ribu unit mobil listrik membanjiri pasar otomotif dalam negeri. Pada 2030, diperkirakan jumlah mobil listrik akan menyentuh angka 2,2 juta unit. Meski jumlahnya besar—dan diasumsikan akan mengurangi penggunaan mobil berbahan bakar fosil— kendaraan listrik ini justru bisa mengurangi konsumsi BBM hingga 9,44 juta kilo liter per tahun. Pemerintah juga mempunyai target panjang untuk menghadirkan 2 juta unit mobil listrik pada 2030, yang bersama motor listrik, bisa menurunkan CO2 sebanyak 11,1 juta ton serta menghemat devisa hingga 1,8 miliar dolar karena pengurangan impor BBM.
Sumber : Advertorial 2021. "Menuju Indonesia Lebih Baik dengan Mobil Listrik", Tirto.id.
Berdasarkan teks di atas, ada berapa hal yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi polusi di Indonesia adalah ...
1
2
3
4
7.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
1 min • 1 pt
-Menuju Indonesia Lebih Baik dengan Mobil Listrik -
Di Indonesia, polusi udara masih menjadi masalah besar. Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, kendaraan bermotor menjadi penyebab terbesarnya. Ini tak mengherankan, sebab berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2017), jumlah kendaraan bermotor mencapai 138,56 juta unit. Namun, pemerintah tak tinggal diam. Selain terus membangun infrastruktur kendaraan umum seperti MRT dan LRT, pemerintah juga menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan. Menurut Presiden Jokowi, regulasi ini dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi energi, serta ketahanan dan konservasi energi sektor transportasi. Lebih jauh lagi, peraturan ini bertujuan jangka panjang: mewujudkan energi bersih, kualitas udara bersih dan ramah lingkungan, serta membuktikan komitmen pemerintah menurunkan emisi gas rumah kaca. “Perlu pengaturan yang mendukung percepatan program kendaraan bermotor listrik untuk memberikan arah, landasan, dan kepastian hukum dalam pelaksanaan percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan,” tulis Jokowi dalam peraturan itu. Menindaklanjuti peraturan itu, sejumlah peraturan turut mendukung akselerasi mobil listrik di Indonesia. Misalkan PP Nomor 73 tahun 2019 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor (PpnBM). Dalam aturan ini, pengenaan pajak akan berdasarkan emisi gas buang. Artinya, semakin besar emisi sebuah kendaraan, maka pajaknya akan semakin besar. Selain itu Kementerian Perhubungan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hingga Kementerian Perindustrian juga turut mengeluarkan peraturan yang menyokong keberadaan mobil listrik di Indonesia. Dengan segala dukungan tersebut, Kementerian ESDM memperkirakan akan terjadi tren mobil listrik di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, tahun 2021 ini diperkirakan akan ada 125 ribu unit mobil listrik membanjiri pasar otomotif dalam negeri. Pada 2030, diperkirakan jumlah mobil listrik akan menyentuh angka 2,2 juta unit. Meski jumlahnya besar—dan diasumsikan akan mengurangi penggunaan mobil berbahan bakar fosil— kendaraan listrik ini justru bisa mengurangi konsumsi BBM hingga 9,44 juta kilo liter per tahun. Pemerintah juga mempunyai target panjang untuk menghadirkan 2 juta unit mobil listrik pada 2030, yang bersama motor listrik, bisa menurunkan CO2 sebanyak 11,1 juta ton serta menghemat devisa hingga 1,8 miliar dolar karena pengurangan impor BBM.Baca selengkapnya di artikel "Menuju Indonesia Lebih Baik dengan Mobil Listrik".
Menuju Indonesia Lebih Baik dengan Mobil Listrik Ilustrasi Mobil Listrik Ramah Lingkungan. FOTO/iStock Penulis: Advertorial - 7 Feb 2021 22:01 WIB Dibaca Normal 3 menit Tahun ini, 125 ribu unit mobil listrik diperkirakan bakal membanjiri pasar otomotif dalam negeri. tirto.id - Di Indonesia, polusi udara masih menjadi masalah besar. Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, kendaraan bermotor menjadi penyebab terbesarnya. Ini tak mengherankan, sebab berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2017), jumlah kendaraan bermotor mencapai 138,56 juta unit. Namun, pemerintah tak tinggal diam. Selain terus membangun infrastruktur kendaraan umum seperti MRT dan LRT, pemerintah juga menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan. Menurut Presiden Jokowi, regulasi ini dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi energi, serta ketahanan dan konservasi energi sektor transportasi. Lebih jauh lagi, peraturan ini bertujuan jangka panjang: mewujudkan energi bersih, kualitas udara bersih dan ramah lingkungan, serta membuktikan komitmen pemerintah menurunkan emisi gas rumah kaca. “Perlu pengaturan yang mendukung percepatan program kendaraan bermotor listrik untuk memberikan arah, landasan, dan kepastian hukum dalam pelaksanaan percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan,” tulis Jokowi dalam peraturan itu. Menindaklanjuti peraturan itu, sejumlah peraturan turut mendukung akselerasi mobil listrik di Indonesia. Misalkan PP Nomor 73 tahun 2019 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor (PpnBM). Dalam aturan ini, pengenaan pajak akan berdasarkan emisi gas buang. Artinya, semakin besar emisi sebuah kendaraan, maka pajaknya akan semakin besar. Selain itu Kementerian Perhubungan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hingga Kementerian Perindustrian juga turut mengeluarkan peraturan yang menyokong keberadaan mobil listrik di Indonesia. Dengan segala dukungan tersebut, Kementerian ESDM memperkirakan akan terjadi tren mobil listrik di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, tahun 2021 ini diperkirakan akan ada 125 ribu unit mobil listrik membanjiri pasar otomotif dalam negeri. Pada 2030, diperkirakan jumlah mobil listrik akan menyentuh angka 2,2 juta unit. Meski jumlahnya besar—dan diasumsikan akan mengurangi penggunaan mobil berbahan bakar fosil— kendaraan listrik ini justru bisa mengurangi konsumsi BBM hingga 9,44 juta kilo liter per tahun. Pemerintah juga mempunyai target panjang untuk menghadirkan 2 juta unit mobil listrik pada 2030, yang bersama motor listrik, bisa menurunkan CO2 sebanyak 11,1 juta ton serta menghemat devisa hingga 1,8 miliar dolar karena pengurangan impor BBM.
Sumber : Advertorial 2021. "Menuju Indonesia Lebih Baik dengan Mobil Listrik", Tirto.id.
Tindakan yang dilakukan pemerintah dalam menanggapi permaslahan polusi udara adalah ...
memperbanyak produktifitas kendaraan bermotor
memperbanyak kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri transportasi agar peroduksi kendaraan bermotor semakin banyak di Indonesia
membangun infrastruktur kendaraan umum seperti MRT dan LRT
perlu adanya pengaturan yang mendukung percepatan program kendaraan bermotor listrik
Create a free account and access millions of resources
Similar Resources on Wayground
20 questions
K3 Listrik

Quiz
•
1st - 12th Grade
15 questions
latihan soal UK TKR 2

Quiz
•
1st Grade - Professio...
20 questions
Silogisme dan Logika

Quiz
•
6th Grade - University
20 questions
Tema Kelas 6

Quiz
•
6th Grade - University
20 questions
Pengetahuan Umum

Quiz
•
1st - 12th Grade
25 questions
Bahasa Indonesia KELAS 5

Quiz
•
5th Grade - University
20 questions
Soal P5 Gaya Hidup Berkelanjutan Kelas 8

Quiz
•
8th Grade
25 questions
kelas 4 Tema 2 sub tema 1

Quiz
•
8th - 9th Grade
Popular Resources on Wayground
50 questions
Trivia 7/25

Quiz
•
12th Grade
11 questions
Standard Response Protocol

Quiz
•
6th - 8th Grade
11 questions
Negative Exponents

Quiz
•
7th - 8th Grade
12 questions
Exponent Expressions

Quiz
•
6th Grade
4 questions
Exit Ticket 7/29

Quiz
•
8th Grade
20 questions
Subject-Verb Agreement

Quiz
•
9th Grade
20 questions
One Step Equations All Operations

Quiz
•
6th - 7th Grade
18 questions
"A Quilt of a Country"

Quiz
•
9th Grade