SOAL AKM

SOAL AKM

4th Grade

14 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

LKPD TUMBUHAN SAHABATKU: PEMBELAJARAN 1

LKPD TUMBUHAN SAHABATKU: PEMBELAJARAN 1

4th - 6th Grade

11 Qs

The Baobab Tree (Part 1)

The Baobab Tree (Part 1)

3rd - 5th Grade

11 Qs

KELAS 4 TEMA Berbagai  pekerjaan

KELAS 4 TEMA Berbagai pekerjaan

4th Grade

10 Qs

Aku Bisa

Aku Bisa

4th Grade

11 Qs

contoh saja

contoh saja

4th Grade

11 Qs

Kuis Pengayaan Kelas 4 SDI Al Wathoniyah 43

Kuis Pengayaan Kelas 4 SDI Al Wathoniyah 43

3rd - 4th Grade

15 Qs

Asal usul pulau nusakambangan

Asal usul pulau nusakambangan

1st - 5th Grade

16 Qs

Soal Literasi AKM - Sekolah Dasar

Soal Literasi AKM - Sekolah Dasar

2nd - 5th Grade

15 Qs

SOAL AKM

SOAL AKM

Assessment

Quiz

Physics, Social Studies

4th Grade

Hard

Created by

ZAKI ZAKI

Used 24+ times

FREE Resource

14 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 5 pts

Menerima Rp180 Juta, Politikus PPP Ditahan KPK

Suap Pengalokasian DAK Labuhanbatu Utara

Jakarta, Jawa Pos­ – Politisi kembali mengisi ruang tahanan KPK. Kemarin (11/11) lembaga antirasuah itu menahan Irgan Chairul Mahfiz sehubungan dengan skandal suap terkait pengalokasian dana alokasi khusus (DAK) Labuhanbatu Utara (Labura) tahun 2017 dan 2018.

Wakil Ketua KPK, Lili Pintauli Siregar, menjelaskan penyidikan tersangka Irgan yang merupakan mantan wakil ketua Komisi IX DPR dilakukan sejak 17 April lalu. Dalam perkara tersebut, KPK juga menetapkan Bupati Labura, Kharuddin Syah Sitorus, sebagai tersangka.

Pada Selasa (10/11) KPK telah menahan Kharuddin.

Perkara itu merupakan pengembangan skandal suap terkait usulan dana perimbangan keuangan daerah di RAPBN Perubahan 2018 yang diawali OTT 4 Mei 2018. “Di proses penyidikan dan mencermati fakta-fakta yang berkembang sehingga ditemukan dugaan tindak pidana korupsi yang melibatkan pihak lain,” kata Lili dalam konferensi pers di gedung KPK kemarin.

Selain Irgan dan Kharuddin, KPK sebelumnya telah menyeret sejumlah pihak yang terlibat dalam skandal suap dana perimbangan tersebut. Di antaranya Amin Santono (anggota DPR 2014—2019), Eka Kamaluddin (swasta), Yaya Purnomo (pegawai Ditjen Perimbangan Kementerian Keuangan), Ahmad Ghiast (swasta), Sukiman (anggota DPR 2014—2019), Natan Pasomba (Plt Kadis PU Pegunungan Arfak), dan Budi Budiman (Walikota Tasikmalaya).

Selain Walikota Tasikmalaya, nama-nama yang terlibat dalam skandal suap tersebut telah menjalani persidangan dan divonis bersalah oleh majelis hakim. Sementara itu, Budi Budiman saat ini masih menjalani proses penyidikan dan ditahan di Rutan KPK terhitung sejak 25 Oktober. Lili menerangkan, keterlibatan Irgan dalam perkara tersebut berawal dari DAK Labura Rp49 miliar yang dibagi menjadi dua bagian. Untuk pelayanan kesehatan dasar Rp19 miliar dan pelayanan kesehatan rujukan RSUD Aek Kanopan Rp30 miliar. Namun, rencana itu belum ada di Kementerian Keuangan karena belum disetujui Kementerian Kesehatan. “Karena ada kesalahan input data,” ungkapnya.

Singkat cerita, pegawai Kemenkeu, Yaya Purnomo, yang dimintai tolong untuk menyelesaikan masalah tersebut berkoordinasi dengan Wakil Bendahara Umum PPP, Puji Shuartono. Puji lantas meminta Irgan mengupayakan pembahasan DAK Labura di desk Kemenkes. Setelah pembahasan terjadi, Puji meminta Yaya mentransfer uang ke Irgan.

Pertama, uang yang ditransfer ke rekening politikus PPP tersebut Rp20 juta. Selanjutnya Rp80 juta. Selain itu, Irgan menerima dana dari setor tunai Rp80 juta. Dengan demikian, total uang yang masuk ke rekening Irgan terkait pembahasan DAK Labura sebesar Rp180 juta. “KPK akan terus mengembangan perkara hingga seluruh pelaku yang terlibat bertanggungjawab,” tegas Lili. (tyo/c9/fal) Koran Jawa Pos, 12 November 2020.

Kata bercetak miring pada paragraf pertama berarti…

Anti Korupsi

Sorry Bang Jago

Sorogan

Korupsi

Suap

2.

FILL IN THE BLANK QUESTION

1 min • 5 pts

Menerima Rp180 Juta, Politikus PPP Ditahan KPK

Suap Pengalokasian DAK Labuhanbatu Utara

Jakarta, Jawa Pos­ – Politisi kembali mengisi ruang tahanan KPK. Kemarin (11/11) lembaga antirasuah itu menahan Irgan Chairul Mahfiz sehubungan dengan skandal suap terkait pengalokasian dana alokasi khusus (DAK) Labuhanbatu Utara (Labura) tahun 2017 dan 2018.

Wakil Ketua KPK, Lili Pintauli Siregar, menjelaskan penyidikan tersangka Irgan yang merupakan mantan wakil ketua Komisi IX DPR dilakukan sejak 17 April lalu. Dalam perkara tersebut, KPK juga menetapkan Bupati Labura, Kharuddin Syah Sitorus, sebagai tersangka.

Pada Selasa (10/11) KPK telah menahan Kharuddin.

Perkara itu merupakan pengembangan skandal suap terkait usulan dana perimbangan keuangan daerah di RAPBN Perubahan 2018 yang diawali OTT 4 Mei 2018. “Di proses penyidikan dan mencermati fakta-fakta yang berkembang sehingga ditemukan dugaan tindak pidana korupsi yang melibatkan pihak lain,” kata Lili dalam konferensi pers di gedung KPK kemarin.

Selain Irgan dan Kharuddin, KPK sebelumnya telah menyeret sejumlah pihak yang terlibat dalam skandal suap dana perimbangan tersebut. Di antaranya Amin Santono (anggota DPR 2014—2019), Eka Kamaluddin (swasta), Yaya Purnomo (pegawai Ditjen Perimbangan Kementerian Keuangan), Ahmad Ghiast (swasta), Sukiman (anggota DPR 2014—2019), Natan Pasomba (Plt Kadis PU Pegunungan Arfak), dan Budi Budiman (Walikota Tasikmalaya).

Selain Walikota Tasikmalaya, nama-nama yang terlibat dalam skandal suap tersebut telah menjalani persidangan dan divonis bersalah oleh majelis hakim. Sementara itu, Budi Budiman saat ini masih menjalani proses penyidikan dan ditahan di Rutan KPK terhitung sejak 25 Oktober. Lili menerangkan, keterlibatan Irgan dalam perkara tersebut berawal dari DAK Labura Rp49 miliar yang dibagi menjadi dua bagian. Untuk pelayanan kesehatan dasar Rp19 miliar dan pelayanan kesehatan rujukan RSUD Aek Kanopan Rp30 miliar. Namun, rencana itu belum ada di Kementerian Keuangan karena belum disetujui Kementerian Kesehatan. “Karena ada kesalahan input data,” ungkapnya.

Singkat cerita, pegawai Kemenkeu, Yaya Purnomo, yang dimintai tolong untuk menyelesaikan masalah tersebut berkoordinasi dengan Wakil Bendahara Umum PPP, Puji Shuartono. Puji lantas meminta Irgan mengupayakan pembahasan DAK Labura di desk Kemenkes. Setelah pembahasan terjadi, Puji meminta Yaya mentransfer uang ke Irgan.

Pertama, uang yang ditransfer ke rekening politikus PPP tersebut Rp20 juta. Selanjutnya Rp80 juta. Selain itu, Irgan menerima dana dari setor tunai Rp80 juta. Dengan demikian, total uang yang masuk ke rekening Irgan terkait pembahasan DAK Labura sebesar Rp180 juta. “KPK akan terus mengembangan perkara hingga seluruh pelaku yang terlibat bertanggungjawab,” tegas Lili. (tyo/c9/fal) Koran Jawa Pos, 12 November 2020.

Kata bercetak miring pada paragraf pertama berarti…

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 5 pts

Media Image

Apakah tujuan melakukan pemanasan sebelum mendaki gunung?

Meregangkan otot-otot agar kinerja otot dan tulang lebih baik

Mengantisipasi agar tidak mengalami kelelahan otot dan tulang

Menghindari cedera tangan dan kaki pada saat mencapai puncak gunung

Menghindari cedera tangan dan kaki pada saat mencapai puncak gunung

Menumbuhkan semangat dan kekompakan dengan kelompok

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 5 pts

Media Image

Mengapa kita perlu memilih waktu untuk mendaki?

Karena untuk memperhitungkan dengan siapa saja kita akan mendaki

Karena kita perlu menata jadwal agar tidak bersamaan dengan acara lain

Karena setiap cuaca maupun musim memerlukan peralatan yang berbeda

Karena salah memilih waktu mendaki akan membuat kita tersesat

Karena kita perlu izin khusus dari pengelola agar tidak berjubel

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 5 pts

Media Image

Mengapa sebelum mendaki kita perlu memberi tahu keluarga atau orang terdekat?

Keluarga bisa segera meminta bantuan jika belum kembali sesuai jadwal 

Jika kita memberi tahu, kita akan diberi tambahan bekal maupun uang saku

Jika tidak memberi tahu, keluarga akan khawatir sepanjang waktu

Agar keluarga dapat membantu menyiapkan perbekalan yang akan dibawa

Agar keluarga memberikan izin sehingga saat mendaki pikiran kita tenang

6.

MULTIPLE SELECT QUESTION

45 sec • 5 pts

Media Image

Perginya Seorang  Sahabat

Karya: Agus Yulianto 

Aku dan Anton sudah janjian usai pulang sekolah akan mentraktirnya sebab minggu lalu ia sudah mentraktirku. Aku dan Anton sudah bersahabat sejak duduk di bangku SMP meski tidak satu kampung. Anton anak dari keluarga yang mapan. Ayahnya pengusaha pabrik sepatu, sedangkan ibunya memiliki butik. Uang lima ribu rupiah bagi Anton tidak ada apa-apanya. Kadang aku malu ketika jajan selalu ia yang bayar. 

Sedangkan diriku hanyalah seorang anak yang dilahirkan dari keluarga serba kekurangan. Aku sudah tidak memiliki ibu dan ayah. Aku tinggal bersama paman yang bekerja sebagai buruh serabutan. Pamanku tidak memiliki seorang anak, ia memperlakukanku seperti anaknya sendiri. 

            “Setelah lulus nanti kamu mau kuliah?” aku membuka percakapan sore itu. 

            “Ayah memintaku untuk melanjutkan kuliah di Jakarta,” jawab Anton sambil mengunyah baksonya. 

            Aku hanya bisa membayangkan seandainya memiliki seorang ayah yang begitu peduli pada anaknya. Betapa bahagianya aku. 

            “Kalau kamu, Ndi?”

            “Kemungkinan aku akan bekerja di pabrik,” jawabku singkat sambil mata ini menatap sebuah foto keluarga Kang Iman di dinding yang terlihat bahagia. Aku sekali lagi hanya bisa membayangkan. Betapa bahagianya ketika memiliki keluarga yang utuh. 

            “Kenapa kamu tidak kuliah? Padahal kamu selalu juara kelas,” tanya Anton sambil menatap mataku. 

            Sebenarnya aku tidak perlu menjelaskan alasan untuk tidak kuliah. Sebenarnya kamu paham kondisiku saat ini. Untuk membuat lega hatimu maka akan ku jawab pertanyaanmu yang membuat sesak dadaku ini.

               Aku dan Anton segera berlalu dari warung bakso. Terlihat dari seberang jalan seorang lelaki yang terlihat masih muda dan berdasi melambaikan tangan ke arah kami. Ternyata lelaki itu adalah ayahnya Anton. Ia dijemput dengan sebuah mobil. Sekali lagi aku hanya bisa membayangkan. Anton pulang bersama ayahnya sedangkan aku menunggu angkutan yang tak kunjung tiba. 

***

            Pagi sekali aku sudah berada di sekolah karena ada tugas matematika yang belum selesai aku kerjakan tadi malam. Aku bergegas menuju ruang kelas XI Akuntansi. Segera aku buka lembaran tugas yang belum terselesaikan. Di saat aku sedang mengerjakan tiba-tiba suara Arnol mengagetkanku. Wajahnya terlihat pucat seperti orang ketakutan. 

            “Andi, Apa kamu sudah dengar kabar Anton?” nada suaranya terbata-bata. Terlihat di sudut matanya ada sebuah genangan air. 

            “Maksudmu kabar tentang apa?” jawabku pelan berusaha menenangkannya. 

            “A...an..ton,” wajahnya tak berani menatapku. Menunduk sambil kedua tangannya memegang erat tanganku yang sudah mulai berkeringat dingin. 

            “Kenapa dengan Anton?” Suaraku mendesak penuh dengan rasa penasaran. Jantungku sudah mulai berdetak tak beraturan. 

            “Barusan tadi aku melihat Anton kecelakaan di perempatan jalan mau ke arah sekolah,” Suara Arnol goyah. Aku terdiam sesaat pikiranku melayang tak karuan. 

            “Terus kondisi Anton saat ini,” Aku pun terus mendesak Arnol agar menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Arnol seketika memelukku erat sambil menangis. 

            Pagi ini yang seharusnya menjadi pagi yang indah bagiku. Ternyata menjadi pagi yang berkabung. Sahabatku Anton telah pergi untuk selamanya. Aku sungguh terpukul mendengar kabar itu. Aku tak tahu harus bagaimana. Baru kemarin sore makan bakso bersama. Tentu saja kabar ini membuatku syok. Teringat tatapan matanya ketika sore itu sangat tajam. Aku tak sadar kalau itu merupakan tatapan terakhirya. Anton sampai kapan pun kau adalah sahabat terbaikku. Aku janji setelah lulus nanti aku akan kuliah seperti yang kau sarankan waktu sore itu.

Sumber teks: Minggu Pagi, 21 Juni 2021

Sumber gambar: gubukgambar.blogspot.com

Bagaimana watak tokoh Anton pada cerita pada teks tersebut? Jawaban Boleh Lebih dari Satu!

Peduli pada teman

Anak yang penurut

Bercita-cita tinggi

mengharap  balas budi

cengeng dan manja

7.

MULTIPLE SELECT QUESTION

45 sec • 5 pts

Media Image

Perginya Seorang  Sahabat

Karya: Agus Yulianto 

Aku dan Anton sudah janjian usai pulang sekolah akan mentraktirnya sebab minggu lalu ia sudah mentraktirku. Aku dan Anton sudah bersahabat sejak duduk di bangku SMP meski tidak satu kampung. Anton anak dari keluarga yang mapan. Ayahnya pengusaha pabrik sepatu, sedangkan ibunya memiliki butik. Uang lima ribu rupiah bagi Anton tidak ada apa-apanya. Kadang aku malu ketika jajan selalu ia yang bayar. 

Sedangkan diriku hanyalah seorang anak yang dilahirkan dari keluarga serba kekurangan. Aku sudah tidak memiliki ibu dan ayah. Aku tinggal bersama paman yang bekerja sebagai buruh serabutan. Pamanku tidak memiliki seorang anak, ia memperlakukanku seperti anaknya sendiri. 

            “Setelah lulus nanti kamu mau kuliah?” aku membuka percakapan sore itu. 

            “Ayah memintaku untuk melanjutkan kuliah di Jakarta,” jawab Anton sambil mengunyah baksonya. 

            Aku hanya bisa membayangkan seandainya memiliki seorang ayah yang begitu peduli pada anaknya. Betapa bahagianya aku. 

            “Kalau kamu, Ndi?”

            “Kemungkinan aku akan bekerja di pabrik,” jawabku singkat sambil mata ini menatap sebuah foto keluarga Kang Iman di dinding yang terlihat bahagia. Aku sekali lagi hanya bisa membayangkan. Betapa bahagianya ketika memiliki keluarga yang utuh. 

            “Kenapa kamu tidak kuliah? Padahal kamu selalu juara kelas,” tanya Anton sambil menatap mataku. 

            Sebenarnya aku tidak perlu menjelaskan alasan untuk tidak kuliah. Sebenarnya kamu paham kondisiku saat ini. Untuk membuat lega hatimu maka akan ku jawab pertanyaanmu yang membuat sesak dadaku ini.

               Aku dan Anton segera berlalu dari warung bakso. Terlihat dari seberang jalan seorang lelaki yang terlihat masih muda dan berdasi melambaikan tangan ke arah kami. Ternyata lelaki itu adalah ayahnya Anton. Ia dijemput dengan sebuah mobil. Sekali lagi aku hanya bisa membayangkan. Anton pulang bersama ayahnya sedangkan aku menunggu angkutan yang tak kunjung tiba. 

***

            Pagi sekali aku sudah berada di sekolah karena ada tugas matematika yang belum selesai aku kerjakan tadi malam. Aku bergegas menuju ruang kelas XI Akuntansi. Segera aku buka lembaran tugas yang belum terselesaikan. Di saat aku sedang mengerjakan tiba-tiba suara Arnol mengagetkanku. Wajahnya terlihat pucat seperti orang ketakutan. 

            “Andi, Apa kamu sudah dengar kabar Anton?” nada suaranya terbata-bata. Terlihat di sudut matanya ada sebuah genangan air. 

            “Maksudmu kabar tentang apa?” jawabku pelan berusaha menenangkannya. 

            “A...an..ton,” wajahnya tak berani menatapku. Menunduk sambil kedua tangannya memegang erat tanganku yang sudah mulai berkeringat dingin. 

            “Kenapa dengan Anton?” Suaraku mendesak penuh dengan rasa penasaran. Jantungku sudah mulai berdetak tak beraturan. 

            “Barusan tadi aku melihat Anton kecelakaan di perempatan jalan mau ke arah sekolah,” Suara Arnol goyah. Aku terdiam sesaat pikiranku melayang tak karuan. 

            “Terus kondisi Anton saat ini,” Aku pun terus mendesak Arnol agar menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Arnol seketika memelukku erat sambil menangis. 

            Pagi ini yang seharusnya menjadi pagi yang indah bagiku. Ternyata menjadi pagi yang berkabung. Sahabatku Anton telah pergi untuk selamanya. Aku sungguh terpukul mendengar kabar itu. Aku tak tahu harus bagaimana. Baru kemarin sore makan bakso bersama. Tentu saja kabar ini membuatku syok. Teringat tatapan matanya ketika sore itu sangat tajam. Aku tak sadar kalau itu merupakan tatapan terakhirya. Anton sampai kapan pun kau adalah sahabat terbaikku. Aku janji setelah lulus nanti aku akan kuliah seperti yang kau sarankan waktu sore itu.

Sumber teks: Minggu Pagi, 21 Juni 2021

Sumber gambar: gubukgambar.blogspot.com

Bagaimana watak tokoh Anton pada cerita pada teks tersebut? Jawaban Boleh Lebih dari Satu!

Peduli pada teman

Anak yang penurut

Bercita-cita tinggi

mengharap  balas budi

cengeng dan manja

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?