UH KRITIK DAN ESAI XII MIPA 1--ada yg salah, blm diedit

Berikut yang merupakan persamaan antara kritik sastra dan esai yaitu ...

• Objek kajian harus berupa akrya sastra

• Berdasarkan sudut pandang penulis

• Membutuhkan data pembanding dari karya sastra lainnya

• Adanya ringkasan cerita

• Jarang atau hampir tidak pernah mencantumkan kajian teori

Cermati paragraf berikut!

Akulah Jibril, yang angin adalah aku, yang embun adalah aku, yang asap adalah aku, yang gemersik adalah aku, yang menghantarkan panas dan dingin. Aku mengirimkan kesejukan, pikiran segar yang mengajak giat belajar. Aku adalah yang menyodorkan keheranan dan sekaligus jawaban. Aku di kebun rimbun, aku di padang pasir, aku di laut, aku di gunung, aku di udara, kukirimkan layang-layangku kepadamu, kepada kalian.

(Mereka Toh Tidak Mungkin Menjaring Malaikat: Danarto)

Kalimat kritik yang sesuai dengan isi kutipan tersebut adalah ...

• Danarto dikenal sebagai penulis cerpen yang religius, tercermin dalam tokoh cerpen yang telah ditulisnya.

• Menuntut pembaca harus lebih cermat untuk memahami isi cerita karena banyak menggunakan kata-kata lambang.

• Penggunaan kalimat-kalimat yang unik membuat cerpen ini diminati pembacanya.

• Cerpen Danarto pada umumnya beraliran religius sesuai dengan latar belakang pendidikan beliau.

• Penggunaan kalimat yang sederhana memudahkan pembaca untuk memahami isi cerita

Di bawah ini yang termasuk ke dalam ciri-ciri kritik secara lengkap yaitu?

• Bersifat menanggapi karya orang lain.

• Bersifat objektif, menunjukkan kelemahan.

• Bersifat menanggapi karya orang lain, bersifat objektif, menunjukkan kelebihan dan kelemahan, memberikan alternatif perbaikan.

• Memberikan penilaian secara mendalam dan penuh perasaan

• Tidak membutuhkan data yang akurat

Perhatikan cuplikan berikut.

Tentu saja cara ini bukan tanpa resiko. Rangkaian peristiwa yang membangun alur certa jadinya terasa agak lambat. Ia juga boleh jadi akan mendatangkan masalah bagi pembaca yang tidak bisa menikmati kalimat panjang.

Cuplikan tersebut di atas termasuk ....

• artikel

• esai

• kritik

• resensi

• editorial

Bacalah kutipan cerpen berikut!

Mereka mengajak saya ke ruang tunggu khusus, dan di sana Gertrude sudah menunggu. Dengan nada bercanda mereka mengatakan, sebagai pengarang hebat pasti saya mampu mengangkat gejolak jiwa Gertrude dalam novel.

Setelah mereka pergi, dengan sangat hati-hati saya berkata pada Gertrude mengenai kisah kematian Hitler. Setelah Hitler yakin kalah, dia dan banyak pengikut setianya bertekad bunuh diri bersama Hitler. Pada saat itulah, salah satu arsitek holocaust yang sangat keji dan seharusnya ikut bunuh diri bersama keluarganya melarikan diri.

Gertrude menunduk, lalu berkata: ”Saya tahu siapa dia. Martin Bormann namanya. Darah saya kotor. Saya keturunan Bormann.”

Pikiran saya melayang ke ibu saya.

(dari “Tarom” karya Budi Darma di Kompas, 20 Agustus 2017)

Kalimat tanggapan (esai) yang tepat sesuai dengan kutipan tersebut adalah….

• Penokohan dalam cerita teranyam dengan baik karena tokoh utamanya seorang gadis Jerman yang cantik.

• Pengetahuan pengarang tentang sejarah bangsa Jerman menjadi cerita masa kini yang menarik tajam.

• Nama Budi Darma menajdi jaminan cerita berlatar luar negeri dengan segala dialektikanya yang terasa unik untuk masa kini.

• Masih jarang cerpen Indonesia yang menceritakan tokoh berasal dari Indonesia yang berada di luar negeri.

• Alur cerita cerpen terasa mengalir dengan peristiwa-peristiwa yang berlangsung cepat.

Cermatilah penggalan novel berikut!

Saya cuma mengunyah makanan diam-diam karena kalau mama anak-anak sudah buka bicara larinya pasti ke sembako, hidup susah, makan gaji tambahan. Ujung-ujungnya, akan sampai soal saya, yang tidak pandai berinduk semang sehingga tak pernah kebagian memegang proyek, padahal sudah dua puluh tahun bekerja sebagai pegawai negeri. “Papamu ini memang sudah dari sononya aneh-aneh, “Rini, istri saya, sudah mulai seperti yang saya duga.

“Memangnya, Papa aneh, mahasiswa gembel begitu saja diajak ngobrol ngalor-ngidul. Akrab lagi. Kemaren ini, Sanip datang, menawarkan taktik untuk menggaet proyek, eh, malah disuruh pergi.”

“Dia. Sanip itu, memang, biang kongkalikong di kantor. Yang penting kantungnya penuh. Tidak peduli itu bukan uang nenek moyangnya. Dia itu sudah pernah kena peringatan. Untung bos kami masih kasihan. Kalau tidak, dia itu diadili,” jelas saya.

“Makanya, pandai-pandai, agar kita bisa hidup agak lumayan.” ….

Darmon, karya Harris effendi Thahar

Kalimat kritik yang sesuai dengan isi penggalan cerpen tersebut adalah…

• Dialog antara tokoh saya dan Rini kurang mencerminkan konflik sehingga konflik yang terbangun kurang terlihat tajam dan cerita terkesan berjalan datar.

• Dalam ruang yang sempit, cerpen “Darmon” mampu mengungkapkan banyak hal besar, yaitu masalah reformasi, korupsi, perilaku mahasiswa yang beragam, dan perilaku pegawai negeri.

• Lingkaran antara perjuangan reformasi dan tuntutan memenuhi kebutuhan hidup terlihat dalam tokoh cerpen “Darmon” yang sering melakukan protes atas tindak korupsi.

• Cerita para tokoh dalam cerpen tersebut dapat dijadikan sebuah pelajaran amat berharga bagi para pembaca, terutama orang-orang yang sering berhubungan dengan pasar.

• Bagaimana menyikapi suatu permasalahan seperti yang terjadi antara tokoh dalam cerpen “Darmon” tersebut merupakan sebuah pelajaran berharga bagi pembaca dan dapat dijadikan pelajaran yang berarti.

Bacalah kutipan novel berikut!

Pendidikan budi pekerti perempuan semata-mata ditunjukan untuk keperluan laki-laki. Segala sifat lemah itu dijadikan sifat perempuan yang termulia. Perempuan mesti sabar, perempuan mesti lemah lembut, perempuan mesti pendiam. Berjalan tidak boleh lebar-lebar, berbicara dan tertawa tidak boleh keras. Dalam segala hal ia halus.

Layar Terkembang, Sutan Takdir Alisyahbana

Kalimat berupa kritik yang sesuai dengan kutipan novel tersebut adalah….

• Adanya penyajian yang melemahkan derajat perempuan, yaitu harus menjadi baik hanya untuk keperluan laki-laki.

• Nilai-nilai yang terkandung dalam kutipan novel tersebut biasa saja dan sudah sangat umum.

• Alur ceritanya tidak jelas dan gaya bercerita yang berlebihan terasa membosankan kepada pembaca.

• Sutan Takdir Alisyahbana (STA) seharusnya memberikan gambaran tokoh yang jelas sehingga mudah dipahami.

• Novel tersebut mengandung nilai pendidikan, kepribadian, tanggung jawab, dan religius.

Cermati paragraf esai berikut!

Berbicara tentang masalah sajak, kita sering menjumpai kata-kata masih mentah, gagal sebagai sebuah sajak, tidak berbobot. Penyebabnya ada dua kemungkinan. Mungkin lantaran penulisannya belum mahir dalam teknik menulis sajak. Kemungkinan kedua kurangnya penghayatan terhadap hidup. Tidak menaruh perhatian. Pada filsafat atau memang usianya belum memungkinkan untuk berkecimpung. Dalam dunia filsafat. Realita yang terdapat dalam dirinya belum sanggup dia kaitkan dengan realita di luar karena usianya masih muda remaja.

Kalimat kesimpulan yang sesuai dengan isi paragraf tersebut adalah…

• Banyak karya sastra berupa sajak, namun tidak tergolong ke dalam sajak berkualitas.

• Banyak karya sastra berupa sajak, namun tidak tergolong ke dalam sajak berkualitas.

• Ilmu filsafat sangat menentukan kualitas karya sastra yang dibuatnya.

• Penulis sajak harus mahir dalam teknik menulis sastra.

• Penulis sajak yang berkualitas memerlukan penghayatan.

Cermatilah penggalan cerpen berikut!

Aku memberi selamat kepada kedua pengantin. Mereka tersenyum kelihatan agak sungkan.

“Monggo, Den Yanto, silakan duduk.”

Den Yanto! Ia memanggilku den, tidak lagi nak.

Aku tertarik pada seorang bocah patah di sebelah Sumarni.

Entah mengapa aku ingin menegurnya. Apakah karena matanya mirip dengan Sri?

“Sopo jenengmu, cah ayu?” tanyaku sambil men-jawil pipinya.

“Yanti…,” jawabnya dengan cukup kenes.

(Perkawinan, I Yudhi Sunarto)

Kalimat kritik yang sesuai dengan isi kutipan adalah…

• Cerpen “Perkawinan” memiliki cerita yang menarik walaupun bahasanya sangat sederhana, tetapi tetap segar dan komunikatif.

• Pembaca cerpen “Perkawinan” dihadapkan pada etika berbahasa yang berlaku di Jawa, terutama penggunaan kata sapaan “Den”.

• I Yudhi Sunarto telah sukses merangkai peristiwa menjadi alur yang menarik dalam cerpen “Perkawinan”.

• Penggunaan bahasa Jawa dalam cerpen “Perkawinan” agak mengganggu karena tidak semua pembaca memahami makna pilihan katanya.

• Cerpen “Perkawinan” mengisahkan cerita yang kurang menarik karena alur cerita agak berbelit-belit dan susah dipahami.

“Halo, Nurul?” sapa temanku.

“Halo juga. Bagaimana kabarmu?” jawabku.

“Kabarku baik. Kamu?”

“Aku baik juga.”

“Nurul, di SMA 4 akan diadakan lomba baca geguritan,” kata temanku.

“Kalau ada lomba memangnya ada apa?” jawabku singkat.

…

Kalimat kritik yang sesuai dengan kutipan cerpen tersebut adalah….

• Cerpen-cerpen yang dikembangkan dengan model monolog seperti ini tidak berhasil dalam mengembangkan tahapan konflik.

• Penulis gagal memanfaatkan monolog dalam cerpen menjadi alat yang efektif untuk mengembangkan cerita.

• Tidak semua dialog menjadikan sebuah cerita lebih hidup, bergantung pada penyampaiannya.

• Dialog pada cerpen ini terlalu bertele-tele sehingga pengembangan dialog dalam cerita akan kehilangan fungsinya.

• Monolog pada cerpen ini menjadi tampak lebih hidup daripada sekadar dideskripsikan.