PAKET B BAHASA INDONESIA

Sembilan Siswa Kelas III SD “Tunas Jaya” mengikuti kegiatan ekstrakurikuler melukis, menari, dan olahraga. Toni mengikuti kegiatan melukis bersama Agus dan Bekti. Arif dan Marta mengikuti kegiatan menari. Tono ikut ekstrakurikuler olahraga. Boni ikut kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti Arif. Sementara itu, Andi dan Doni   tidak ikut kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti Marta dan Bekti.

Isian yang tepat untuk melengkapi (1), (2), dan (3) secara berturut-turut adalah ....

• Agus, Andi, dan Boni

• Agus, Boni, dan Andi

• Andi, Agus, dan Boni

• Andi, Boni, dan Agus

Sebuah piala diberikan kepada Adi. Ia berhasil meraih juara lomba pidato tingkat kabupaten. Tepuk tangan terdengar riuh menyambut kemenangannya. Adi tersenyum sambil melambaikan tangannya. Sesekali, ia menepuk dada sembari mengacungkan jempol terbalik kepada peserta lain. Pandangan sinisnya membuat jengkel peserta lain.

 

  Cerita tersebut menggunakan latar ....   

• tempat

• waktu

• sosial

• suasana

Bacalah penggalan cerita berikut!

 

Lingling seorang anak perempuan yang lincah. Dia gemar makan buah-buahan. Di halaman rumahnya terdapat pohon rambutan yang sudah matang buahnya. Lingling ingin memetik buah rambutan itu. Dia memanjat pohon rambutan dengan semangat. Belum sampai di atas, Lingling kerepotan karena banyak semut merah yang mengerumuninya. Lingling pun segera turun, Lingling mengambil galah di samping rumah. Tapi sayang, galah itu kurang panjang. Lingling belum menyerah, ia berusaha melempari buah rambutan dengan batu. Tidak ada satu pun buah rambutan yang jatuh. Ia menyerah karena belum mendapat rambutan satu pun. Kemudian Lingling memanggil ayahnya. Ayahnya datang dan memetik rambutan untuk Lingling.  

 

Bagaimana Lingling mendapatkan buah rambutan? Lingling mendapatkan buah rambutan dengan cara ....  

• melempari rambutan dengan batu-batu

• memanjat pohon rambutan dengan semangat

• menggunakan galah yang ada di samping rumah

• memanggil dan meminta tolong kepada ayahnya

Perhatikan puisi berikut! 

 

Kala fajar tiba 

Saat terbitnya sang surya 

Kan membawa penghidupan 

Untuk wujudkan beribu asa.

 

Makna kata asa pada puisi tersebut adalah ….

• tujuan

• impian

• harapan

• tuntutan

Mouza merupakan induk kucing yang memiliki tiga anak. Ia sangat menyayangi anak-anaknya. Suatu hari, Mouza melihat ketiga anaknya akan diganggu Ayam. Mouza segera mengusir Ayam itu. Mouza merupakan perisai bagi ketiga anaknya. 

 

Makna kalimat Mouza merupakan perisai bagi ketiga anaknya pada cerita tersebut adalah ….  

• Mouza merupakan pendamping bagi keluarganya

• Mouza merupakan pelindung bagi keluarganya

• penyayang

• pemerhati

Serunting dan Aria adalah kakak beradik. Mereka memiliki ladang yang dipisahkan oleh pohon. Di bawah pohon itu, tumbuh cendawan. Cendawan yang menghadap ke ladang Aria, tumbuh menjadi logam emas. Cendawan yang menghadap ke ladang Serunting, tumbuh menjadi hama. Serunting iri terhadap Aria. Ia mengajak Aria berkelahi. Aria menolak tetapi Serunting tetap memaksa hingga perkelahian terjadi. Dalam perkelahian itu, Serunting kalah. Muka dan badannya lebam. Perkelahian itu tidak bisa menyelesaikan masalah mereka. Peristiwa itu membuat Serunting sadar bahwa kekerasan dan adu kekuatan tidak berguna. Ia meminta maaf kepada Aria.  

 

Akhir cerita tersebut adalah ...  

• Serunting meminta maaf kepada Aria.

• Serunting insaf atas kesalahan yang dilakukannya.

• Aria kalah kemudian meminta maaf kepada Serunting.

• Aria memaafkan Serunting yang mengakui kekeliruannya.

Bacalah penggalan cerita berikut!  

 Joko dan Parjo adalah kakak beradik yang tinggal di sebuah desa. Mereka hidup mengandalkan tanah warisan orang tua. Tanah itu tidak begitu luas. Sudah sejak lama Parjo mengeluh tentang keadaan ekonomi mereka. “Aku ingin pergi ke kota, Bang. Aku ingin mencari kerja di sana. Aku bosan hidup bertani,” kata Parjo. “Jangan pergi, kau tidak punya siapa-siapa di sana! Kita harus bersyukur dengan apa yang kita miliki. Meskipun tanah itu tidak luas, tetapi dapat mencukupi kebutuhan kita,” jawab Joko. “Tidak Bang, aku tetap pergi. Abang saja yang mengurusi tanah itu,” kata Parjo. Parjo pun tetap pergi ke kota. Hari, bulan, dan tahun berganti. Dengan tekun, Joko mengolah tanah warisan. Dari hasil tanah tersebut, Joko bisa membeli tanah yang lebih luas. Hidup Joko sekarang berkecukupan. Joko selalu ingat pada adiknya yang sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya.  

 

Amanat cerita tersebut adalah ...  

• Syukurilah apa yang kita miliki!

• Pergilah ke kota jika ingin berhasil!

• Dukunglah keputusan saudara kita!

• Ingatlah persaudaraan pada masa lalu!

Dewi tampak kesal karena mendapat nilai buruk dalam tes matematikanya. Dia duduk dalam kamar, ketika neneknya datang menghampiri. Neneknya duduk di sampingnya dan memberinya pensil. Dewi memandang neneknya dengan bingung., Dewi berkata “Aku tidak pantas mendapatkan pensil karena hasil tes matematika buruk.”

Neneknya menjelaskan, “Pensil ini, sama seperti kamu. Agar dapat lebih baik dan bermanfaat, dia harus mengalami penajaman yang menyakitkan. Dia harus menemukan kekuatan untuk mengatasi semua rintangan.”

Dewi pun tersenyum. Dia berjanji akan menjadi lebih baik di masa mendatang.

'

Tema cerita tersebut adalah ....

• persahabatan

• lingkungan

• pendidikan

• Sosial

Alkisah hiduplah seorang pemuda bernama Jaka. Suatu hari, ibunya sakit. Kakinya tidak bisa digerakkan. Tabib yang memeriksa ibunya berkata “Nak, kaki ibumu ini hanya bisa disembuhkan dengan batu api.”

“Di mana saya dapat menemukannya?” tanya Jaka.

“Batu api itu terdapat di dalam gua di tengah hutan yang ditunggui raksasa.” 

“Baiklah, saya akan mencari batu api itu.” Jaka kemudian berpamitan kepada ibunya. “Hati-hati anakku! Jika kau sudah menemukan batu api itu, segeralah kau bawa pulang. Jangan menengok ke belakang lagi!” pesan ibunya.

“Baiklah, Bu! Sahut Jaka.

Ketika Jaka sampai di depan gua, dia dihadang raksasa. Perkelahian tak dapat dihindarkan. Meskipun menghadapi raksasa yang sangat besar, Jaka tidak merasa takut. Akhirnya Jaka berhasil mengambil batu api dari dalam gua.

Raksasa yang sudah lemah tidak membiarkan Jaka membawa batu api begitu saja. Raksasa itu berubah menjadi laki-laki renta. Dia merintih dan memanggil Jaka untuk menolongnya.

Hampir saja Jaka terperangkap tipu daya raksasa dan akan berbalik menolong jelmaan raksasa itu. Tiba-tiba Jaka teringat nasihat ibunya. Jaka segera meninggalkan tempat itu tanpa menoleh ke belakang.  Setibanya di rumah, Jaka segera menempelkan batu api di kedua kaki ibunya. Ajaib, kedua kaki ibunya pulih seperti sediakala. Mereka bersyukur kepada Tuhan atas karunia-Nya.

 

Keteladanan yang ditunjukkan tokoh Jaka pada cerita tersebut adalah ….

• patuh dan penolong

• taat dan pemberani

• gigih dan dan tidak mudah putus asa

• sayang dan mengutamakan keluarganya

Mela seorang siswa kelas VI SD Bunga Bangsa. Ia ingin membeli buku gambar, tetapi tidak mempunyai uang. Ketika Mela akan masuk kelas, ia melihat uang tergeletak di lantai. Kemudian ia mengambil dan menyimpan uang tersebut. Mela senang menemukan uang karena ia dapat menggunakannya untuk membeli buku. Sepanjang Mela mengikuti pelajaran, ia tidak bisa konsentrasi. Ia ingin membeli buku, tetapi ia ingat nasihat gurunya untuk menjadi anak yang jujur. Akhirnya, Mela memberikan uang tersebut kepada gurunya. Ia sadar uang tersebut bukanlah haknya.

 

Keteladanan tokoh Mela pada cerita tersebut adalah …. 

• menyimpan barang temuan dengan baik 

• bersikap jujur dalam segala keadaan 

• menunaikan hak dalam kehidupan sehari-hari 

• tetap sabar walaupun keinginan belum terpenuhi