Siapa tak kenal melati? Bunga berwarna putih berukuran kecil membulat ini sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Kehadirannya di berbagai acara, terutama acara berbau tradisi seperti sudah menjadi keharusan, terutama pada prosesi pernikahan. Melati menjadi bunga utama dalam pelaksaan tradisi di Indonesia. Untuk pembuatan ronce, melati yang digunakan adalah yang masih kuncup dengan ukuran kecil. Ini merupakan perlambang keindahan dalam kesederhanaan dan kerendahan hati. Ronce ini untuk aksesoris busana pengantin, seperti sebagai hiasan kepala, rambut, busana, dan keris.
Selain untuk pelengkap busana pengantin, di dalam budaya Jawa melati digunakan sebagai pelengkap ritual. Bersama mawar, kenanga, dan cempaka atau kantil, bunga melati biasanya digunakan untuk ritual kembang setaman. Kembang setaman banyak ditempatkan atau ditaburkan di sekitar objek-objek tertentu. Misalnya makam, perempatan jalan, arca dan bahkan air laut. Maksud penempatannya ini ada dua. Pertama adalah sebagai doa agar keharuman senantiasa menyelimuti sosok yang telah meninggal dunia tersebut. Sedangkan kedua adalah sebagai pertanda bahwa tempat yang bersangkutan merupakan tempat keramat. Selain itu ada pula tradisi menaruh sesaji yang terdiri dari bunga-bunga dan lampu minyak tanah di berbagai tempat, di antaranya di bawah tempat tidur. Hal ini biasanya dilakukan pada hari kelahiran seseorang atau biasa disebut weton. Selain itu ada pula tradisi menaruh sesaji di depan rumah dengan tujuan memagari rumah tersebut dari gangguan makhluk halus.
Selama ini melati digunakan sebagai aksesoris busana pengantin dalam tradisi pernikahan. Ternyata di dalam budaya Jawa, melati digunakan pada upacara-upacara ritual. Perubahan makna bagaimanakah yang ingin disampaikan penulis dalam maksud kalimat tersebut?