Saat itu Rasulullah Saw bersama istrinya, Aisyah Ra lalu beliau minta izin untuk beribadah. Lama sekali sampai menjelang subuh, bahkan menangis tersedu-sedu, karena begitu dalamnya perenungan ayat yang dibaca. Adapun ayat yang dibaca adalah

• Q.S. al-Baqarah/2: 190-191

• Q.S. Ali Imran/3: 190-191

• Q.S. an-Nisa'/4: 150-151

• Q.S. al-Maidah/5: 109-110

Perhatikan Q.S. Ali Imran/3: 190 ini!

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَايَتِ لا لأولى الألْبَابِ ) ( آل عمران /۳: ١٩٠)

Berdasarkan ayat tersebut, kata yang menunjukkan hukum bacaan Mad Thabi'i adalah

• خَلْقٍ

• السَّمَوتِ

• إِنَّ

• وَالْأَرْضِ

Perhatikan potongan Q.S. Ali Imran/3: 191 berikut ini!

رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلاً

Berdasarkan potongan kalimat tersebut, yang termasuk isi dan kandungannya adalah

• berpikir kritis yang menghasilkan kesimpulan tidak ada yang sia-sia

• kemerdekaan berpikir kritis, agar menghasilkan wawasan yang utuh

• ciptaan yang beragam dan penuh warna

• menyelimuti kelompok dari kebimbangan dan keraguan

Orang-orang yang memiliki akal pikiran yang sehat serta akal budi yang bersih dikenal dengan istilah ulil albab. Di antara tanda-tandanya adalah

• pemikirannya mendalam tetapi membawa kesimpulan yang sia-sia

• semua kondisi yang menimpanya, menghasilkan banyak sekali manfaat

• daya kritisnya utuh, sehingga tidak didapati keinginan yang meresap Islam sangat menggalakkan untuk berpikir kritis, meneliti dan mengkaji

• peduli aspek pendidikan dalam meningkatkan martabat

Segala hal yang terkait dengan makhluk ciptaan Allah Swt, tetapi dilarang memikirkan tentang

• qadha dan segala takdir-Nya

• Nama-nama indah-Nya

• Sifat-sifatnya utuh

• Dzat-Nya atau Hakikat-Nya

Berpikir itu ada batasnya. Jika tidak, banyak kekacauan yang terjadi, termasuk yang terjadi di seputar kehidupan umat manusia. Di antara dampak negatifnya adalah

• indahnya dunia yang terus diperbaiki

• semakin banyak hasil perenungan yang didapatkan

• banyak manusia yang tidak mengakui keberadaan Tuhannya

• kehidupan dunia tetap berjalan sesuai kehendak manusia

Setiap orang harus bercita-cita memiliki ilmu setinggi langit. Namun harus disadari bahwa Ilmu yang salah, menjadi penyebab kegagalan dan kehancuran. Sebab itu, ilmu harus dipandu oleh

• landasan yang rinci seluas problema manusia

• iman yang kuat dan cara beribadah yang benar

• kematangan berpikir dan dalamnya penghayatan yang dilakukan

• kembali dan menyatunya jati diri bersama pihak lain

Perhatikan potongan Q.S. ar-Rahman/55: 33 berikut ini!

يمَعْشَرَ الْجِنَّ وَالْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ اَنْ تَنْفُذُوا

Berdasarkan potongan kalimat tersebut, yang termasuk basis Dan isinya adalah

• Perintah Allah untuk jin dan manusia untuk menyeberang sudut surga

• kebebasan bagi jin dan manusia untuk kerjasama untuk hal yang baik

• tidak semua jin dan manusia mampu mengendalikan nafsunya

• luasnya penjuru langit dan bumi serta di antara keduanya

Berdasarkan hadits Nabi saw tahun dan bulan berganti-ganti tidak sekedar berubahnya waktu, namun itu cara Allah Swt mengambil ilmu- Nya dengan cara

• timbul kemalasan di sebagian besar para penuntut iptek

• jauhnya umat dari para pakar yang membidangi ilmu tersebut

• mewafatkan para ulama dengan ilmu yang dimilikinya

• minimnya kehadiran umat di seputar ulama E. berkurangnya para tokoh yang menguasai

Cinta dan semangat menuntut ilmu, itu menjadi keharusan. Namun, ada faktor lain yang harus diperhatikan bagi penuntut ilmu. Hal itu adalah

• kapasitas akal yang naik turun sesuai banyak tidaknya ilmu

• jumlah dana yang dibutuhkan dengan dana orang tua

• melakukan seleksi guru dan ilmu yang ingin dipelajari

• keamanan dan kesehatan yang melingkupinya