Asesmen Diagnostik Teks Hikayat

Asesmen Diagnostik Teks Hikayat

9th - 12th Grade

5 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

Game nilai-nilai kehidupan teks hikayat

Game nilai-nilai kehidupan teks hikayat

10th Grade

10 Qs

KUIZ BM CIKGU LIEYNDA

KUIZ BM CIKGU LIEYNDA

7th - 9th Grade

10 Qs

PADA SEKUNTUM MAWAR

PADA SEKUNTUM MAWAR

8th - 9th Grade

10 Qs

Pantun

Pantun

10th - 11th Grade

10 Qs

quiz tari erai-erai

quiz tari erai-erai

10th Grade

10 Qs

Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia

9th Grade

10 Qs

Kata Nama Am

Kata Nama Am

7th - 12th Grade

10 Qs

Belajar Dari Kekayaan Tradisi

Belajar Dari Kekayaan Tradisi

10th Grade

10 Qs

Asesmen Diagnostik Teks Hikayat

Asesmen Diagnostik Teks Hikayat

Assessment

Quiz

Other

9th - 12th Grade

Hard

Created by

Ririn Setiawati

Used 3+ times

FREE Resource

5 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 1 pt

Bacalah kutipan hikayat berikut! Sepeninggal Putri Lindung Bulan, Muda Cik Leman makin jauh terbenam dalam kebimbangan. Bagai mendapat buah simalakama, dimakan emak mati, tidak dimakan ayah mati. Tiba-tiba pesan Panglima Nayan kembali terngiang-ngiang di telinganya. 1)“Kalau Adinda hendak pergi pergi ke Muar, pergilah. Aku tak dapat menghalang-halangi. Tetapi ...?” 2)“Tetapi janganlah menikah dengan Gadis Cik Inam.” Dada Muda Cik Leman berdeburan seketika. Ia teringat ramalan ahli nujum kerajaan; siapa saja yang menikah dengan Gadis Cik Inam, umurnya tak akan panjang. 3)Namun, sesaat kemudian wajah Gadis Cik Inam yang anggun kembali terbayang dalam mata Muda Cil Leman. 4) Kikik tawanya begitu renyah jika sedang bersenda gurau dengannya dan candanya yang penuh kemanjaan melekat dalam ingatannya. Hatinya lelah terpaut dengan gadis Cik Inam seperti tatkala ibunya memutuskan tali pertunangan gadis itu dengan Panglima Nayan. Lama, Muda Cik Leman termenung. Yang dipertuan Muar dan Makciknya telah menjamunya dengan begitu ramah selama ia di Muar. 5) Ia diperlakukan seperti layaknya anak-anak raja. Tak tega rasanya menolak permintaan makciknya. Apalagi menolak harapan Gadis Cik Inam. Mengapa Muda Cik Leman tidak tega menolak permintaan Makciknya? Muda Cik Leman tidak tega menolah permintaan Makciknya karena ...

Makcik telah memutuskan tali pertunangan Gadis Cik Inam dengan Panglima Nayan
Muda Cik Leman tidak tega meninggalkan Gadis Cin Inam setelah pertunangannya gagal
Makcik telah menjamunya dengan ramah dan memperlakukan dirinya layaknya anak raja
Muda Cik Leman telah terlanjur dekat dengan Gadis Muda Cik Inam dan tidak tega meninggalkannya
Muda Cik Leman teringat ramalan ahli nujum kerajaan yang mengatakan umurnya tidak akan panjang

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 1 pt

Bacalah kutipan hikayat berikut! Sepeninggal Putri Lindung Bulan, Muda Cik Leman makin jauh terbenam dalam kebimbangan. Bagai mendapat buah simalakama, dimakan emak mati, tidak dimakan ayah mati. Tiba-tiba pesan Panglima Nayan kembali terngiang-ngiang di telinganya. 1)“Kalau Adinda hendak pergi pergi ke Muar, pergilah. Aku tak dapat menghalang-halangi. Tetapi ...?” 2)“Tetapi janganlah menikah dengan Gadis Cik Inam.” Dada Muda Cik Leman berdeburan seketika. Ia teringat ramalan ahli nujum kerajaan; siapa saja yang menikah dengan Gadis Cik Inam, umurnya tak akan panjang. 3)Namun, sesaat kemudian wajah Gadis Cik Inam yang anggun kembali terbayang dalam mata Muda Cil Leman. 4) Kikik tawanya begitu renyah jika sedang bersenda gurau dengannya dan candanya yang penuh kemanjaan melekat dalam ingatannya. Hatinya lelah terpaut dengan gadis Cik Inam seperti tatkala ibunya memutuskan tali pertunangan gadis itu dengan Panglima Nayan. Lama, Muda Cik Leman termenung. Yang dipertuan Muar dan Makciknya telah menjamunya dengan begitu ramah selama ia di Muar. 5) Ia diperlakukan seperti layaknya anak-anak raja. Tak tega rasanya menolak permintaan makciknya. Apalagi menolak harapan Gadis Cik Inam. Nilai kehidupan yang terkandung dalam kutipan hikayat tersebut adalah ...

sosial dan agama
agama dan pendidikan
budaya dan agama
pendidikan dan moral
budaya dan moral

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 1 pt

Bacalah kutipan hikayat berikut! Sepeninggal Putri Lindung Bulan, Muda Cik Leman makin jauh terbenam dalam kebimbangan. Bagai mendapat buah simalakama, dimakan emak mati, tidak dimakan ayah mati. Tiba-tiba pesan Panglima Nayan kembali terngiang-ngiang di telinganya. 1)“Kalau Adinda hendak pergi pergi ke Muar, pergilah. Aku tak dapat menghalang-halangi. Tetapi ...?” 2)“Tetapi janganlah menikah dengan Gadis Cik Inam.” Dada Muda Cik Leman berdeburan seketika. Ia teringat ramalan ahli nujum kerajaan; siapa saja yang menikah dengan Gadis Cik Inam, umurnya tak akan panjang. 3)Namun, sesaat kemudian wajah Gadis Cik Inam yang anggun kembali terbayang dalam mata Muda Cil Leman. 4) Kikik tawanya begitu renyah jika sedang bersenda gurau dengannya dan candanya yang penuh kemanjaan melekat dalam ingatannya. Hatinya lelah terpaut dengan gadis Cik Inam seperti tatkala ibunya memutuskan tali pertunangan gadis itu dengan Panglima Nayan. Lama, Muda Cik Leman termenung. Yang dipertuan Muar dan Makciknya telah menjamunya dengan begitu ramah selama ia di Muar. 5) Ia diperlakukan seperti layaknya anak-anak raja. Tak tega rasanya menolak permintaan makciknya. Apalagi menolak harapan Gadis Cik Inam. Amanat kutipan hikayat tersebut adalah ...

jangan memperlakukan tamu secara berlebihan
kita harus menghalangi keputusan orang lain
kita harus menolak permintaan tolong orang lain
jangan pernah melupakan kebaikan orang lain kepada kita
kita harus percaya ramalan yang belum pasti kebenarannya

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 1 pt

Bacalah kutipan hikayat berikut! Sepeninggal Putri Lindung Bulan, Muda Cik Leman makin jauh terbenam dalam kebimbangan. Bagai mendapat buah simalakama, dimakan emak mati, tidak dimakan ayah mati. Tiba-tiba pesan Panglima Nayan kembali terngiang-ngiang di telinganya. 1)“Kalau Adinda hendak pergi pergi ke Muar, pergilah. Aku tak dapat menghalang-halangi. Tetapi ...?” 2)“Tetapi janganlah menikah dengan Gadis Cik Inam.” Dada Muda Cik Leman berdeburan seketika. Ia teringat ramalan ahli nujum kerajaan; siapa saja yang menikah dengan Gadis Cik Inam, umurnya tak akan panjang. 3)Namun, sesaat kemudian wajah Gadis Cik Inam yang anggun kembali terbayang dalam mata Muda Cil Leman. 4) Kikik tawanya begitu renyah jika sedang bersenda gurau dengannya dan candanya yang penuh kemanjaan melekat dalam ingatannya. Hatinya lelah terpaut dengan gadis Cik Inam seperti tatkala ibunya memutuskan tali pertunangan gadis itu dengan Panglima Nayan. Lama, Muda Cik Leman termenung. Yang dipertuan Muar dan Makciknya telah menjamunya dengan begitu ramah selama ia di Muar. 5) Ia diperlakukan seperti layaknya anak-anak raja. Tak tega rasanya menolak permintaan makciknya. Apalagi menolak harapan Gadis Cik Inam. Kalimat yang mengandung kata-kata arkais ditunjukkan oleh angka ...

1
2
3
4
5

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 1 pt

Bacalah kutipan hikayat berikut! Sepeninggal Putri Lindung Bulan, Muda Cik Leman makin jauh terbenam dalam kebimbangan. Bagai mendapat buah simalakama, dimakan emak mati, tidak dimakan ayah mati. Tiba-tiba pesan Panglima Nayan kembali terngiang-ngiang di telinganya. 1)“Kalau Adinda hendak pergi pergi ke Muar, pergilah. Aku tak dapat menghalang-halangi. Tetapi ...?” 2)“Tetapi janganlah menikah dengan Gadis Cik Inam.” Dada Muda Cik Leman berdeburan seketika. Ia teringat ramalan ahli nujum kerajaan; siapa saja yang menikah dengan Gadis Cik Inam, umurnya tak akan panjang. 3)Namun, sesaat kemudian wajah Gadis Cik Inam yang anggun kembali terbayang dalam mata Muda Cil Leman. 4) Kikik tawanya begitu renyah jika sedang bersenda gurau dengannya dan candanya yang penuh kemanjaan melekat dalam ingatannya. Hatinya lelah terpaut dengan gadis Cik Inam seperti tatkala ibunya memutuskan tali pertunangan gadis itu dengan Panglima Nayan. Lama, Muda Cik Leman termenung. Yang dipertuan Muar dan Makciknya telah menjamunya dengan begitu ramah selama ia di Muar. 5) Ia diperlakukan seperti layaknya anak-anak raja. Tak tega rasanya menolak permintaan makciknya. Apalagi menolak harapan Gadis Cik Inam. Latar suasana dalan kutipan hikayat tersebut adalah ...

kecewa
ceria
bimbang
senang
mencekam