Bacalah teks berikut untuk menjawab soal nomor 1-5!
Bacalah cuplikan berita berikut ini.
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Pembangunan konstruksi proyek kereta cepat ini sudah mencapai 88,8 persen dengan jalur sepanjang 142,3 km, proyek yang diharapkan bisa menjadi kereta modern ini membentang dari Stasiun Halim Jakarta Timur hingga Stasiun Tegalluar di Bandung bagian timur. Jika dihitung, jumlah stasiun pemberhentian untuk perjalanan menggunakan kereta cepat ini sebanyak empat stasiun dengan satu depo. Mulai dari Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, serta Stasiun Tegalluar yang sekaligus menjadi depo.
Jalur kereta cepat Jakarta-Bandung dibuat double track dengan kombinasi jalur layang dan jalur tanah. Pembangunan jalur layang dilakukan untuk mengurangi beban pembebasan lahan di kawasan padat permukiman. Untuk penggunaan stasiun Padalarang, nantinya menjadi stasiun hub yang menghubungkan layanan kereta cepat dengan kereta api. Penggunaanya untuk melayani penumpang dari Bandung bagian barat dan Bandung kota. Sementara itu, Bandung bagian timur dilayani dari Stasiun Tegalluar. Adapun harga tiket Kereta Cepat Jakarta Bandung, pihak KCIC mengklaim berdasarkan hasil studi tarif kereta cepat yaitu sebesar Rp350.000 untuk rute paling jauh, serta jam operasionalnya mulai dari 05.30 WIB hingga 22.00 WIB.
Sampai saat ini, adanya proyek kereta cepat tersebut banyak merugikan warga terdampak, salah satunya di komplek Tipar Silih Asih. Kurang lebih ada 120 rumah, 319 kepala keluarga (KK) yang rumahnya rusak dan retak. Sumber air (sumur bor) juga berkurang yang tadinya 7-8 jam, sekarang hanya 2 menit. “Intinya, banyak rumah warga yang sampai tidak layak huni dan ditinggalkan,” ujar salah seorang warga.
Di sisi lain proyek KCIC ini masih memiliki masalah terutama dalam hal pembiayaan. Selain target pembangunan yang molor, proyek tersebut juga mengalami pembengkakan hingga 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 18 triliun. Angka tersebut merupakan hasil audit dari setiap negara dan disepakati bersama-sama. Dengan demikian, total biaya proyek ini sejak 2016 mencapai 7,27 miliar dollar AS atau sekitar Rp 108 triliun.
Sebagai informasi, komposisi pembiayaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung adalah 75 persen berasal dari pinjaman Tiongkok melalui China Development Bank (CDB). Sisanya merupakan setoran modal dari konsorsium dua negara, yakni Indonesia-Tiongkok. Dengan pembagian ini, konsorsium BUMN Indonesia menyumbang 60 persen dan 40 persen berasal dari konsorsium Tiongkok.
Berdasarkan cuplikan berita, lokasi stasiun yang dijadikan sebagai tempat transit terletak di wilayah ....