EVALUASI PEND.PANCASILA

SMP Mutiara Bangsa baru saja mengadakan Gelar Karya PjBL 1. Para siswa memamerkan proyek mereka selama satu bulan yang terkait dengan lintas mata pelajaran. Acha membuat proyek replika Ogoh-ogoh, karena tertarik dengan peristiwa budaya di daerah Bali. Charlize memamerkan tulisan Mutiara Bangsa menggunakan aksara Jawa. Selain itu, ada Lexy yang membuat komik animasi tentang tarian Pakarena. Proyek yang mereka buat merupakan bagian dari ....

• ras

• agama

• suku bangsa

• multikulturalisme

Negara Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau yang secara fisik terpisah-pisah. Keadaan ini menghambat hubungan antara masyarakat dari pulau yang berbeda-beda. Setiap masyarakat di kepulauan mengembangkan budaya mereka masing-masing. Sesuai dengan tingkat kemajuan dan lingkungan masing-masing. Hal ini mengakibatkan perbedaan suku bangsa, bahasa, budaya serta peranan laki-laki dan perempuan. Berdasarkan narasi tersebut menunjukkan bahwa faktor penyebab keberagaman masyarakat Indonesia adalah ....

• letak strategis wilayah Indonesia

• kondisi negara kepulauan

• perbedaan kondisi alam

• penerimaan masyarakat

Setiap hari Selasa, SMP Mutiara Bangsa melaksanakan kegiatan Literasi Keagamaan. Siswa kelas 7, 8, 9 wajib membawa kitab suci sesuai agama dan kepercayaan mereka. Dari data sekolah diperoleh data sebagai berikut, siswa yang beragama Katolik berjumlah 10, siswa yang beragama kristen 4, dan islam 20 siswa. Dengan memperhatikan data di atas, prosentase siswa yang membawa kitab suci Al-Quran adalah ....

• 29,41%

• 11,76%

• 58,38%

• 58,83%

Tradisi mengarak ogoh-ogoh adalah rangkaian dari ritual tahunan Hari Raya Nyepi. Ogoh-ogoh ini diarak saat sandikala (menjelang malam) pada hari Pengerupukan, yaitu sehari sebelum Hari Raya Nyepi. Para pemuda dengan bangga membawa hasil karyanya berkeliling kota. Di wilayah Denpasar, Lapangan Puputan Badung menjadi salah satu tempat favorit untuk menampilkan ogoh-ogoh.

Penampilan ogoh-ogoh yang terkesan sangar dan menakutkan bukan tanpa makna. Sebagai salah satu rangkaian dari upacara pergantian Tahun Baru Caka, ogoh-ogoh memiliki pesan tersirat. Seperti yang bisa dilihat pada gambar, ogoh-ogoh identik dengan wujud raksasa ataupun wujud menyeramkan lainnya.

Ogoh-ogoh itu lalu diarak keliling kota atau hanya melewati persimpangan jalan. Hal ini bermakna Bhuta Kala, yaitu sifat-sifat keraksasaan atau sifat buruk dalam diri manusia dipanggil dan dikumpulkan.

Setelah diarak, ogoh-ogoh itu akan dimusnahkan dengan cara dibakar. Pembakaran inilah yang mengandung arti melenyapkan sifat-sifat buruk yang melekat dalam diri kita sehingga kita siap menyambut Tahun Baru Caka dengan keadaan bersih lahir dan batin.

Pembuatan ogoh-ogoh itu dilakukan bergotong-royong. Menurut orang-orang tua di Bali, pada masa lalu ogoh-ogoh dibuat menggunakan rangka bambu, kayu, dan sedikit kawat untuk menguatkan sambungan atau menjadi komponen di bagian-bagian yang sulit dibuat. Ogoh-ogoh biasanya dibuat oleh para pemuda pemudi karang taruna di suatu banjar atau desa. Biasanya ogoh-ogoh sudah mulai dikerjakan sebulan sebelum pawai.

Selain proses pembuatannya yang bergotong royong, pada saat pawai ogoh-ogoh diusung sampai ratusan orang karena memang berat selain karena beban ogoh-ogohnya sendiri, juga karena rangka pengusungnya. Selain itu, ogoh-ogoh juga disertai dengan alunan muskc sehingga butuh tenaga juga untuk berkeliling membawa alat musik tersebut.

Proses pembuatan ogoh-ogoh cukup memakan waktu, dana, dan tenaga. Puluhan juta bisa dihabiskan untuk membuat satu ogoh-ogoh. Pembuatannya pun bisa memakan waktu hingga satu bulan lebih walaupun dikerjakan oleh puluhan orang. Hal inilah yang biasanya membuat para pemuda-pemudi di Bali mengadakan berbagai kegiatan penggalangan dana untuk pembuatan ogoh-ogoh, mulai dari mengadakan bazar, atau berkeliling ke rumah-rumah warga untuk meminta sumbangan.

Seiring berjalannya waktu, makna sifat buruk tak hanya diwujudkan dalam bentuk raksasa. Zaman sekarang banyak pemuda yang mulai berkreasi dengan membuat ogoh-ogoh dengan wujud teroris bahkan koruptor. Hal ini sebenarnya tidak sepenuhnya salah karena setiap orang tentu punya pandangan sendiri mengenai wujud sifat buruk. Jadi, bisa saja mereka mengambil wujud manusia yang berkaitan dengan keburukan sifatnya. Pengembangan wujud ini menunjukkan bahwa pemikiran pemuda sudah semakin berkembang dan tidak ketinggalan zaman. Mereka tetap melestarikan tradisi daerah tapi dibumbui dengan pikiran terbuka oleh masalah lingkungan sekitar. Jadi tradisi tetap lestari dan wawasan pun luas.

Berdasarkan bacaan di atas, berilah centang pada pernyataan yang benar!

• nilai gotong royong nampak saat pembuatan ogoh-ogoh yang dilakukan secara bersama-sama

• nilai toleransi nampak saat para pemuda melaksanakan penggalangan dana dan banyak elemen masyarakat yang membantu

• nilai keadilan nampak saat para pemuda membuat ogoh-ogoh dengan kreasi koruptor

• nilai kerukunan saat pembuatan ogoh-ogoh hanya melibatkan yang tua saja

Perhatikan ungkapan Bhinneka Tunggal Ika di bawah ini!

1. 1. Mangkan jinatwa kalawan siwatwa tnggal

2. 2. Bhinneki rakwa ring apan wanosen

3. 3. Bhinneka tunggal ika tan hana dharmamangrwa

4. 4. Rwaneka dhatu winuwus budhha wiswa

pernyataan yang benar yang terdapat pada kitab Sutasoma adalah ....

• 1,2,3,4

• 4,3,2,1

• 2,1,3,4

• 4,2,1,3

Deskripsikan sikap konvergen/eksklusif yang kalian lakukan saat mengerjakan PjBL kalian!

Analisislah nilai-nilai kebinekaan yang muncul ketika kalian mengerjakan proyek!

Buatlah poster yang menarik berisi ajakan untuk menjaga nilai-nilai kebinnekaan!