Legenda Silsilah Kerajaan Tamiang
Kisah ini dimulai dari dinasti yang dikenal dengan Dinasti Ganda. Dinasti ini berkedudukan di Bandar Serang Jaya yang merupakan pelarian dari Kepulauan Bintan. Kala itu, Kerajaan Melayu Raya yang berpusat di Bandar Pirus Kepulauan Bintan mendapat serangan dari Kerajaan Sriwijaya menyebabkan terjadinya perpindahan Bangsa Melayu secara besar- besaran. Mulanya Tan Ganda berkuasa di Serang Jaya tahun 990 M.
Ada lima keturunannya yang berkuasa yaitu Tan Penuh (1023 – 1044 M), Tan Kelat (1044 – 1088 M), Tan Indah (1088 – 1122 M), Tan Banda (1122 – 1150 M), dan yang terakhir Tan Penok (1150 – 1190 M). Pada tahun 1024 M Bandar Serang Jaya diserang oleh Raja Indra Cola
I. Pada masa itu pemerintahan masih di tangan Tan Ganda. Penyerangan itu mengakibatkan Bandar Serang Jaya hancur dan Tan Ganda tewas sedangkan anaknya, Tan Penok berhasil melarikan diri. Tan Penok bersama rakyatnya terus berlari menyisiri Sungai Simpang Kanan. Maka sampailah di sebuah daerah Batu Karang dan dibangunlah kerajaan disana dengan nama Kerajaan Batu Karang, sedangkan lokasi sekarang dikenal Kampung Pangkalan namanya.
Tan Penok sangat senang berburu hingga pada suatu masa dalam perburuannya di hutan, ia mendapati seorang anak bayi. Menurut legenda bayi tersebut berada di rumpun bambu tanpa memakai baju dan secara kebetulan ada madu di atasnya yang menetes tepat di dalam mulutnya, serta dijaga oleh gajah putih.
Walaupun berada di rumpun bambu, bayi itu tidak terkena gatal. Masyarakat pada masa itu menyebutnya dengan te yang berarti tidak dan mieng artinya gatal yang berarti tidak kena gatal atau kebal gatal. Maka diangkat anaklah oleh Tan Penok. Orang-orang Tamiang menyebut bambu itu buloh,sehingga anak tersebut lebih dikenal Pucok Buloh, yang lama kelamaan disebut Suloh.
Sumber: Skripsi Sri Permata Sari, mahasiswi Universitas Sumatera Utara, Tahun 2018
Pada raja ke berapakah kerajaan Tamiang tidak dipimpin oleh keturunan kandung dari Raja Tan Ganda?