Pertempuran dan Permulaan "Ini masalah harga diri! Kita harus membela sampai penghabisan. Mati demi negeri! Hidup Negeri Tanam Bunga!" kata Kupu Rama memompa semangat pasukannya. Dari kejauhan, terdengar dengung pasukan Wonbah. Mereka terbang dengan memanggul senjata andalan berupa duri runcing, sebuah senjata dengan kekuatan dahsyat. Untung pasukan Kupu Rama sudah mengenakan tameng klorofil untuk meredam senjata itu. Ketika mereka sudah semakin dekat dengan pasukan Wonbah, Kupu Rama memberi aba-aba menyerang. Pasukan Kupu Rama itu bertarung habis-habisan. Hanya tiga Wonbah yang tumbang, sementara Kupu Rama kehilangan 30 pasukannya. Wonbah merasa di atas angin. Ia sesumbar dengan lantang. "Dasar kutu! Kalian tidak akan bisa mengalahkan Wonbah untuk menguasai Tanam Bunga!" serunya. Pasukan Kupu Rama yang tersisa masih bersembunyi di balik daun, menyatu dengan batang-batang. Wonbah dan pasukannya tidak menyadari hal ini. Ia dan pasukannya mendekati intisari Tanam Bunga untuk mengambil alih negeri. Ketika Wonbah merasa menang, Kupu Rama memerintahkan semua pasukannya menyerbu bersama-sama. Mendapat serangan mendadak, pasukan Wonbah menembakkan duri runcing dengan tergesa-gesa. Tembakannya meleset. Mereka kehabisan peluru. Pasukan Kupu Rama berhasil memukul mundur Wonbah. Babak belur dan kehabisan amunisi, Wonbah pun berkata, "Hari ini kami kalah. Tapi tunggu saatnya kami balas dan habisi kalian semua!" Kupu Rama dan pasukannya tidak memedulikan ancaman Wonbah. Pasukan Kupu Rama bersorak-sorai gembira telah berhasil menjaga daun tumpah darah mereka, negeri Tanam Bunga!
Mengapa Kupu Rama dan pasukan harus menghadapi pasukan Wonbah dengan berani?
1. melindungi dari keganasan lawan
2. mempertahankan harga diri
3. melindungi dunia dari kejahatan
4. demi membela Negeri Tanam Bunga