Teriakan itu bersahut-sahutan. Gemuruh yang mungkin hanya didengar Uwak Imas, kini
aku bisa mendengarnya juga. Orang-orang berlari ke arah kami. Tidak, lebih tepatnya
menjauh dari bibir pantai ke tempat sejauh mungkin. Tapi aku tidak bisa bergerak meski
keadaan sangat kacau di sekitarku. Suaraku hanya tertahan sampai tenggorokan, dan
mataku hanya bergerak ke atas, mengikuti gerakan ombak tersebut kepalaku. Telingaku
teredam. Seluruh tubuhku bergerak mengikuti alur, terhempas. Nafasku terasa begitu
perih, dan itu menjulur ke semua bagian tubuhku.
“Bapak…”
Dengan sisa kekuatanku, aku berucap pada diri sendiri di dalam kegelapan pandanganku.
Latar suasana yang tergambar dalam kutipan teks cerita tersebut adalah ....