
PH KERAJAAN ISLAM

Quiz
•
History
•
10th Grade
•
Hard
Gajah Mada
FREE Resource
11 questions
Show all answers
1.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
5 mins • 1 pt
Samudra Pasai: Kota Pelabuhan Penting dalam Jalur Pelayaran
Kesultanan Samudra Pasai terletak di pinggir Selat Malaka. Hal ini membuat kerajaan ini terekspos ke dunia internasional. Pasai merupakan titik persinggahan penting dalam jalur pelayaran jarak jauh dari India, Tiongkok, Jazirah Arab, dan Afrika. Hal ini bahkan telah berlangsung sejak abad-abad awal Masehi. Dalam perkembangannya, orang-orang Eropa juga meramaikan perdagangan di Pasai. Bagi para pelaut Tiongkok, yang menawarkan sutra dan porselen, Pasai merupakan trayek reguler di daerah sekitar Selat Malaka selain Pulau Peureulak (Pa-lut-ou) dan Tanjung Jambuak.
Untuk menjamu para pelancong, Pasai memiliki pasar pantai yang telaknya tidak jauh dari bandar. Di sana, segala transaksi, baik budaya maupun ekonomi terjadi sangat dinamis. Banyak saudagar lokal dan internasional memperdagangkan komoditas mereka. Namun, umumnya, barang-barang impor, seperti kain, cita, dan porselen, lebih banyak beredar daripada barang lokal. Warga setempat menawarkan ikan, garam, beras, gula, kelapa, dan kapur barus. Rempah-rempah tidak hanya dijual oleh padagang India, tetapi juga pedagang dari berbagai penjuru Nusantara. Para pelancong juga dapat mengunjungi pasar pedalaman untuk mendapatkan komoditas pertanian, seperti sayuran, buah-buahan, dan palawija. Letak pasar ini tidak jauh dari pusat pemerintahan.
Time Pires menceritakan bahwa ekspor lada bisa mencapai 8.000 - 10.000 bahar per tahun, ekuivalen dengan 2.800 - 3.500 ton. Selain itu, kualitas lada Samudra tidak lebih baik daripada lada Cochin (India) yang tidak begitu besar, lebih cekung, kurang tahan lama, dan aromanya kurang harum.
Mata uang yang dipakai disebut dengan ceiti. Terbuat dari timah yang memuat nama raja yang memerintah. Namun, transaksi umumnya menggunakan mata uang internasional seperti drama (dirham), dan cruzado milik Portugis.
Sebagaimana kerajaan-kerajaan lain di kawasan Selat Malaka, Pasai juga menerapkan bea cukai untuk barang ekspor. Setiap bahar yang diekspor, seperti lada, kapur barus, dan emas, dikenakan pajak sebesar satu maz atau 23 gram. Cukai juga diberlakukan bagi kapal-kapal yang berlabuh. Barang-barang yang diimpor dari Barat, kecuali bahan makanan, dikenakan enam persen dari nilai keseluruhan. Setiap barang dagangan yang diekspor dikenakan cukai satu maz per bahar.
sumber: https://jalurrempah.kemdikbud.go.id
Berdasarkan stimulus di atas, kesimpulan yang dapat diambil terkait dengan perdagangan di Kesultanan Samudra Pasai adalah ....
masyarakat Samudra Pasai yang tinggal di pelabuhan merupakan masyarakat kosmopolitan
letak yang strategis mendorong kemajuan bagi Sumadra Pasai
kualitas lada Cochin (India) sama dengan lada Samudra Pasai
kebanyakan para saudagar bertransaksi dengan mata uang ceiti
pendapatan kesultanan Samudra Pasai hanya berasal dari cukai pelabuhan
2.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
5 mins • 1 pt
Perkembangan Perniagaan Kerajaan Demak
Sejak berdirinya Kerajaan Demak dengan letak pusatnya yang tidak jauh dari Pesisir Utara Jawa bagian tengah, membuat aktivitas ekonomi masyarakat bertumpu pada kegiatan perniagaan atau perdagangan. Bandar atau Pelabuhan Demak memiliki posisi yang strategis sebagai pangkalan di tepi Laut Nusantara. Kemunculan Kerajaan Demak pada akhir abad ke 15 M saat itu bersamaan dengan pemusatan gerak niaga bangsa-bangsa di Asia Tenggara yaitu Malaka. Sehingga, pelabuhan-pelabuhan yang terletak di sepanjang Pantai Utara Jawa seperti Surabaya, Gresik, Sedayu, Tuban, Rembang, Juwana, dan Jepara memiliki fungsi sebagai penghubung antara derah penghasil rempah di Indonesia Timur dengan pusat niaga di daerah Malaka (Daljoeni, 1992).
Kerajaan Demak yang berkembang pesat menjadi kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa menyebabkan wilayah ini dijadikan sebagai pusat perniagaan oleh para pedagang muslim. Ketertarikan pedagang muslim terhadap Demak disebabkan oleh wilayahnya yang strategis dan adanya para wali yang terkenal di kalangan masyarakat luas karena memiliki akhlak yang mulia. Para wali berperan sebagai pendakwah sekaligus penasihan kerajaan karena keahliannya dalam bidang agama, politik, sosial, sekonomi, budaya, kesehatan, dan sebagainya. Sehingga, menyebabkan banyak diantara pedagang muslim yang berlabuh dan singgah di Pelabuhan Demak datang untuk bersilaturrahmi dengan para wali yang menjadi penasihat kerajaan. Pada aktivitas perniagaan, pedagang muslim saling melakukan transaksi jual beli, selain itu, para pedagang muslim juga menyebarkan pengaruh ajaran agama Islam kepada masyarakat yang pada saat itu juga sudah memeluk agama Islam (Putri, 2021)
Kegiatan perekonomian Kerajaan Demak yang berkembang dengan pesat khususnya dalam bidang perniagaan maritim, tentunya ditunjang oleh penghasilan sektor agraris yang cukup besar. Wilayah geografis Kerajaan Demak di daerah pedalaman Jawa bagian tengah dialiri oleh sungai-sungai besar yaitu Sungai Serang, Sungai Lusi, dan Sungai Tuntang (Daljoeni, 1992; Tundjung & Hidayat, 2018), Sehingga wilayah tersebut sangat subur dengan hasil pertanian yang melimpah berupa beras utamanya dari Pengging dan Pajang. Tidak hanya berfungsi sebagai irigasi, sungai-sungai tersebut juga digunakan sebagai penunjang kebutuhan pangan di wilayah tersebut, namun juga sebagai komoditi ekspor utama. Sekitar abad ke 16 M, Kerajaan Demak mengalami kesuksesan sehingga menjadi pengekspor tunggal beras di wilayah Nusantara, sedangkan komoditi ekspor lainnya seperti kain tenun Jawa yang nilai jualnya tidak kalah dengan tekstil impor dari Cina dan India (Putri, 2021)
Perkembangan perniagaan Kerajaan Demak juga didukung oleh adanya industri galangan kapal di daerah Lasem. Keadaan tersebut tentu saja menjadi faktor penting dalam perkembangan Kerajaan Demak di bidang maritim. Kemajuan dibidang maritim dibuktikan dengan kepemilikan kapal-kapal yang digunakan sebagai sarana untuk mengangkut hasil pertanian (utamanya beras) di daerah pedalaman sebagai komoditi ekspor Nusantara. Adanya industri galangan kapal tersebut juga memungkinkan Demak untuk memiliki sejumlah kapal yang dapat digunakan untuk kegiatan ekspedisi maritim, baik dalam kegiatan perniagaan maupun berfungsi sebagai kapal perang. Selain itu, kapan-kapal yang telah diproduksi juga menjadi komoditi ekspor yang penting. Bahkan sebelum armada laut Demak mengalami kemunduran akibat perang di Malaka melawan Portugis, Demak diperkirakan memiliki 40 unit jung (kapal-kapal niaga) untuk membawa bahan komoditi ke Malaka (Poesponegoro & Notosusanto, 2009)
Sumber: https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/bihari/article/view/5774/2537
Berdasarkan artikel di atas, dapat disimpulkan bahwa ....
Kerajaan Demak bukan hanya sebagai tempat transaksi jual beli namun sebagai pusat pendidikan agama Islam di Pulau Jawa
perkembangan perniagaan di Kerajaan Demak didukung oleh banyaknya pedagang muslim yang singgah di wilayah tersebut
kerajaan Demak mengalami kemajuan pesat karena didukung oleh hasil rempah-rempah sebagai komoditas utama
sebagai kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, Demak berkembang menjadi kerajaan yang banyak didatangi oleh pedagang luar Indonesia
faktor kemajuan Kerajaan Demak didukung oleh telaknya yang tidak jauh dari pesisir utara Pulau Jawa
3.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
5 mins • 1 pt
Perkembangan Perniagaan Kerajaan Demak
Sejak berdirinya Kerajaan Demak dengan letak pusatnya yang tidak jauh dari Pesisir Utara Jawa bagian tengah, membuat aktivitas ekonomi masyarakat bertumpu pada kegiatan perniagaan atau perdagangan. Bandar atau Pelabuhan Demak memiliki posisi yang strategis sebagai pangkalan di tepi Laut Nusantara. Kemunculan Kerajaan Demak pada akhir abad ke 15 M saat itu bersamaan dengan pemusatan gerak niaga bangsa-bangsa di Asia Tenggara yaitu Malaka. Sehingga, pelabuhan-pelabuhan yang terletak di sepanjang Pantai Utara Jawa seperti Surabaya, Gresik, Sedayu, Tuban, Rembang, Juwana, dan Jepara memiliki fungsi sebagai penghubung antara derah penghasil rempah di Indonesia Timur dengan pusat niaga di daerah Malaka (Daljoeni, 1992).
Kerajaan Demak yang berkembang pesat menjadi kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa menyebabkan wilayah ini dijadikan sebagai pusat perniagaan oleh para pedagang muslim. Ketertarikan pedagang muslim terhadap Demak disebabkan oleh wilayahnya yang strategis dan adanya para wali yang terkenal di kalangan masyarakat luas karena memiliki akhlak yang mulia. Para wali berperan sebagai pendakwah sekaligus penasihan kerajaan karena keahliannya dalam bidang agama, politik, sosial, sekonomi, budaya, kesehatan, dan sebagainya. Sehingga, menyebabkan banyak diantara pedagang muslim yang berlabuh dan singgah di Pelabuhan Demak datang untuk bersilaturrahmi dengan para wali yang menjadi penasihat kerajaan. Pada aktivitas perniagaan, pedagang muslim saling melakukan transaksi jual beli, selain itu, para pedagang muslim juga menyebarkan pengaruh ajaran agama Islam kepada masyarakat yang pada saat itu juga sudah memeluk agama Islam (Putri, 2021)
Kegiatan perekonomian Kerajaan Demak yang berkembang dengan pesat khususnya dalam bidang perniagaan maritim, tentunya ditunjang oleh penghasilan sektor agraris yang cukup besar. Wilayah geografis Kerajaan Demak di daerah pedalaman Jawa bagian tengah dialiri oleh sungai-sungai besar yaitu Sungai Serang, Sungai Lusi, dan Sungai Tuntang (Daljoeni, 1992; Tundjung & Hidayat, 2018), Sehingga wilayah tersebut sangat subur dengan hasil pertanian yang melimpah berupa beras utamanya dari Pengging dan Pajang. Tidak hanya berfungsi sebagai irigasi, sungai-sungai tersebut juga digunakan sebagai penunjang kebutuhan pangan di wilayah tersebut, namun juga sebagai komoditi ekspor utama. Sekitar abad ke 16 M, Kerajaan Demak mengalami kesuksesan sehingga menjadi pengekspor tunggal beras di wilayah Nusantara, sedangkan komoditi ekspor lainnya seperti kain tenun Jawa yang nilai jualnya tidak kalah dengan tekstil impor dari Cina dan India (Putri, 2021)
Perkembangan perniagaan Kerajaan Demak juga didukung oleh adanya industri galangan kapal di daerah Lasem. Keadaan tersebut tentu saja menjadi faktor penting dalam perkembangan Kerajaan Demak di bidang maritim. Kemajuan dibidang maritim dibuktikan dengan kepemilikan kapal-kapal yang digunakan sebagai sarana untuk mengangkut hasil pertanian (utamanya beras) di daerah pedalaman sebagai komoditi ekspor Nusantara. Adanya industri galangan kapal tersebut juga memungkinkan Demak untuk memiliki sejumlah kapal yang dapat digunakan untuk kegiatan ekspedisi maritim, baik dalam kegiatan perniagaan maupun berfungsi sebagai kapal perang. Selain itu, kapan-kapal yang telah diproduksi juga menjadi komoditi ekspor yang penting. Bahkan sebelum armada laut Demak mengalami kemunduran akibat perang di Malaka melawan Portugis, Demak diperkirakan memiliki 40 unit jung (kapal-kapal niaga) untuk membawa bahan komoditi ke Malaka (Poesponegoro & Notosusanto, 2009)
Sumber: https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/bihari/article/view/5774/2537
Berdasarkan artikel di atas, perkembangan perniagaan kerajaan Demak didukung oleh ....
adanya industri galangan kapal di Lasem
hasil perkebunan berupa cengkeh yang melimpah
banyaknya pedagang muslim yang singgah
tumbuhnya Demak menjadi pusat pendidikan Islam
penghasil tenun jawa terbesar di Pulau Jawa
4.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
5 mins • 1 pt
Kerajaan Demak
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah sekitar akhir abad ke 15 M. Secara geografis, letak Kerajaan Demak sangatlah strategis yaitu berada di tepi selat diantara Pesisir Utara Jawa dan Pulau Muria yang merupakan kawasan rawa-rawa yang luas. Dalam perkembangannya, Kerajaan Demak memiliki pelabuhan strategis yang sering dijadikan sebagai tempat transit pelayaran dunia di jalur perniagaan Nusantara, yaitu dari Malaka ke Maluku atau sebaliknya. Keberadaan pusat Kerajaan Demak yang terletak di Pesisir Utara Jawa menjadikan perniagaan sebagai mata pencaharian mayoritas masyarakat Kerajaan Demak sejak abad ke 15 hingga 16. Selain wilayah yang strategis, kegiatan perniagaan Kerajaan Demak ditunjang dengan hasil komoditi agraris yang melimpah. Bahkan sekiar abad ke 16 M, Kerajaan Demak mengalami kesuksesan sehingga menjadi pengekspor tunggal beras di wilayah Nusantara. Namun pada abad ke 17 M, Selat Muria mengalami proses pendangkalan sehingga tidak dapat digunakan untuk pelayaran niaga dan pusat pelabuhan Kerajaan Demak dipindahkan ke daerah Jepara. Hal tersebut menyebabkan Kerajaan Demak berangsur-angsur mengalami kemunduran. Pusat pemerintahan Kerajaan Demak menjadi kurang strategis hingga pada akhirnya Kerajaan Demak mengalami keruntuhan dan digantikan oleh Kerajaan Pajang. Maka dari itu dapat diambil kesimpulan bahwa keberadaan Pesisir Jawa memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan perniagaan Kerajaan Demak pada abad ke 15 hingga 17 M.
sumber: https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/bihari/article/view/5774/2537
Berdasarkan narasi di atas, kemajuan Kerajaan Demak didukung oleh ....
hasil komoditas pertanian yang melimpah
pendangkalan yang terjadi di Pelabuhan Jepara
suburnya tanah di beberapa wilayah kerajaan
berkembangnya sistem irigasi di Kerajaan Demak
kemajuan sistem pertanian di Kerajaan Demak
5.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
5 mins • 1 pt
Sultan Agung Hanyakrakusuma dan Eksistensi Kesultanan Mataram
Sultan Agung memiliki niat untuk menyatukan seluruh wilayah pulau Jawa dibawah panji Kesultanan Mataram. Niat tersebut berdasarkan bahwa Kesultanan Mataram Islam ingin menjadi sebuah negeri yang besar yang menjadi kiblat politik, ekonomi, sosial budaya dan agama Islam kerajaan-kerajaan di Nusantara. Sampai pada akhirnya cita-cita Sultan Agung tercapai dimana Jawa Timur, Jawa Tengah dan sebagian wilayah Jawa Barat berada dalam kekuasaan Kesultanan Mataram Islam dibawah kepemimpinan Sultan Agung Sultan Agung Hanyakrakusuma Senopati ing Ngalaga Ngadurrahman. Ternyata keinginan Sultan Agung Hanyakrakusuma Senopati ing Ngalaga Ngadurrahman tidak hanya sampai disitu saja. Sultan Agung berniat untuk menguasai Kesultanan Banten yang saat itu dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa.
Kesultanan Banten menarik bagi Kesultanan Mataram karena memiliki letak strategis dalam perdagangan luas. Namun langkah tersebut dinilai sangat sulit karena Kesultanan Banten sedang mengalami kejayaan. Ada ancaman VOC di Batavia yang dinilai sangat berat jika harus melawan dua kekuatan besar, maka Sultan Agung memerintahkan pasukannya untuk memerangi VOC di Batavia terlebih dahulu. Usaha Sultan Agung menyerang VOC di Batavia dilakukan sebanyak tiga kali. Perlawanan pertama mengalami kegagalan karena kurangnya swasembada makanan bagi pasukan Sultan Agung. Serangan kedua, pasukan Mataram mengalami kegagalan karena strateginya diketahui oleh VOC dengan membakar lumbung pagi dibeberapa titik wilayah kekuasaan Mataram. Usaha penyerangan yang ketiga belum sempat dilakukan karena Sultan Agung wafat dan digantikan oleh Amangkurat I sebagai pemimpin Kesultanan Mataram Islam selanjutnya.
sumber: http://diakronika.ppj.unp.ac.id/index.php/diakronika/article/view/133/78
Berdasarkan artikel di atas, salah satu usaha yang dilakukan oleh Sultan Agung Hanyakrakusumo dalam memperluas wilayah kekuasaan Mataram Islam adalah ....
merebut lumbung padi yang dikuasai oleh VOC di wilayah Batavia
melakukan penyerangan terhadap Kesultanan Banten
menguasai beberapa wilayah Batavia yang dikuasai oleh VOC
mengadakan penyerangan terhadap VOC di daerah Batavia
mengadakan kerjasama dengan VOC untuk mengalahkan Banten
6.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
5 mins • 1 pt
Peranan Kerajaan Gowa dalam Perniagaan Abad XVII
Kemunculan Kerajaan Gowa sebagai bandar besar yang turut serta dalam percaturan perdagangan di Nusantara baru dimulai setelah Raja Gowa ke IX, Karaeng Tumaparissi Kallona (1510-15460, membuat kota raja di Benteng Somba Opu. Namun nama Makkasar sesungguhnya telah dikenal sejak abad ke 13. Dugaan itu didasarkan atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal sendiri terdiri atas tiga hal, pertama, sebelum masa pemerintahannya, istana raja dan pusat pemerintahan berada di Tamalatea (wilayah Sungguminasa) yang terletak jauh dari wilayah pantai (kurang lebih 6 km). Hal ini dipandang sebagai faktor yang menunjukkan bahwa kerajaan itu berorientasi ke dunia agraris. Kedua, raja ini yang mengawali pemindahan istana dan pusat pemerintahan ke Benteng Somba Opu yang dibangun di pesisir dekat muara sungai Je’ne berang, wilayah Somba Opu ini yang dijadikan sebagai banda niaga kerajaan itu, sehingga dipandang sebagai awal kerajaan terlibat dalam dunia niaga.
Terakhir pada masa pemerintahannya baru dikenal adanya jabatan syahbandar yang bertugas mengatur lalu lintas niaga dan pajak perdagangan di pelabihan. Faktor eksternalnya sendiri terdiri atas beberapa hal diantaranya yakni, pertama adalah letaknya yang strategis karena posisinya berada di tengah-tengah dunia perdagangan. Kedua, adanya intervensi bangsa Eropa dalam dunia niaga yang telah memberikan peluang bagi para pedagang di pusat niaga yang mengitarinya dan mengalihkan kegiatan mereka ke Makassar. Perkembangan Makassar menjadi sebuah pusat perdagangan di Nusantara dikarenakan adanya interaksi perdagangan seperti beras, hewan ternak, keramik, budak, lada, serta rempah-rempah yang telah memicu Makassar menjadi kerajaan maritim di Indonesia bagian timur. Adanya komoditas-komoditas tersebut maka Makassar khususnya Kerajaan Gowa cukup dikenal oleh khalayah ramai tidak hanya di Asia tetapi juga sampai ke Eropa.
Raja mengembangkan perdagangan di Kerajaan Gowa dengan cara melalukan politik ekspansi ke pedalaman dan juga dengan berupaya memberikan keamanan dan kenyamanan bagi para pedagang. Politik ekspansi ke pedalaman ini berfungsi tidak hanya sebagai perluasan wilayah, tetapi juga dimanfaatkan untuk mencari wilayah sokongan baru penghasil komoditi perdagangan. Selanjutnya, keamanan dan kenyamaman yang telah diberikan oleh kerajaan Gowa kepada para pedagang agar traksansi perdagangan berjalan lancar juga telah menjadi pemicu pesatnya perdagangan di Makassar.
Ditambah juga dengan kepemimpinan Raja Gowa yang memerintah dari tahun 1593-1639 (Sultan Alauddin), 1639-1653 (Sultan Malikussaid), 1653-1669 (Sultan Hasanuddin), inilah raja-raja yang mampu mengembangkan dan mempertahankan kejayaan serta ke eksistensinya dari pengaruh luar, khususnya orang Eropa walaupun pada masa Sultan Hasanuddin sedikit mengalami kegoncangan dalam perdagangan namun tidak menyurutkan cita-cita Kerajaan Gowa untuk tetap menjadi pelabuhan perdagangan internasional maupun hanya sebagai transito para pedagang dari seluruh nusantara.
Berdasarkan artikel di atas, usaha yang dilakukan oleh raja Gowa dalam mengembangkan bidang perdagangan adalah ....
tidak membebaskan pajak bagi para pedagang
melakukan pemindahan ibukota kerajaan ke Sumba Opu
mencari wilayah penghasil komoditas perdagangan
memberikan keamaan bagi para pedagang lokal
melakukan ekspansi politik ke daerah pedalaman
7.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
5 mins • 1 pt
Laut dan Islam: Perkembangan Kesultanan Perlak pada Abad XV
Para pedagang yang berasal dari Arab dan Persia yang berkunjung ke Perlak telah melalui jalur perdagangan tersebut, mereka menyinggahi wilayah Pantai Barat Sumatera karena wilayah tersebut banyak menghasilkan barang-barang yang bagus, terutama dalam komoditi rempah-rempah. Ketika Islam sudah masuk dan menyebar, para pedagang mendatangi wilayah pesisi Barat dan Utara Sumatera dengan agama yang baru dan tidak menyebarkan agama yang dianutnya kepada penduduk asli .
Lalu, Bandar mana saja yang disinggahi oleh para pedagang Islam tersebut? Maka jawabnya adalah bahwa Bandar Perlak menjadi salah satu pelabuhan yang pernah disinggahi karena sebelum Nabi Muhammad lahir, orang-orang Persia telah menyebut Kota Perlak sebagai Taj Alam. Sekitar tahun 670 M, seorang bangsawan Persia pergi mengembara ke Taj Alam dengan tujuan untuk berdagang dan kemudian ia menikah dengan seorang Putri Siam. Bangsawan inilah yang nantinya akan menghasilkan keturunan raja-raja Perlak yang menciptakan kekuasaan politik dan pemerintahan dan mereka diberi gelar meurah.
Melalui jalur dagang internasional pada masa lalu, Pantai Timur Sumatera merupakan lokasi yang berkaitan dengan aktivitas perdagangan pada masa itu. Apabila dilihat dari segi arkeologi, data-data yang mengenai aspek kehidupan pada amsa tersebut dapat dikaji dari temuan benda bersejarah dari pantai Timur Sumatera, terutama pada pelabuhan-pelabuhan kuno yang sudah tidak digunakan lagi. Dulunya, pelabuhan tersebut sangat ramai dikunjungi oleh pedagang dari penjuru negeri. Kegiatan eksavasi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Purbakala dan peninggalan nasional pada situs tersebut dapat memberi petunjuk tentang Kesultanan Perlak yang pernah berdiri pada saat itu.
sumber: https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/sh/article/download/26435/11695
Berdasarkan artikel di atas, yang melatarbelakangi kedatangan para pedagang yang berasal dari Arab dan Persia adalah ....
Perlak penghasil komoditas bagus berupa kain tenun
salah satu komoditas perniagaan Perlak adalah rempah
letak Perlak di antara jalur perdagangan internasional
Perlak sebagai salah satu pelabuhan ramai di wilayah Malaka
Perlak merupakan penghasil rempah terbesar di Nusantara
Create a free account and access millions of resources
Similar Resources on Wayground
15 questions
Kuis Sejarah Islam

Quiz
•
KG - 12th Grade
15 questions
teori islamisasi

Quiz
•
10th Grade
10 questions
SEJARAH INDONESIA

Quiz
•
10th Grade
10 questions
KUIS SAMUDERA PASAI

Quiz
•
10th Grade
15 questions
Review Kerajaan Islam

Quiz
•
10th Grade
10 questions
KERAJAAN SAMUDERA PASAI

Quiz
•
10th - 12th Grade
10 questions
UH Islamisasi dan Kerajaan Islam di Pulau jawa

Quiz
•
10th Grade
15 questions
KERAJAAN ISLAM

Quiz
•
10th Grade
Popular Resources on Wayground
50 questions
Trivia 7/25

Quiz
•
12th Grade
11 questions
Standard Response Protocol

Quiz
•
6th - 8th Grade
11 questions
Negative Exponents

Quiz
•
7th - 8th Grade
12 questions
Exponent Expressions

Quiz
•
6th Grade
4 questions
Exit Ticket 7/29

Quiz
•
8th Grade
20 questions
Subject-Verb Agreement

Quiz
•
9th Grade
20 questions
One Step Equations All Operations

Quiz
•
6th - 7th Grade
18 questions
"A Quilt of a Country"

Quiz
•
9th Grade