Asesmen Awal Kognitif Asal Usul dan Makna Bhinneka Tunggal Ika

Di SMK Negeri 4 Tangerang Selatan, siswa-siswi berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Ada yang berasal dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Mereka sering berbagi cerita tentang tradisi dan budaya daerah masing-masing. Suatu hari, sekolah mengadakan festival budaya untuk merayakan keberagaman. Setiap siswa diminta untuk memperkenalkan khas, tarian dan pakaian adat dari daerah asal mereka. Acara ini bertujuan untuk memperkuat semangat Bhinneka Tunggal Ika di kalangan siswa.

Apa makna dari Bhinneka Tunggal Ika yang tercermin dalam kegiatan festival budaya di sekolah tersebut....

• Semua siswa harus beradaptasi dengan budaya Jawa

• Setiap daerah di Indonesia harus memiliki budaya yang sama

• Meskipun berbeda-beda, setiap budaya dihargai dan dipersatukan

• Hanya budaya dari daerah tertentu yang diakui dan dipromosikan

• Keberagaman budaya tidak penting dalam kehidupan sehari-hari

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 4 Tangerang Selatan memiliki siswa-siswi yang berasal dari berbagai suku, termasuk Betawi, Minangkabau, Bugis, dan Bali. Setiap kali ada tugas kelompok, mereka saling berbagi cerita tentang tradisi dan kebiasaan daerah masing-masing. Suatu hari, sekolah mengadakan acara “Pekan Budaya” di mana setiap kelompok siswa diminta untuk menampilkan presentasi mengenai budaya suku mereka.

Bagaimana sikap siswa-siswi SMK Negeri 4 Tangerang Selatan mencerminkan prinsip Bhinneka Tunggal Ika....

• Siswa hanya mempelajari budaya Betawi.

• Setiap siswa harus mengikuti kebiasaan suku yang mayoritas

• Mereka saling mengenal dan menghargai budaya satu sama lain.

• Hanya budaya dari suku mayoritas yang ditampilkan dalam acara.

• Mereka menolak mempelajari budaya dari suku lain.

Di daerah Ciputat, Tangerang Selatan, terdapat sebuah pasar tradisional yang menjadi pusat interaksi berbagai suku dan budaya. Pasar ini terkenal dengan keberagaman pedagang dan pembelinya yang berasal dari suku Betawi, Sunda, Jawa, Tionghoa, dan lain-lain. Setiap hari, pasar ini dipenuhi oleh aktivitas jual beli, di mana setiap suku membawa kekhasan kulinernya masing-masing. Misalnya, pedagang Betawi menjual kerak telor, pedagang Sunda menjual nasi timbel, dan pedagang Tionghoa menjual bakpao.

Apa yang mencerminkan keberagaman budaya di pasar tradisional di Kecamatan Ciputat....

• Hanya pedagang dari satu suku yang diperbolehkan berjualan.

• Pasar hanya menjual makanan khas dari satu budaya.

• Pedagang dari berbagai suku membawa kekhasan kuliner masing-masing.

• Pembeli hanya boleh membeli dari pedagang yang satu suku.

• Pasar tidak memperbolehkan adanya perbedaan budaya.

Di sebuah lingkungan perumahan di Serpong, Tangerang Selatan, warga rutin mengadakan kegiatan gotong royong setiap bulan. Dalam kegiatan ini, semua warga dari berbagai suku dan budaya seperti Betawi, Minangkabau, dan Batak bekerja sama membersihkan lingkungan. Selain itu, mereka juga sering mengadakan acara silaturahmi, di mana setiap keluarga membawa makanan khas dari daerah asal mereka untuk dinikmati bersama.

Bagaimana kegiatan gotong royong di lingkungan perumahan tersebut mencerminkan keberagaman budaya....

• Semua warga harus mengikuti kebiasaan satu suku tertentu.

• Warga dari suku yang berbeda tidak diikutsertakan dalam kegiatan.

• Setiap suku membawa dan berbagi makanan khas mereka dalam acara silaturahmi.

• Hanya warga dari suku mayoritas yang aktif dalam gotong royong.

• Kegiatan gotong royong diadakan hanya untuk satu suku saja.

Di Kota Tangerang Selatan, terdapat sekolah yang memiliki program tahunan "Pekan Budaya Nusantara." Dalam program ini, siswa-siswi dari berbagai suku menampilkan tarian tradisional, pakaian adat, dan permainan daerah mereka. Misalnya, siswa suku Jawa menampilkan tarian Reog, siswa suku Bali menampilkan tari Kecak, dan siswa suku Papua menampilkan tari Yospan. Acara ini selalu dihadiri oleh orang tua dan warga sekitar yang antusias menyaksikan.

Apa tujuan dari diadakannya program "Pekan Budaya Nusantara" di sekolah tersebut....

• Mendorong siswa untuk melupakan budaya asal mereka.

• Menampilkan hanya budaya dari satu suku mayoritas.

• Mengajarkan siswa untuk menghargai dan mengenal berbagai budaya.

• Membatasi siswa untuk hanya mempelajari budaya daerah asal mereka.

• Menghilangkan perbedaan budaya di antara siswa.

Dalam sebuah pertemuan warga di Pamulang, Tangerang Selatan, dibahas rencana untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia. Warga sepakat untuk mengadakan lomba-lomba tradisional seperti panjat pinang, balap karung, dan tarik tambang. Selain itu, mereka juga akan mengadakan bazar makanan yang menjual berbagai kuliner khas dari berbagai suku yang tinggal di daerah tersebut.

Bagaimana peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia di Kecamatan Pamulang mencerminkan keberagaman budaya....

• Hanya lomba dari satu suku yang diadakan.

• Warga hanya boleh mengikuti lomba yang berasal dari budaya mereka sendiri.

• Lomba-lomba dan bazar makanan melibatkan berbagai budaya dari warga setempat.

• Makanan dari suku tertentu tidak diperbolehkan dijual di bazar.

• Peringatan hanya dihadiri oleh warga dari suku mayoritas.

Di sebuah daerah Setu, Tangerang Selatan, warga dari berbagai latar belakang budaya sering berkumpul di balai desa untuk berdiskusi tentang perkembangan desa. Mereka membahas berbagai isu seperti pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Dalam setiap diskusi, semua warga diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat dan pandangannya berdasarkan pengalaman budaya masing-masing.

Bagaimana kegiatan diskusi di balai desa tersebut mencerminkan prinsip keberagaman budaya....

• Hanya warga dari suku mayoritas yang diizinkan berbicara.

• Diskusi hanya membahas budaya dari satu suku tertentu

• Semua warga diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya berdasarkan pengalaman budaya masing-masing.

• Warga dari suku minoritas tidak diundang dalam diskusi.

• Budaya dari suku mayoritas lebih diutamakan dalam setiap keputusan.

Di Tangerang Selatan, terdapat sebuah kampung yang dikenal dengan keberagamannya, di mana warga dari berbagai suku dan agama tinggal berdampingan dengan rukun. Kampung ini memiliki tradisi tahunan bernama "Festival Kampung Harmoni" di mana setiap warga menampilkan tarian tradisional, musik, dan kuliner dari daerah asal masing-masing. Warga kampung sangat antusias menyambut acara ini karena dapat mempererat tali persaudaraan di antara mereka.

Bagaimana "Festival Kampung Harmoni" mencerminkan keberagaman budaya dalam kehidupan bermasyarakat di tingkat lokal di Tangerang Selatan....

• Warga hanya menampilkan budaya yang dominan di kampung.

• Hanya budaya dari suku mayoritas yang diperbolehkan tampil.

• Setiap warga menampilkan dan merayakan budaya dari daerah asal mereka.

• Festival ini hanya diikuti oleh warga yang berasal dari suku Betawi.

• Warga tidak antusias terhadap acara tersebut.

Selama acara peringatan Hari Kemerdekaan di salah satu kelurahan di Tangerang Selatan, Ibu Lurah memberikan sambutan tentang pentingnya semboyan "Bhinneka Tunggal Ika". Ia menceritakan bahwa semboyan ini digunakan sebagai moto negara Indonesia dan tercantum dalam lambang negara. Ibu Lurah mengajak seluruh warga untuk selalu mengingat dan mengamalkan semboyan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Dimanakah semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" tercantum....

• Undang-Undang Dasar 1945

• Proklamasi Kemerdekaan

• Pancasila

• Lambang Negara Indonesia

• Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Pada sebuah seminar tentang kebhinekaan yang diadakan di Universitas Pamulang, seorang pembicara membahas bagaimana semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" masih relevan dalam konteks modern. Ia menyebutkan bahwa semboyan ini sangat penting untuk menjaga persatuan di tengah berbagai tantangan sosial dan politik yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.

Mengapa semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" masih relevan dalam konteks modern Indonesia....

• Hanya penting pada masa Kerajaan Majapahit

• Tidak lagi relevan karena Indonesia sudah homogen

• Sangat penting untuk menjaga persatuan di tengah keberagaman dan tantangan sosial serta politik

• Hanya digunakan dalam upacara resmi negara

• Relevan hanya dalam konteks budaya, bukan dalam politik