DOKTER CILIK
Hari ini Vita dan Veha di rumah saja karena orang tua mereka sibuk. Vita senang bermain dokter-dokteran, tetapi Veha tidak suka permainan itu. Vita mengajak Veha untuk bermain bersama. Dia berpura-pura memiliki peralatan dokter. Vita berpura-pura menjadi dokter. Dia memeriksa Veha. Vita berseru, "Tenang! Biar dokter memeriksamu." Oh, suhu badan Veha tidak tinggi! Detak jantungnya pun normal! Veha bosan.
"Kakak, aku tidak suka permainan ini. Bagaimana kalau kita bermain petak umpet saja?" Veha bertanya.
"Tidak, kita hanya berdua," Vita menolak. "Pasti tidak seru. Bagaimana kalau kau yang jadi dokternya?"
Kemudian, dia memberikan peralatan dokter kepada Veha. Veha masih juga bosan. Ketika Vita berbalik, Veha berlari ke dalam rumah untuk bersembunyi. Vita memandang sekeliling, tetapi tidak melihat adiknya. Vita berseru, "Di mana kau, Veha?" Namun, tidak ada jawaban.
Vita masuk dan mencari Veha. Veha bersembunyi dan menertawakan kakaknya. Lalu, dia masuk ke sebuah kamar untuk bersembunyi.
"Veha, kau di dalam rumah?"
Hening. Tidak ada jawaban. Tak lama kemudian, Vita mendengar Veha terjatuh di kamar. Vita masuk dan melihat lutut adiknya terluka. Dia sangat ketakutan, tetapi tidak tahu cara menghubungi orang tuanya. Vita mendapat ide, dia akan membalut lutut adiknya dengan perban.
Vita mengambil kunci untuk membuka sebuah laci, berharap menemukan kapas, kasa, dan perban. Namun, karena ketakutan, dia menjatuhkan kunci di bawah sebuah peti berat.
"Auw! Sakit sekali!" Veha berseru.
"Tunggu sebentar! Aku menjatuhkan kuncinya!" sahut Vita.
Vita tidak mendapat mengangkat peti yang berat itu untuk meraih kunci. Veha punya ide. Veha menyuruh kakaknya menggunakan tongkat kayu untuk mengangkat peti. Mereka bekerja sama untuk mengangkat peti dan menggapai kunci.
"Bagus sekali! Bagaimana kamu bisa tahu cara melakukan ini?" tanya Vita.
"Aku pernah melihat Ayah melakukannya," jawab Veha.
Vita menggunakan kapas, kasa, dan perban untuk menghentikan pendarahan. Orang tua mereka pulang untuk membantu.
"Lihat, lukanya tidak berdarah lagi! Kakak dapat melakukan pekerjaan dokter!"
Veha bercerita kepada orang tuanya.
"Bisakah kamu tidak terlalu aktif, Veha?"Vita dan orang tuanya berkata serentak. Veha tertawa, melupakan lututnya yang sakit.
Keesokan harinya, Vita dan Veha bermain bersama. Vita menjadi dokter dan Veha menjadi petugas rumah sakit.
"Vita, pasiennya di sini!" seru Veha sambil menarik mobil-mobilannya yang mengangkut boneka.
"Oh, biar kuperiksa pasiennya!" sahut Vita. Vita dan Veha bermain bersama dengan gembira.
PERTANYAAN
Mengapa Veha berlari ke dalam rumah untuk bersembunyi?