Langit dan Angin adalah dua burung pemangsa yang bersaudara. Mereka pun selalu dibanding-bandingkan satu sama lain. Langit adalah burung elang yang sangat terkenal dengan badan gagah dan kekuatan yang tidak terkalahkan. Di kalangan burung pemangsa, Langit sangat terkenal akan kehebatannya. Salah satu kehebatannya yang paling terkenal adalah ia dapat memangsa seekor serigala dan membawa serigala itu ke tempat persembunyiannya di Tebing Alkana. Tak heran, Langit terkenal dengan sebutan “sang Penakluk” di kalangan burung pemangsa. Akan tetapi, dengan segala kehebatannya, Langit tidak pernah merasa angkuh. Ia selalu rendah hati kepada siapa pun, termasuk kepada Angin, saudaranya sendiri.
Angin juga tak kalah hebat dari Langit. Angin adalah burung alap-alap yang terkenal dengan kecepatannya. Ia memiliki kehebatan yang jarang dimiliki oleh burung pemangsa lain. Selain kecepatan dan ketepatan menerkam mangsa, ia juga dapat membaca gerak-gerik mangsanya, baik di darat maupun di laut. Semua jenis mangsa dapat ia tebak dengan gerakannya yang tepat. Selain itu, Angin juga dapat memangsa di pagi, siang, maupun malam hari karena penglihatannya sangat tajam.
“Angin, apa kau tidak kesal selalu dibanding-bandingkan dengan Langit?” tanya Kondor.
“Kalau aku jadi kau aku pasti kesal. Apalagi dia adalah saudara dekatmu,” ucap Seriema.
“Oh, aku pernah mendengar burung lain mengejekmu. Katanya kau tidak akan pernah bisa mengalahkan Langit,” ucap Kondor kepada Angin.
“Cukup! Aku sudah muak mendengar semua keluhan-keluhan itu. Kupingku sudah tidak mau menerima ocehan-ocehan itu,”ucap Angin dengan nada tinggi.
“Angin, kau sudah cukup hebat. Bahkan kau lebih hebat dari kami,” jelas Osprey.
“Tapi tidak lebih hebat dari Langit,” ucap Angin dengan ketus.
Angin bersikeras dan merasa yakin bahwa ia mampu menandingi kehebatan Langit. Ia pun mulai sering melatih kemampuannya agar bisa lebih hebat lagi. Ia mencari tahu semua hal tentang Langit. Kemampuan yang paling diinginkan oleh Angin adalah kekuatan sehingga ia terus melatih kekuatannya setiap hari.
“Percuma kau berlatih! Sekeras apa pun latihanmu, kau tidak akan bisa mengalahkan Langit. Kau akan tetap menjadi Angin yang selalu berada di bawah Langit,” ejek Caraca ketika ia melihat Angin sedang berlatih pada suatu waktu.
“Lihat saja, aku akan buktikan kepadamu kalau aku bisa mengalahkan Langit. Aku yang akan ada di atas Langit!” teriak Angin kepada Caraca. Angin pun terus melatih kekuatannya sekuat tenaga.
Suatu ketika, di balai pertemuan, Angin melihat Langit sedang dikelilingi oleh burung pemangsa lain. Di sana, ia juga melihat Kondor, Seriema, Osprey, dan Caraca yang sedang mengobrol sangat akrab dengan Langit. Langit memang burung yang sangat ramah kepada siapa pun. Angin mencoba menghampiri mereka dan disambut baik oleh Langit. Langit sangat senang bertemu dengan Angin karena sudah sangat lama ia tidak bertemu saudaranya itu. Akhirnya, mereka berkumpul bersama membahas kemampuan masing-masing. Satu per satu dari mereka menceritakan kemampuan masing-masing yang semakin meningkat.
Ketika Angin sedang bercerita mengenai kemampuan barunya, yaitu kekuatan untuk mengangkat mangsa yang berat, Caraca menantangnya dan memintanya untuk membuktikan itu. Angin langsung menyetujuinya karena hal itulah yang sebenarnya ia tunggu. Ia ingin membuktikan kepada burung pemangsa lain bahwa ia tidak kalah hebat dari Langit.
Setelah Angin setuju untuk membuktikan kehebatannya, Caraca menyuruh Langit untuk mengalahkan Angin. Akan tetapi, Langit menolak karena ia merasa, hal itu adalah pengkhianatan terhadap saudaranya sendiri. Namun, Angin justru meminta Langit menuruti keinginan Caraca. Akhirnya, Langit pun menuruti permintaan saudaranya itu.
“Aku sudah menyiapkan dua banteng seberat 500 kg untuk kalian buru dan dijadikan mangsa. Bawalah mangsa itu ke hadapanku. Kita lihat siapa yang berhasil membawa mangsa itu,” ucap Seriema.
Angin dan Langit langsung pergi mencari banteng yang dimaksud Seriema. Mereka mencari dengan susah payah di hutan hingga larut malam. Dalam kondisi ini, pasti Angin yang akan mendapatkan banteng itu dengan cepat karena penglihatannya sangat baik di malam hari. Akan tetapi, Langit sangat terkenal dengan kekuatannya untuk melumpuhkan mangsa dengan cepat. Faktanya, Angin sudah melumpuhkan banteng itu sebelum Langit. Saatnya Angin untuk terbang dengan cepat membawa banteng itu ke hadapan Seriema. Angin sudah sangat yakin, ia pasti akan sampai lebih dahulu dari Langit.
Keesokan harinya, Seriema, Kondor, dan Caraca sudah mendengar suara Angin yang semakin mendekat. Langit juga terlihat berada tidak jauh dibelakangnya. Caraca tidak percaya bahwa apa yang dikatakan Angin benar. Ia lebih hebat dari Langit. Namun, alangkah terkejutnya semua orang ketika banteng yang dibawa Angin tiba-tiba bergerak tak beraturan. Rupanya, banteng itu belum lumpuh sepenuhnya. Angin pun jatuh tersungkur.
Kini, posisi menjadi berbalik, Langit memimpin dan akhirnya ia berhasil membawa banteng itu dengan susah payah ke hadapan Seriema. Kondor, Caraca, Seriema, dan Osprey sudah bisa menebak bahwa memang Langitlah yang akan menjadi pemenang. Akhirnya, Angin pun menyadari, setiap burung memiliki kemampuannya masing-masing. Tidak ada salahnya untuk meningkatkan kemampuan masing-masing, tetapi sesuatu yang sudah ditetapkan harus bisa diterima dengan baik. Angin pun mengakui, kekuatan Langit memang tidak ada tandingannya.
Manakah pernyataan yang SALAH dari pernyataan dibawah ini!