Namun, Paman Beo tidak kehilangan akal. Ia berangkat menemui Kakek Kenari, guru dari burung yang belajar berkicau. Di sana, banyak anak-anak burung, termasuk Rina, Laila, dan Dian, belajar bernyanyi dengan ceria. Saat Paman Beo berlatih mengikuti arahan Kakek Kenari, selalu terdengar suara, “Koaak… koaak…” Anak-anak burung semua tertawa riang. Sampai akhirnya Paman Beo menjadi kesal. Dia mulai bercerita, “Hei kalian anak-anak burung, dengarkan cerita Paman. Sewaktu muda, Paman adalah burung yang paling pintar bernyanyi. Saking merdunya, sampai dipanggil oleh Raja dan Ratu Merak untuk menghibur mereka. Paman juga berkelana dan bertemu dengan Raja Gagak. Ia kagum dan iri mendengar suara Paman. Dicurilah suara merdu Paman oleh Raja Gagak. Dan sampai sekarang Paman tidak bisa bernyanyi lagi.” “Wah… cerita Paman hebat!” seru Laila. “Tapi… semua itu hanya khayalan Paman,” lanjut Paman Beo dengan lesu. “Aku suka dongeng Paman, besok Paman Beo mendongeng lagi, ya,” celetuk Dian. Paman Beo mengangguk gembira.
Dalam khayalan Paman Beo, siapakah yang mencuri suara merdunya?