Alamku yang Hilang
Oleh: Suwarni Azis
Habis salat Asar aku bergegas mengambil sepeda motor kesayanganku. Aku kemudian bergegas mengantar kue pesanan Bu Yuni. Dari rumah Bu Yuni, aku pun memacu motorku untuk pulang. Namun, kali ini aku jalankan motor agak pelan. Begitu kulihat ada beberapa anak bermain bola, kuparkirkan motorku di pinggir jalan.
Kulihat mereka begitu ceria meskipun tempat itu sekarang gersang dan penuh dengan tumpukan material yang belum terpakai. Di sinilah dulu aku bersama Mas Adib dan Abi sering menghabiskan waktu sorenya. Mas Adib tidak lupa membawa bola plastiknya. Dia akan bermain sepak bola bersama anak-anak yang sedang angon kambing karena banyak rumput hijaunya. Kami juga sering bermain mencari walang di ilalang dari pohon yang tumbuh di sekitar tanah ini. Sementara itu, Abi sibuk mengawasi kita berdua.
"Mbak Ara, ya?" sapa seseorang mengagetkan lamunanku.
"Eh . Mbak Dini, gimana kabarnya? Lama tidak bertemu, jawabku agak gugup.
"Alhamdulillah, baik Mbak Ara. Tadi sempat agak ragu, ini betulan Mbak Ara atau bukan. Soalnya sudah ama tidak bertemu," kata Mbak Dini dengan senyum manisnya.
"Iya, ya Mbak, sudah lama nggak ketemu," jawabku cepat.
"Oiya, tumben nih, sore-sore di sini?" tanya Mbak Dini agak penasaran.
"|ya, Mbak. Tadi habis mengantar kue di Bu Yuni, terus lewat sini kok melihat anak-anak itu bermain terus jadi ingin berhenti. Tapi sayang ya Mbak, tempatnya sudah berubah tidak seperti dulu," jawabku.
"Benar, Mbak Ara. Sekarang kita kalah dengan kepentingan orang besar di luar sana. Tanah kita banyak yang dimanfaatkan untuk bisnis perumahan," jelas Mbak Dini.
"Berarti kita harus berusaha mengembalikan oksigen kita yang mulai hilang ya," ujarku "Betul, Mbak, agar lingkungan asri kita kembali lagi," jawab Mbak Dini.
Keterangan:
Angon: menggembala
Walang: belalang
Siapakah yang sering diajak Ara bermain mencari walang?