POST TES MODERASI BERAGAMA SMKN 4 JEMBER

POST TES MODERASI BERAGAMA SMKN 4 JEMBER

12th Grade

6 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

Role of males and females in Islam

Role of males and females in Islam

7th - 12th Grade

8 Qs

Hadits-7 (Kls.10)

Hadits-7 (Kls.10)

9th Grade - University

10 Qs

Latihan PAI 6

Latihan PAI 6

11th - 12th Grade

10 Qs

Mengenal Sahabat Rasulullah

Mengenal Sahabat Rasulullah

12th Grade - University

10 Qs

Kisah Islami

Kisah Islami

KG - University

6 Qs

Persatuan agama Islam

Persatuan agama Islam

1st - 12th Grade

10 Qs

9 PI T1 KSSM (AL-QURAN) MAKANAN HALAL LAGI BAIK

9 PI T1 KSSM (AL-QURAN) MAKANAN HALAL LAGI BAIK

12th Grade - University

10 Qs

Allah SWT Maha Mengawasi dan Maha Menyaksikan

Allah SWT Maha Mengawasi dan Maha Menyaksikan

KG - 12th Grade

10 Qs

POST TES MODERASI BERAGAMA SMKN 4 JEMBER

POST TES MODERASI BERAGAMA SMKN 4 JEMBER

Assessment

Quiz

Religious Studies

12th Grade

Medium

Created by

Abdul Majid

Used 4+ times

FREE Resource

6 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Cerita Rohmah yang Ketiduran saat Hendak Ikut Pengajian tapi Dibangunkan Tetangganya yang Kristen Sumber: nuonline.com Selasa, 25 Oktober 2022 | 16:00 WIB

Malam itu sekitar pukul 23.00 WIB, handphone Rohmah berdering, terlihat tulisan nama Mama Bintang memanggil di layarnya. Dengan secepat kilat, Rohmah menggeser screen handphone miliknya hingga terdengar suara jelas dari telepon pintarnya.   "Bun, Bun, cepetan ke sini, Ayah Daniel meninggal," ucap Mama Bintang memberi kabar tentang tetangga samping rumahnya yang dikabarkan meninggal dunia.  Tanpa menutup telponnya, perempuan yang akrab dipanggil Bunda itu pun bergegas berlari ke rumah Daniel yang tak lain adalah santri yang mengaji di rumahnya. Setelah sampai di rumah Daniel, rumahnya sepi hanya ada Mama Bintang menangis terisak seraya sibuk mempersiapkan kedatangan jenazah berserta keluarga yang masih berada di salah satu rumah sakit di pusat Kota Bogor. Dengan cekatan, Rohmah pun langsung ikut serta membantu Mama Bintang merapikan rumah duka. 

Di lingkungan rumahnya, Rohmah dikenal sebagai seorang guru ngaji di Jalan Melati 4, Perumahan Bukit Putra, Desa Situsari, RT 04/RW 10 Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sementara Daniel adalah santrinya yang memiliki ayah yang beragama Kristen sementara ibunya Islam. Mendengar wali satrinya wafat, jelas membuat Rohmah shock. Tanpa memandang agama Ayah Daniel, atas nama kemanusiaan Rohmah tak segan sibuk menyiapkan baju untuk pemulasaraan jenazah mulai mencari kemeja, jas, kaos kaki, dan juga sarung tangan serta mencari petugas perawat jenazah Kristen sehingga ketika jenazah datang, semua sudah siap.  Selang sekitar 1 jam, jenazah tiba dan disemayamkan di rumah duka. Para pelayat yang datang pun tidak hanya umat Kristen, tapi juga umat Islam yang turut datang melakukan penghormatan terakhir pada Ayah Daniel. Tidak hanya bertakziah, warga dengan tanpa sekat juga bergotong-royong membantu proses pemakaman mulai merangkai bunga, memasak hidangan untuk pentakziah dari luar kota dan juga menenangkan perasaan Mama Daniel yang terlarut dalam duka cita ditinggal suami tercintanya. 

Potret saling membantu ini pun berlanjut hingga ke tempat pemakaman terakhir Ayah Daniel. Para tetangga baik Kristen maupun Islam beriring-iringan ada yang mengendarai sepeda motor dan juga mobil mengantar jenazah hingga dikubur di liang lahat.  Rohmah banyak mengisahkan praktik-praktik saling menghargai dan saling menghormati bahkan saling bergotong-royong yang dilakukan oleh para tetangga-tetangganya meski berbeda agama, suku, dan etnis.


Di antaranya dia menceritakan kepedulian dan perhatian tetangga Kristennya ketika puasa Ramadhan. Pernah suatu hari saat bulan Ramadhan, tetangganya yang beragama Kristen ingin membuat rujak serut, karena ingat dengan saudara-saudara muslimnya yang tengah berpuasa, dia pun tidak hanya membuat rujak khusus untuk dirinya dan keluarga tapi sengaja membuat dalam porsi banyak. "Rujak buatannya pun dibagi-bagikan kepada kami yang beragama Islam saat berbuka puasa," ujar Rohmah.  Menurut Rohmah, selama ini relasi sosial antarumat beragama di lingkungannya berjalan damai, bahkan sangat damai yang ditunjukkan dengan aktivitas makan bersama di tempat tongkrongan rutin di bawah pohon mangga. Hampir tiap hari tetangga-tetangganya, baik yang beragama Islam maupun Kristen membawa makanan sepiring-dua piring isinya menu yang sama dengan yang dimakan keluarga mereka. 
"Jadi kami berasa ikut menikmati menu harian tetangga kami. Dan itu hampir setiap hari lho, kalau umpama aku pas lagi di dalam rumah ya pasti ikutan dipanggil meskipun aku nggak bawa menu apa-apa, sampai-sampai suami aku pernah nyletuk, enak ya hidup kamu, tiap hari dipanggilin buat makan bareng," ujar Rohmah

Berita diatas merupakan cerminan perilaku prinsip/nilai moderasi beragama berupa…

al-khayriyah

al-‘adalah

at-tawazun

at-tasamuh

al-Istiqamah

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Satu ketika, ada tiga kelompok orang yang datang ke rumah istri-istri Nabi. Mereka menanyakan bagaimana ihwal ibadah yang dilakukan Rasulullah ﷺ. Saat mereka dikasih tahu, seolah-olah mereka menganggap bahwa yang dilakukan Rasulullah itu sedikit.  “Terus di antara kita ini, mana coba yang termasuk seperti Nabi? Padahal Nabi adalah orang yang diampuni segala kesalahannya baik masa silam maupun yang akan datang,” tanya salah seorang di antara mereka kepada komunitasnya.  Ada yang menjawab, “Aku shalat sepanjang malam penuh.” “Aku puasa sepanjang tahun, tidak pernah bolong,” jawab yang lain.  Yang satunya lagi mengatakan, “Kalau aku menghindari wanita. Aku tidak pernah menikah selamanya.” Setelah mereka mengutarakan usahanya untuk bisa mirip dengan Rasulullah, Nabi kemudian datang seraya menanyakan, “Hai, apakah kalian tadi yang mengatakan demikian, kamu menyebutkan begini, begini? Perlu aku jelaskan, aku ini adalah orang yang paling takut kepada Allah jika dibanding dengan kalian. Aku juga orang yang paling taat kepada Allah. Meski begitu, aku terkadang berpuasa, kadang juga tidak. Aku juga melaksanakan ibadah, shalat malam, namun aku tidur juga. Aku juga menikahi wanita. Barangsiapa yang membenci sunnahku, ia bukan dari golonganku,” tandas Rasulullah ﷺ. (HR Bukhari Muslim. Lihat: Muhammad bin Ismail al-Bukhâri, Shahih Bukhâri, [Dâru Thûqin Najâh, 1422 H], juz 7, halaman 2) Dari cerita di atas, perlu kita garisbawahi, setiap sesuatu yang penting adalah konsistensi (istiqamah), bukan sekali gebyar, capai, kemudian menghilang. Sebab, yang dihitung pahala banyak itu konsistensinya. Jika hanya sekali, kemudian berhenti, pahalanya juga akan berhenti. Berbeda kalau terus-menerus, selama ibadah itu dilakukan, ibadahnya akan mengalirkan pahala. Wallâhu a’lam. (Disadur dari nuonline.com)

Kisah diatas berkaitan dengan salah satu prinsip/nilai moderasi  beragama yaitu…

al-khayriyah

al-‘adalah

at-tawazun

at-tasamuh

al-Istiqamah

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

. Sepanjang hayat, saat Rasulullah memimpin ibadah, tidak pernah sekalipun menyusahkan para sahabat yang menjadi makmumnya. Hal ini karena kegiatan yang dilakukan Rasulullah selalu sedang-sedang saja, tidak terlalu cepat, juga tidak terlampau lama. Rasulullah tidak berlebihan.  Sahabat Abdullah bin Jabir mengakui lewat ceritanya yang terekam pada sebuah hadits yang Artinya: “Saya shalat bersama Nabi ﷺ berkali-kali. Shalat beliau sedang, khutbahnya juga sedang (tidak terlalu cepat dan tidak terlampau lama).” (HR Muslim: 866)  Satu ketika Salman al-Farisi berkunjung ke rumah Abu Darda’. Kita tahu, antara mereka berdua sudah diikatkan persaudaraan oleh Rasulullah ﷺ.

Rasulullah banyak mengikatkan persaudaraan sahabat, antara kaum muhajirin sebagai pendatang dengan kaum anshar sebagai pribumi. Sahabat Salman yang terkenal dengan ide briliannya membuat parit pada perang Khandaq ini merupakan asli warga Persia. Oleh Baginda Nabi Muhammad ﷺ, ia diikatkan persaudaraan dengan warga lokal (anshar) bernama Abu Darda’. Saat Salman masuk ke rumah Abu Darda’ pada suatu ketika ia melihat ibunda Dar’da sedang memakai pakaian lusuh yang kurang layak pakai.

Salman mencoba menelisik, apa gerangan yang menjadikan ibunda Darda’ memakai pakaian yang sedemikian buruk. “Bu, anda ini kenapa?” tanya Salman pada sang Ibu.  “Itu lho, saudaramu Abu Darda’ sudah tidak butuh dunia lagi.”  Habis mengatakan begitu, Abu Darda’ datang, ia mempersiapkan jamuan makan untuk tamu yang sekaligus saudaranya tersebut. Sembari mempersilahkan, Abu Darda’ mengatakan, “Ayo, silakan dimakan. Saya sedang puasa ini.” Salman menjawab, “Tidak, saya tidak mau makan kalau kamu tidak juga makan.”  Akhirnya mereka makan bersama-sama.  Usai makan, Salman menginap di rumah Abu Darda’. Di dalam keheningan malam, di saat seluruh anggota keluarga tidur, Abu Darda’ yang sedang tidur bersama Salman meninggalkan tempat. Ia melaksanakan shalat malam. Namun tiba-tiba Salman menyergahnya. “Ayo, tidur lagi!” suruh Salman.  Setelah Abu Darda’ tidur, ia bangun lagi, dan disuruh tidur lagi oleh Salman untuk yang kedua kalinya. Hingga mereka berdua memasuki waktu subuh. Saat subuh benar-benar menyapa, Salman baru kemudian mengajak Abu Darda’ bangun. “Nah, kalau sekarang, ayo bangun!” Mereka berdua melakukan shalat secara berjamaah. 

Usai shalat, Salman menasihati saudaranya tersebut, “Tuhanmu mempunyai hak yang harus kamu tunaikan. Tubuhmu juga mempunyai hak yang harus kamu berikan. Begitu pula keluargamu juga mempunyai hak yang wajib kamu penuhi. Berilah haknya masing-masing sesuai porsinya.” Setelah mendapat nasihat, Abu Darda’ sowan kepada Baginda Rasul ﷺ. Ia menuturkan kisah yang baru saja terjadi. Lalu Rasul menjawab, “Benar apa yang dikatakan Salman.” (HR Bukhari: 1968)

Kisah diatas berkaitan dengan salah satu prinsip/nilai moderasi  beragama yaitu…

al-khayriyah

al-‘adalah

at-tawazun

at-tasamuh

al-Istiqamah

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Kisah tiga orang sahabat nabi, yang diceritakan dalam sebuah hadits shahih, mereka ingin mengikuti atau katakanlah "ittiba" kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hal ibadah, lalu mereka bertiga berkata: Kata mereka: Kita ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, padahal beliau sudah diampuni dosa yang telah lalu maupun yang akan datang. Begitulah pikiran yang ada di kepala para sahabat tersebut, kemudian salah seorang di antara mereka berkata: Sahabat pertama berkata: Aku akan bertekad untuk berpuasa seterusnya tanpa berbuka.

Sahabat yang kedua berkata: Aku akan melakukan shalat malam seterusnya sepanjang malam dan selama-lamanya.

Kemudian sahabat yang ketiga berkata: Aku akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah.

Tiga orang sahabat yang diceritakan dalam hadits ini bertekad untuk melakukan sesungguhnya niatnya sangat baik, coba kita perhatikan: Apa yang keliru dari seseorang yang sepanjang malam bangun untuk shalat malam? Dan apa yang keliru dari seseoarang yang setiap hari berpuasa? Kemudian apa yang keliru dari seseorang yang setiap saat sibuk mengurusi agama dan meninggalkan hal-hal yang kira-kira itu sifatnya duniawi, yaitu meninggalkan kesenangan bersama pasangan
wanitanya?

Tapi ketika nabi mendengar dan mengetahui tiga orang sahabat memiliki tekad seperti itu, maka beliaupun menghalangi dan mencegah. Kalaupun nabi melakukan shalat tahajjud sepanjang malam sampai kakinya bengkak, kemudian beliau puasa kadang tiga hari berturut-turut tanpa sahur dan buka, itu urusan lain, buat ummatnya hal itu justru diharamkan.

Memang betul Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menurut riwayat yang shahih tidak pernah meninggalkan sholat malam sampai kakinya bengkak.

Jadi kalaupun nabi itu tiap malam tahajjud itu adalah hal lain, buat ummatnya justru itu diharamkan. Harus dibagi, ada waktu untuk istrahat ada waktu untuk sholat malam, tidak boleh sepanjang malam full ibadah, itu justru tidak boleh dan diharamkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Termasuk hidup membujang dalam syariat Islam hukumnya haram, bertekad tidak mau punya istri, itu tidak boleh bahkan haram dengan alasan kalau punya istri akan mengganggu waktunya untuk ibadah.

Meskipun sebenarnya tekad tiga orang sahabat yang dikisahkan dalam hadits ini bagus, karena mereka ingin dalam beragama itu habis-habisan atau totalitas akan tetapi totalitas yang model seperti ini malah dilarang dan tidak dibenarkan oleh nabi, sebab tubuh kita ini juga punya hak untuk istrahat.Oleh karena itu kita tidak boleh berlebih-lebihan dalam masalah agama, ada batas dan ada qadarnya.

Dialog Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan tiga orang sahabatnya sebagaimana yang dijelaskan, menunjukkan bahwa beribadah sekalipun, jika berlebihan juga tidak baik. Pokoknya segala sesuatu yang berlebihan atau bahasa agamanya "alghuluw" adalah tidak baik. 

Kisah diatas berkaitan dengan salah satu prinsip/nilai moderasi  beragama yaitu…

al-khayriyah

al-‘adalah

at-tawazun

at-tasamuh

al-Istiqamah

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Media Image

Kisah diatas berkaitan dengan salah satu prinsip/nilai moderasi  beragama yaitu…

al-khayriyah

al-‘adalah

at-tawazun

at-tasamuh

al-Istiqamah

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Media Image

Kisah diatas berkaitan dengan salah satu prinsip/nilai moderasi  beragama yaitu…

al-khayriyah

al-‘adalah

at-tawazun

at-tasamuh

al-Istiqamah