GUGUS 3 KUSUMA JAYA

Ketika dilahirkan, landak belum memiliki duri. Setelah dewasa (pada usia 2 bulan), jumlah durinya tidak kurang dari 5000 pucuk. Seperti juga rambut manusia, duri landak dapat rontok dan tumbuh lagi. Meskipun diselimuti banyak duri, sebenarnya landak adalah binatang penakut. Apabila berada dalam bahaya, landak menguncupkan duri dan bergulung seperti bola. Di antara duri-duri itu tumbuh berbagai parasit, seperti kutu dan caplak, yang tidak mudah berpindah ke tubuh manusia dan binatang lain.

Dikutip dari: atlas binatang

Arti kata parasit pada paragraf tersebut adalah ….

• sebuah benda yang keberadaannya tidak merugikan benda lain

• makhluk hidup yang menguntungkan dan saling membantu makhluk lainnya

• organisme yang memberikan manfaat kepada organisme lainnya

• organisme yang hidup dan menghisap makanan dari organisme lain yang ditempelinya

Ketika dilahirkan, landak belum memiliki duri. Setelah dewasa (pada usia 2 bulan), jumlah durinya tidak kurang dari 5000 pucuk. Seperti juga rambut manusia, duri landak dapat rontok dan tumbuh lagi. Meskipun diselimuti banyak duri, sebenarnya landak adalah binatang penakut. Apabila berada dalam bahaya, landak menguncupkan duri dan bergulung seperti bola. Di antara duri-duri itu tumbuh berbagai parasit, seperti kutu dan caplak, yang tidak mudah berpindah ke tubuh manusia dan binatang lain.

Dikutip dari: atlas binatang

Ide pokok paragraf di atas adalah ….

• bahaya duri landak

• mengenal duri landak

• keistimewaan duri landak

• parasit pada duri landak

1. Bacalah paragraf berikut dengan saksama!

Banjir terjadi apabila air yang berlebihan merendam daratan. Banjir dapat  disebabkan  oleh   faktor   iklim dan berkurangnya fungsi hutan. Banjir mengakibatkan rusaknya fasilitas, sarana, dan prasarana yang ada di sekitarnya. Aliran deras banjir bandang membawa banyak material dari hulu dan menyebabkan rumah warga hancur.

Kalimat utama paragraf tersebut adalah ….

• Banjir terjadi apabila air yang berlebihan merendam daratan.

• Banjir dapat disebabkan oleh faktor iklim dan berkurangnya fungsi hutan.

• Banjir mengakibatkan rusaknya fasilitas, sarana, dan prasarana di sekitarnya.

• Aliran deras banjir bandang membawa banyak material dari hulu dan menyebabkan rumah warga hancur.

Teks I

Menangkap ikan secara tradisional dapat dilakukan menggunakan bubu. Bubu dibuat dari bambu yang dibentuk menyerupai silinder. Bubu memanfaatkan daya tarik ikan ke umpan sehingga ikan masuk ke dalam bubu. Bentuk dan ukuran bubu bermacam-macam. Ada yang berbentuk persegi, trapesium, setengah lingkaran, kubah, dan kerucut. Biasanya bentuk dan ukuran bubu disesuaikan dengan jenis ikan yang ditangkap.

Teks II

Suku Lowa memiliki tradisi yang diwariskan dari leluhurnya, yaitu Tradisi Kebhu. Tradisi Kebhu merupakan tradisi menangkap ikan massal di sebuah kolam atau muara. Penangkapan ikan dilakukan secara tradisional, yaitu alat penangkap ikan dari anyaman bambu. Seluruh masyarakat memutari muara dengan membawa alat tersebut. Tradisi ini dilakukan untuk menjaga persaudaraan dan kekeluargaan suku-suku di wilayah Kota Komba, yang terletak di bagian selatan Kabupaten Manggarai Timur.

Persamaan kedua teks tersebut adalah ….

• alat yang digunakan untuk menangkap ikan

• cara menangkap ikan secara tradisional

• tradisi menangkap ikan secara bersama-sama

• masyarakat Indonesia yang suka menangkap ikan

Bacalah paragraf berikut! Rasamala adalah sejenis pohon hutan yang banyak tumbuh di Jawa Barat. Rasamala dapat tumbuh mencapai 60 meter. Besar diameter batang pohon ini mencapai 150 cm. Pohon rasamala muda memiliki tajuk rapat berbentuk seperti piramida. Kulit kayu rasamala bertekstur halus dan berwarna abu-abu, sedangkan kayunya berwarna merah. Daun rasamala berbentuk lonjong dengan panjang 6–12 cm dan lebar 2,5–5 cm dengan tepi daun bergerigi. Rasamala memiliki bunga jantan yang terpisah pohonnya dengan bunga betina. Buah rasamala berwarna cokelat seperti kapsul berdiameter 1,2–2,5 cm. Bacaan tersebut termasuk jenis paragraf ….

• narasi

• deskripsi

• persuasi

• eksposisi

Bu Desi ingin membuat kue lapis legit. Bu Desi mendata dan menyiapkan bahan-bahan yang akan diperlukan, antara lain 60 gram tepung terigu, 100 gram kuning telur, 300 gram gula pasir halus, 30 gram tepung maizena, 400 gram mentega, dan 20 gram susu bubuk. Data yang telah dicatat Bu Desi disajikan pada tabel berikut! Data yang tepat untuk mengisi nomor 2) dan 5) adalah ….

• tepung terigu dan mentega

• tepung maizena dan gula pasir halus

• tepung maizena dan kuning telur

• tepung terigu dan tepung maizena

Bacalah kutipan cerita berikut! “Kalau yang ini namanya Kirab Pusaka. Seperti yang aku ceritakan ke Nia dan Alya tadi. Diadakan setiap malam 1 Suro atau tahun baru Hijriyah. Acara ini dimulai jam tujuh malam. Pada saat itu pula dilaksanakan pencucian benda pusaka, yang disebut jamasan. Setelah itu, pusaka tersebut dikirabkan mengelilingi keraton Mangkunegaraan dengan jalur Paradaksina, yaitu mengikuti arah jarum jam, dengan menjaga posisi Keraton berada di sebelah kanan pusaka yang dikirab,” cerita Joko. Bagaimana proses kirab pada malam 1 Suro?

• Mengelilingi pusaka secara Paradaksina

• Mencuci pusaka dimulai malam 1 Suro

• Mengelilingi Kota Solo pada pukul 7 malam

• Membawa pusaka yang telah dicuci mengelilingi keraton Kota Solo

Legenda Baturaden

Alkisah, ada seorang pemuda tampan bernama Suta. Suta bekerja sebagai kacung untuk menghidupi dirinya. Selepas bekerja mengurus kuda-kuda milik Adipati Kutaliman, Suta memutuskan berkeliling kadipaten mencari suasana baru. Dalam perjalanannya Suta mendengar jeritan seorang perempuan. Ketika didatangi, tampak seekor ular besar sedang membuka mulutnya lebar-lebar dan siap memangsa perempuan di hadapannya. Suta memberanikan diri mendekati sang ular dan menaklukannya.

Sejak peristiwa itu, Suta dan perempuan yang ternyata Putri Adipati Kutaliman sering bertemu. Sang Adipati terkejut mendengar kabar tentang kedekatan putri kesayangannya dengan si pengurus kuda. Maka ketika Suta selesai mengutarakan niat untuk meminta izin menikahi Putri Adipati, dengan sangat marah Adipati berkata, “Engkau ini hanyalah seorang kacung. Sungguh tidak pantas bila disandingkan dengan putriku! Pengawal, tangkap orang ini dan masukkan ke penjara bawah tanah!”

Sang putri sangat sedih mendengar percakapan Ayahandanya dengan Suta. Sang putri  langsung  meminta  bantuan orang kepercayaannya mencuri kunci untuk membuka pintu sel tempat Suta dikurung. Suta berhasil melarikan diri bersama Sang putri menuju lereng Gunung Slamet. Keesokannya, menjelang tengah hari, mereka memutuskan untuk beristirahat. Tempat itu berhawa sejuk serta memiliki pemandangan alam yang sangat indah sehingga membuat sang putri takjub dan ingin menetap.

Dikutip dari: legenda-baturaden. Cerita Rakyat Banyumas, Jawa Tengah.

Mengapa Adipati marah besar kepada Suta?

• Karena Suta mengutarakan niatnya untuk menikahi sang putri.

• Karena Suta adalah anak saudagar kaya yang menjadi musuh Adipati.

• Karena Suta tidak bisa mengalahkan ular yang akan memakan sang putri.

• Karena Suta hendak meminjam uang yang sangat banyak kepada Adipati.

Legenda Putri Limaran

Putri Limaran bertemu dengan Si Buruk Rupa di tepi sungai. Merasa kasihan dengan Si Buruk Rupa, maka Putri Limaran mengajaknya ke istana untuk dijadikan sebagai pelayan. Selama di istana, Putri Limaran selalu memper lakukan Si Buruk Rupa dengan sangat baik. Namun sayangnya, hati Si Buruk Rupa dipenuhi rasa iri dan keserakahan terhadap kecantikan dan kebahagiaan Putri Limaran. Si Buruk Rupa berniat untuk mengambil semua kebahagiaan Putri Limaran.

Pada suatu ketika, raja terpaksa harus meninggalkan istana dalam waktu yang  cukup lama untuk pergi berdagang. Saat itu, Putri Limaran sedang hamil tua dan hendak melahirkan. Raja kemudian  meminta  agar  Si Buruk Rupa dapat menjaga dan merawat Putri Limaran dan bayinya dengan baik. Tak lama setelah raja pergi, Putri Limaran ternyata melahirkan. Bukannya membantu Putri Limaran, Si Buruk Rupa justru meninggalkan Putri Limaran. Putri Limaran pun meninggal, namun bayinya tetap selamat. Jasad Putri Limaran dikuburkan di halaman istana.

Raja pun  kembali  ke  istana  dengan hati bangga karena mendengar putranya telah lahir, namun betapa terkejutnya ketika raja mengetahui bahwa Putri Limaran telah tiada. Raja menjadi sangat sedih. Kerjanya hanya termenung menunggui pusara Putri Limaran yang kini ditumbuhi bunga melati yang harum. Si Buruk Rupa menjadi semakin jengkel. Ketika sang raja tidak ada, Si Buruk Rupa mencabuti dan membuang bunga melati yang tumbuh di atas pusara. Raja pun semakin kehilangan dan bersedih.

Ajaibnya, di tempat pembuangan bunga melati, tumbuh pohon maja yang berbuah hanya satu. Saat buah tersebut matang, seorang juru masak tertarik untuk memetiknya. Anehnya, buah itu dapat berbicara dan menjelma menjadi seorang putri cantik jelita. Putri itu tak lain adalah Putri Limaran. Selama tinggal di rumah juru masak, sang Putri selalu membuat makanan kesukaan raja. Tentu sang raja menjadi bertanya- tanya siapakah gerangan yang mampu membuat makanan kegemarannya. Raja diam-diam mengikuti juru masak yang pulang ke rumahnya.

Pertemuan sang raja dengan permaisuri sangat mengharukan. Putri Limaran lantas menceritakan semua peristiwa yang menim- panya. Sang raja berjanji akan menghukum Si Buruk Rupa. Konon, karena niat dan perilaku Si Buruk Rupa, di atas kuburnya tumbuh bunga bangkai yang berbau busuk.

Dikutip dari: https://ceritadongeng-indonesia.blogspot. com/2016/06/cerita-dongeng-legenda-putri-limaran.html,

Apa yang terjadi setelah Putri Limaran meninggalkan istana?

• Putri Limaran kembali ke istana dan hidup bahagia.

• Putri Limaran meninggal, namun bayinya tetap selamat.

• Putri Limaran menjadi ratu di kerajaan lain.

• Putri Limaran hidup sebagai rakyat biasa.

Legenda Putri Limaran

Putri Limaran bertemu dengan Si Buruk Rupa di tepi sungai. Merasa kasihan dengan Si Buruk Rupa, maka Putri Limaran mengajaknya ke istana untuk dijadikan sebagai pelayan. Selama di istana, Putri Limaran selalu memper lakukan Si Buruk Rupa dengan sangat baik. Namun sayangnya, hati Si Buruk Rupa dipenuhi rasa iri dan keserakahan terhadap kecantikan dan kebahagiaan Putri Limaran. Si Buruk Rupa berniat untuk mengambil semua kebahagiaan Putri Limaran.

Pada suatu ketika, raja terpaksa harus meninggalkan istana dalam waktu yang  cukup lama untuk pergi berdagang. Saat itu, Putri Limaran sedang hamil tua dan hendak melahirkan. Raja kemudian  meminta  agar  Si Buruk Rupa dapat menjaga dan merawat Putri Limaran dan bayinya dengan baik. Tak lama setelah raja pergi, Putri Limaran ternyata melahirkan. Bukannya membantu Putri Limaran, Si Buruk Rupa justru meninggalkan Putri Limaran. Putri Limaran pun meninggal, namun bayinya tetap selamat. Jasad Putri Limaran dikuburkan di halaman istana.

Raja pun  kembali  ke  istana  dengan hati bangga karena mendengar putranya telah lahir, namun betapa terkejutnya ketika raja mengetahui bahwa Putri Limaran telah tiada. Raja menjadi sangat sedih. Kerjanya hanya termenung menunggui pusara Putri Limaran yang kini ditumbuhi bunga melati yang harum. Si Buruk Rupa menjadi semakin jengkel. Ketika sang raja tidak ada, Si Buruk Rupa mencabuti dan membuang bunga melati yang tumbuh di atas pusara. Raja pun semakin kehilangan dan bersedih.

Ajaibnya, di tempat pembuangan bunga melati, tumbuh pohon maja yang berbuah hanya satu. Saat buah tersebut matang, seorang juru masak tertarik untuk memetiknya. Anehnya, buah itu dapat berbicara dan menjelma menjadi seorang putri cantik jelita. Putri itu tak lain adalah Putri Limaran. Selama tinggal di rumah juru masak, sang Putri selalu membuat makanan kesukaan raja. Tentu sang raja menjadi bertanya- tanya siapakah gerangan yang mampu membuat makanan kegemarannya. Raja diam-diam mengikuti juru masak yang pulang ke rumahnya.

Pertemuan sang raja dengan permaisuri sangat mengharukan. Putri Limaran lantas menceritakan semua peristiwa yang menim- panya. Sang raja berjanji akan menghukum Si Buruk Rupa. Konon, karena niat dan perilaku Si Buruk Rupa, di atas kuburnya tumbuh bunga bangkai yang berbau busuk.

Dikutip dari: https://ceritadongeng-indonesia.blogspot. com/2016/06/cerita-dongeng-legenda-putri-limaran.html,

Latar tempat pada paragraf kedua cerita tersebut adalah ....

• hutan

• istana

• tepi sungai

• tempat pembuangan melati