Literasi ANBK Kelas 5 Teks Fiksi

Literasi ANBK Kelas 5 Teks Fiksi

5th Grade

7 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

Kata Ganti Orang

Kata Ganti Orang

5th Grade

10 Qs

Kalimat Majemuk Kelas 5

Kalimat Majemuk Kelas 5

5th Grade

10 Qs

asesmen kognitif

asesmen kognitif

5th Grade

10 Qs

AKM LITERASI SD

AKM LITERASI SD

4th - 5th Grade

10 Qs

AKM literasi

AKM literasi

5th Grade

10 Qs

SCAF (tester untuk panitia)

SCAF (tester untuk panitia)

1st - 5th Grade

10 Qs

Kata nama Tahun 5 dan Tahun 6 (Bahagian 2)

Kata nama Tahun 5 dan Tahun 6 (Bahagian 2)

5th - 6th Grade

10 Qs

KATA GANTI NAMA DIRI PERTAMA

KATA GANTI NAMA DIRI PERTAMA

4th - 6th Grade

8 Qs

Literasi ANBK Kelas 5 Teks Fiksi

Literasi ANBK Kelas 5 Teks Fiksi

Assessment

Quiz

Other

5th Grade

Hard

Created by

Fatahillah Nur

FREE Resource

7 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 1 pt

Media Image

Wacana 1

Suatu hari, Raja Sumenep mengadakan peninjauan ke sebuah desa. Raja Sumenep melihat seorang petani yang sedang menaiki sebuah bajak yang ditarik oleh sapi di sawah. Ia pun tertarik dan mencobanya. Menurutnya, membajak sawah menyenangkan, tetapi ia perlu belajar lagi cara mengendalikan kecepatan sapi.

Dari kejadian itu, Ia mendapat ide untuk membuat sebuah atraksi dengan memanfaatkan sistem bajak sawah tersebut. Ia pun memikirkan bagaimana cara agar sepasang sapi itu dapat berlari dengan cepat. Raja memberi saran untuk mengganti alat bajak dengan pijakan kayu yang dapat dinaiki oleh pengendara.

Setelah ide itu diwujudkan, Raja Sumenep pun mencobanya lagi. Ternyata, menjadi sebuah pertunjukan yang sangat menyenangkan. Bahkan prajurit pun menyukainya. Ide atraksi tersebut diberi nama Karapan Sapi.

Akhirnya, Sri Baginda Raja Sumenep mengumpulkan penduduk dan para pengawalnya. “Kita tidak harus bekerja di tanah garapan terus menerus. Kita juga perlu hiburan. Setelah semua pekerjaan selesai, tak ada salahnya melakukan permainan karapan sapi. Kata Raja Sumenep”

Raja Sumenep pun mengadakan sayembara bagi siapa saja yang percaya diri, berani, dan handal dalam mengendalikan karapan sapi akan diberi hadiah. Masyarakat yang enggan menggunakan alat bajak karena melelahkan, menjadi bersemangat dan berlatih dengan sangat keras untuk mengikuti sayembara dari Sang Raja.

Begitulah akhirnya Karapan Sapi tercipta dan dikenal hingga menjadi wisata budaya kebanggaan masyarakat Madura.

Sumber: https://www.ebookanak.com/cerita-dan-dongeng-anak/101-cerita-nusantara/dongeng-asal-usul-permainan-karapan-sapi-madura/

Raja Sumenep memberi ide untuk permainan karapan sapi dengan mengubah ….

cara petani menaiki sebuah bajak

alat bajak menjadi pijakan kaki

kecepatan ketika mengendalikan sapi

pengendara yang menaiki alat bajak

2.

FILL IN THE BLANK QUESTION

5 mins • 1 pt

Media Image

Wacana 1

Suatu hari, Raja Sumenep mengadakan peninjauan ke sebuah desa. Raja Sumenep melihat seorang petani yang sedang menaiki sebuah bajak yang ditarik oleh sapi di sawah. Ia pun tertarik dan mencobanya. Menurutnya, membajak sawah menyenangkan, tetapi ia perlu belajar lagi cara mengendalikan kecepatan sapi.

Dari kejadian itu, Ia mendapat ide untuk membuat sebuah atraksi dengan memanfaatkan sistem bajak sawah tersebut. Ia pun memikirkan bagaimana cara agar sepasang sapi itu dapat berlari dengan cepat. Raja memberi saran untuk mengganti alat bajak dengan pijakan kayu yang dapat dinaiki oleh pengendara.

Setelah ide itu diwujudkan, Raja Sumenep pun mencobanya lagi. Ternyata, menjadi sebuah pertunjukan yang sangat menyenangkan. Bahkan prajurit pun menyukainya. Ide atraksi tersebut diberi nama Karapan Sapi.

Akhirnya, Sri Baginda Raja Sumenep mengumpulkan penduduk dan para pengawalnya. “Kita tidak harus bekerja di tanah garapan terus menerus. Kita juga perlu hiburan. Setelah semua pekerjaan selesai, tak ada salahnya melakukan permainan karapan sapi. Kata Raja Sumenep”

Raja Sumenep pun mengadakan sayembara bagi siapa saja yang percaya diri, berani, dan handal dalam mengendalikan karapan sapi akan diberi hadiah. Masyarakat yang enggan menggunakan alat bajak karena melelahkan, menjadi bersemangat dan berlatih dengan sangat keras untuk mengikuti sayembara dari Sang Raja.

Begitulah akhirnya Karapan Sapi tercipta dan dikenal hingga menjadi wisata budaya kebanggaan masyarakat Madura.

Sumber: https://www.ebookanak.com/cerita-dan-dongeng-anak/101-cerita-nusantara/dongeng-asal-usul-permainan-karapan-sapi-madura/

Bagaimana sosok Raja Sumenep dalam cerita tersebut?

Klik pilihan Benar atau Salah untuk setiap pernyataan sesuai isi teks!


1. Seorang raja yang memiliki ide cemerlang.

3.

FILL IN THE BLANK QUESTION

5 mins • 1 pt

Wacana 1

Suatu hari, Raja Sumenep mengadakan peninjauan ke sebuah desa. Raja Sumenep melihat seorang petani yang sedang menaiki sebuah bajak yang ditarik oleh sapi di sawah. Ia pun tertarik dan mencobanya. Menurutnya, membajak sawah menyenangkan, tetapi ia perlu belajar lagi cara mengendalikan kecepatan sapi.

Dari kejadian itu, Ia mendapat ide untuk membuat sebuah atraksi dengan memanfaatkan sistem bajak sawah tersebut. Ia pun memikirkan bagaimana cara agar sepasang sapi itu dapat berlari dengan cepat. Raja memberi saran untuk mengganti alat bajak dengan pijakan kayu yang dapat dinaiki oleh pengendara.

Setelah ide itu diwujudkan, Raja Sumenep pun mencobanya lagi. Ternyata, menjadi sebuah pertunjukan yang sangat menyenangkan. Bahkan prajurit pun menyukainya. Ide atraksi tersebut diberi nama Karapan Sapi.

Akhirnya, Sri Baginda Raja Sumenep mengumpulkan penduduk dan para pengawalnya. “Kita tidak harus bekerja di tanah garapan terus menerus. Kita juga perlu hiburan. Setelah semua pekerjaan selesai, tak ada salahnya melakukan permainan karapan sapi. Kata Raja Sumenep”

Raja Sumenep pun mengadakan sayembara bagi siapa saja yang percaya diri, berani, dan handal dalam mengendalikan karapan sapi akan diberi hadiah. Masyarakat yang enggan menggunakan alat bajak karena melelahkan, menjadi bersemangat dan berlatih dengan sangat keras untuk mengikuti sayembara dari Sang Raja.

Begitulah akhirnya Karapan Sapi tercipta dan dikenal hingga menjadi wisata budaya kebanggaan masyarakat Madura.

Sumber: https://www.ebookanak.com/cerita-dan-dongeng-anak/101-cerita-nusantara/dongeng-asal-usul-permainan-karapan-sapi-madura/

Bagaimana sosok Raja Sumenep dalam cerita tersebut?

Klik pilihan Benar atau Salah untuk setiap pernyataan sesuai isi teks!


2. Raja yang gemar mengadakan perlombaan.

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

5 mins • 1 pt

Media Image

Wacana 2:  Serangga yang Terbang Mengelilingi Cahaya

Awan gelap perlahan hilang, digantikan seberkas cahaya langit senja yang mulai memudar. Aku menyalakan lampu teras untuk menerangi halaman depan rumah yang mulai gelap. Dari kejauhan, tampak kawanan serangga terbang mendekati lampu. Semakin lama, jumlah mereka semakin banyak. Apa itu?


Rupanya, serangga-serangga itu adalah laron. Mereka muncul dari kebun yang berada di samping rumahku. Aku hanya diam, berdiri di dekat lampu, melihat laron-laron yang terus berdatangan. Aku berpikir, jika laron-laron itu terus datang, mereka akan segera mengotori lantai teras rumah. Aku berniat masuk ke rumah untuk mematikan lampu agar kawanan laron itu segera pergi. Tanpa aku sadari, Ayah datang.


“Nak, laron memang biasanya keluar ketika musim hujan“ kata Ayah. Aku masih diam, memandangi laron-laron yang terbang mengelilingi cahaya lampu. Lalu, Ayah berkata lagi “Ketika musim hujan, sarang mereka yang ada di dalam tanah menjadi lembap. Mereka pun keluar untuk mencari kehangatan sekaligus berkembang biak. Sebagian laron akan mati karena dimangsa cicak, kodok, atau mati karena kehabisan cairan akibat terus bergerak di bawah cahaya”.


“Lalu, bagaimana dengan yang tidak mati, Yah?” tanyaku penasaran.


“Laron-laron yang tidak mati akan kembali ke dalam tanah dan berkembang biak. Itu pun jika tanah tempat tinggal mereka tidak rusak, tertimbun oleh beton-beton penyangga bangunan yang dibuat oleh manusia. Jika tanah tempat tinggal mereka rusak, mereka akan mati sebelum sempat berkembang biak.”


Seketika, aku benar-benar diam dan tidak tahu harus berkata apa. Ternyata, kehidupan serangga kecil ini benar-benar sulit. Laron-laron itu terus beterbangan mengelilingi cahaya lampu. Selama mereka masih membutuhkan kehangatan, aku tidak akan mematikan lampu teras. Ah, semoga saja, mereka bisa kembali ke dalam tanah dengan selamat.


Sumber: https://www.idntimes.com/science/discovery/dahli-anggara/fakta-laron-c1c2/5 dengan beberapa penyesuaian.

Gambar: Mankar Truss and Roof

Ketika cahaya matahari perlahan mulai menghilang, tokoh “Aku” menyalakan lampu teras untuk menerangi halaman depan rumah.

Tiba-tiba, kawanan serangga berterbangan mendekati lampu.

Dari mana mereka datang?

Kebun yang berada di samping rumah.

Bangunan yang dibuat oleh manusia.

Teras yang diterangi oleh lampu.

Halaman yang berada di depan rumah.

5.

FILL IN THE BLANK QUESTION

5 mins • 1 pt

Media Image

Wacana 2:  Serangga yang Terbang Mengelilingi Cahaya

Awan gelap perlahan hilang, digantikan seberkas cahaya langit senja yang mulai memudar. Aku menyalakan lampu teras untuk menerangi halaman depan rumah yang mulai gelap. Dari kejauhan, tampak kawanan serangga terbang mendekati lampu. Semakin lama, jumlah mereka semakin banyak. Apa itu?


Rupanya, serangga-serangga itu adalah laron. Mereka muncul dari kebun yang berada di samping rumahku. Aku hanya diam, berdiri di dekat lampu, melihat laron-laron yang terus berdatangan. Aku berpikir, jika laron-laron itu terus datang, mereka akan segera mengotori lantai teras rumah. Aku berniat masuk ke rumah untuk mematikan lampu agar kawanan laron itu segera pergi. Tanpa aku sadari, Ayah datang.


“Nak, laron memang biasanya keluar ketika musim hujan“ kata Ayah. Aku masih diam, memandangi laron-laron yang terbang mengelilingi cahaya lampu. Lalu, Ayah berkata lagi “Ketika musim hujan, sarang mereka yang ada di dalam tanah menjadi lembap. Mereka pun keluar untuk mencari kehangatan sekaligus berkembang biak. Sebagian laron akan mati karena dimangsa cicak, kodok, atau mati karena kehabisan cairan akibat terus bergerak di bawah cahaya”.


“Lalu, bagaimana dengan yang tidak mati, Yah?” tanyaku penasaran.


“Laron-laron yang tidak mati akan kembali ke dalam tanah dan berkembang biak. Itu pun jika tanah tempat tinggal mereka tidak rusak, tertimbun oleh beton-beton penyangga bangunan yang dibuat oleh manusia. Jika tanah tempat tinggal mereka rusak, mereka akan mati sebelum sempat berkembang biak.”


Seketika, aku benar-benar diam dan tidak tahu harus berkata apa. Ternyata, kehidupan serangga kecil ini benar-benar sulit. Laron-laron itu terus beterbangan mengelilingi cahaya lampu. Selama mereka masih membutuhkan kehangatan, aku tidak akan mematikan lampu teras. Ah, semoga saja, mereka bisa kembali ke dalam tanah dengan selamat.


Sumber: https://www.idntimes.com/science/discovery/dahli-anggara/fakta-laron-c1c2/5 dengan beberapa penyesuaian.

Gambar: Mankar Truss and Roof

Laron adalah salah satu serangga yang suka membangun sarang di dalam tanah. Ketika musim hujan, kondisi sarang laron menjadi ...

6.

FILL IN THE BLANK QUESTION

5 mins • 1 pt

Media Image

Wacana 2:  Serangga yang Terbang Mengelilingi Cahaya

Awan gelap perlahan hilang, digantikan seberkas cahaya langit senja yang mulai memudar. Aku menyalakan lampu teras untuk menerangi halaman depan rumah yang mulai gelap. Dari kejauhan, tampak kawanan serangga terbang mendekati lampu. Semakin lama, jumlah mereka semakin banyak. Apa itu?


Rupanya, serangga-serangga itu adalah laron. Mereka muncul dari kebun yang berada di samping rumahku. Aku hanya diam, berdiri di dekat lampu, melihat laron-laron yang terus berdatangan. Aku berpikir, jika laron-laron itu terus datang, mereka akan segera mengotori lantai teras rumah. Aku berniat masuk ke rumah untuk mematikan lampu agar kawanan laron itu segera pergi. Tanpa aku sadari, Ayah datang.


“Nak, laron memang biasanya keluar ketika musim hujan“ kata Ayah. Aku masih diam, memandangi laron-laron yang terbang mengelilingi cahaya lampu. Lalu, Ayah berkata lagi “Ketika musim hujan, sarang mereka yang ada di dalam tanah menjadi lembap. Mereka pun keluar untuk mencari kehangatan sekaligus berkembang biak. Sebagian laron akan mati karena dimangsa cicak, kodok, atau mati karena kehabisan cairan akibat terus bergerak di bawah cahaya”.


“Lalu, bagaimana dengan yang tidak mati, Yah?” tanyaku penasaran.


“Laron-laron yang tidak mati akan kembali ke dalam tanah dan berkembang biak. Itu pun jika tanah tempat tinggal mereka tidak rusak, tertimbun oleh beton-beton penyangga bangunan yang dibuat oleh manusia. Jika tanah tempat tinggal mereka rusak, mereka akan mati sebelum sempat berkembang biak.”


Seketika, aku benar-benar diam dan tidak tahu harus berkata apa. Ternyata, kehidupan serangga kecil ini benar-benar sulit. Laron-laron itu terus beterbangan mengelilingi cahaya lampu. Selama mereka masih membutuhkan kehangatan, aku tidak akan mematikan lampu teras. Ah, semoga saja, mereka bisa kembali ke dalam tanah dengan selamat.


Sumber: https://www.idntimes.com/science/discovery/dahli-anggara/fakta-laron-c1c2/5 dengan beberapa penyesuaian.

Gambar: Mankar Truss and Roof

1. Semakin memahami kehidupan sesama makhluk ciptaan Tuhan.

7.

FILL IN THE BLANK QUESTION

5 mins • 1 pt

Media Image

Wacana 2:  Serangga yang Terbang Mengelilingi Cahaya

Awan gelap perlahan hilang, digantikan seberkas cahaya langit senja yang mulai memudar. Aku menyalakan lampu teras untuk menerangi halaman depan rumah yang mulai gelap. Dari kejauhan, tampak kawanan serangga terbang mendekati lampu. Semakin lama, jumlah mereka semakin banyak. Apa itu?


Rupanya, serangga-serangga itu adalah laron. Mereka muncul dari kebun yang berada di samping rumahku. Aku hanya diam, berdiri di dekat lampu, melihat laron-laron yang terus berdatangan. Aku berpikir, jika laron-laron itu terus datang, mereka akan segera mengotori lantai teras rumah. Aku berniat masuk ke rumah untuk mematikan lampu agar kawanan laron itu segera pergi. Tanpa aku sadari, Ayah datang.


“Nak, laron memang biasanya keluar ketika musim hujan“ kata Ayah. Aku masih diam, memandangi laron-laron yang terbang mengelilingi cahaya lampu. Lalu, Ayah berkata lagi “Ketika musim hujan, sarang mereka yang ada di dalam tanah menjadi lembap. Mereka pun keluar untuk mencari kehangatan sekaligus berkembang biak. Sebagian laron akan mati karena dimangsa cicak, kodok, atau mati karena kehabisan cairan akibat terus bergerak di bawah cahaya”.


“Lalu, bagaimana dengan yang tidak mati, Yah?” tanyaku penasaran.


“Laron-laron yang tidak mati akan kembali ke dalam tanah dan berkembang biak. Itu pun jika tanah tempat tinggal mereka tidak rusak, tertimbun oleh beton-beton penyangga bangunan yang dibuat oleh manusia. Jika tanah tempat tinggal mereka rusak, mereka akan mati sebelum sempat berkembang biak.”


Seketika, aku benar-benar diam dan tidak tahu harus berkata apa. Ternyata, kehidupan serangga kecil ini benar-benar sulit. Laron-laron itu terus beterbangan mengelilingi cahaya lampu. Selama mereka masih membutuhkan kehangatan, aku tidak akan mematikan lampu teras. Ah, semoga saja, mereka bisa kembali ke dalam tanah dengan selamat.


Sumber: https://www.idntimes.com/science/discovery/dahli-anggara/fakta-laron-c1c2/5 dengan beberapa penyesuaian.

Gambar: Mankar Truss and Roof

2. Memahami bahwa manusia sangat jahat terhadap makhluk kecil.