Sakramen Perkawinan dalam Gereja Katolik

Sakramen Perkawinan dalam ajaran Gereja Katolik dipahami sebagai perjanjian suci antara suami dan istri yang dilakukan di hadapan Allah. Pernyataan ini menunjukkan bahwa ....

• Sebuah kontrak hukum yang hanya dapat dibatalkan di mata hukum perdata jika pernikahan itu tidak menimbulkan kebahagiaan dan disetujui oleh kedua belah pihak.

• Perjanjian antara suami dan istri yang tidak dapat dipisahkan oleh hukum negara dan bertujuan untuk hidup bersama hingga merasa tidak cocok.

• Sebuah janji suci yang tidak dapat dipisahkan, di mana suami dan istri saling mengikat janji satu sama lain di hadapan Allah.

• Kesepakatan antara dua orang untuk saling berbagi tanggung jawab di sisa hidup mereka sampai memiliki anak.

Salah satu tujuan utama dari Sakramen Perkawinan dalam Gereja Katolik adalah untuk membentuk keluarga yang berlandaskan kasih dan terbuka pada sikap prokreasi. Pernyataan ini menunjukkan bahwa ....

• Keluarga harus dibangun di atas dasar cinta yang tulus serta siap menerima dan merawat kehidupan baru.

• Suami dan istri harus fokus pada kebutuhan pribadi masing-masing.

• Keluarga yang dibangun dilandasi dengan cinta kasih dan usaha untuk memiliki anak sebanyak mungkin.

• Keluarga yang berlandas pada kasih dan terbuka pada kehidupan baru dapat terlaksana hanya jika kedua suami istri bekerja keras sepanjang waktu.

5:22 Hai isteri, tunduklah ¹  kepada suamimu ^s  seperti kepada Tuhan, ^t  5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala ²  jemaat. ^u  Dialah yang menyelamatkan tubuh. 5:24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami ^v  dalam segala sesuatu. 5:25 Hai suami, kasihilah isterimu ^w  sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya ^x  5:26 untuk menguduskannya, ^y  sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya ^z  dengan air dan firman, 5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya ^a  dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. ^b  5:28 Demikian juga suami harus mengasihi isterinya ^c  sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. 5:29 Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, 5:30 karena kita adalah anggota tubuh-Nya. ^d  5:31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. ^e  5:32 Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. 5:33 Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu ^f  seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.

Bacaan dari Efesus 5:22-33 menggambarkan hubungan antara suami dan istri dalam terang kasih Kristiani. Dalam konteks zaman modern, prinsip yang paling relevan dari bacaan tersebut adalah ....

• Istri harus selalu tunduk pada suami dalam segala hal tanpa pengecualian.

• Suami bertanggung jawab untuk mengatur semua aspek kehidupan keluarga tanpa perlu berdiskusi dengan istri.

• Suami dan istri harus saling mengasihi & menghormati, dan cinta antara seorang suami dan seorang istri bersifat total atau tak terbagikan.

• Suami harus memberikan keputusan akhir dalam setiap masalah, sementara istri mengikuti dengan ketaatan penuh.

Mengapa keterbukaan pada kehidupan sangat penting bagi sebuah perkawinan dalam Gereja Katolik ....

• Karena untuk menghasilkan keturunan yang menambah jumlah statistik umat Katolik.

• Sebagai sarana untuk menerima dan merayakan anugerah kehidupan dari Tuhan.

• Untuk memenuhi tuntutan sosial.

• Sebagai sarana agar menjamin masa tua orang tua dengan kehadiran anak yang.

Apa itu Sakramen Imamat dan ciri khas panggilan hidupnya ....

• Menerima sakramen Imamat artinya memberikan hidup dan dirinya secara total kepada Tuhan untuk menjadi partner-Nya dalam mewartakan Kerajaan Allah yang dimeteraikan dalam sakramen Imamat.

• Menerima sakramen Imamat artinya memberikan hidup dan keluarganya secara total kepada Tuhan untuk menjadi partner-Nya dalam mewartakan Kerajaan Allah yang dimeteraikan dalam sakramen Imamat.

• Menerima sakramen Imamat artinya hampir sepenuhnya memberikan hidup dan dirinya secara total kepada Tuhan untuk menjadi partner-Nya dalam mewartakan Kerajaan Allah yang dimeteraikan dalam sakramen Imamat.

• Menerima sakramen Imamat artinya memberikan hidup dan dirinya walaupun tidak secara total dan dibatasi oleh kontrak kepada Tuhan untuk menjadi partner-Nya dalam mewartakan Kerajaan Allah yang dimeteraikan dalam sakramen Imamat.

Bagaimana seorang imam dapat menghadapi tantangan dalam melaksanakan tugas pelayanannya di tengah masyarakat modern yang cenderung materialistis ....

• Menyesuaikan ajaran Gereja dengan tren masyarakat agar lebih relevan.

• Memusatkan pelayanannya pada umat yang mendukung Gereja secara finansial.

• Tetap setia pada ajaran Gereja dan memberikan teladan hidup sederhana serta penuh kasih.

• Mengutamakan pencapaian pribadi agar dapat menarik lebih banyak pengikut.

Apa makna dari masing-masing kaul imamat dalam kehidupan seorang imam ....

• Ketaatan berarti menghormati aturan Gereja, kemiskinan berarti menghindari kepemilikan barang pribadi, dan kemurnian berarti menjauhi semua hubungan sosial.

• Ketaatan berarti tunduk pada kehendak Tuhan dan pimpinan Gereja, kemiskinan berarti hidup sederhana dan tidak terikat pada harta benda, kemurnian berarti menjaga kebersihan hati dan tubuh dengan menjalani hidup selibat.

• Ketaatan berarti mengikuti semua perintah tanpa pertimbangan, kemiskinan berarti hidup tanpa memiliki apapun, dan kemurnian berarti tidak berinteraksi dengan lawan jenis.

• Ketaatan berarti mengikuti semua ajaran agama tanpa memahaminya, kemiskinan berarti menolak semua bantuan finansial, dan kemurnian berarti hanya berfokus pada kehidupan spiritual.

Berikut ini adalah contoh nyata dari tugas imam dalam menguduskan ....

• Membaptis

• Menahbiskan

• Memimpin Retret

• Memberikan Krisma

Manakah di bawah ini yang tidak termasuk dalam peran seorang imam sebagai gembala umat ....

• Memimpin perayaan Ekaristi.

• Mengunjungi umat yang sakit.

• Mendampingi setiap tim kerja dan paguyuban di Gereja.

• Memimpin rapat pe

yang tidak termasuk dalam peran seorang imam sebagai gembala umat ....

• Memimpin perayaan Ekaristi.

• Mengunjungi umat yang sakit.

• Mendampingi setiap tim kerja dan paguyuban di Gereja.

• Memimpin rapat pengurus lingkungan.