untitled

untitled

5th Grade

20 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

ANBK LITERASI SD INPRES TENAU 2024

ANBK LITERASI SD INPRES TENAU 2024

5th Grade

20 Qs

Literasi 2

Literasi 2

5th Grade

20 Qs

ANBK LITERASI SD

ANBK LITERASI SD

5th Grade

25 Qs

Latihan Literasi Awal

Latihan Literasi Awal

1st - 5th Grade

20 Qs

Latihan ANBK Literasi Part 1

Latihan ANBK Literasi Part 1

5th Grade

20 Qs

Literasi 2 & Karakter kelas 5

Literasi 2 & Karakter kelas 5

5th Grade

24 Qs

Soal ANBK Literasi

Soal ANBK Literasi

5th Grade

25 Qs

Latihan Literasi Soal ANBK 2023

Latihan Literasi Soal ANBK 2023

5th Grade

20 Qs

untitled

untitled

Assessment

Quiz

Science, Other

5th Grade

Hard

Created by

MUTIMATUL LAILIYAH

Used 1+ times

FREE Resource

20 questions

Show all answers

1.

FILL IN THE BLANK QUESTION

2 mins • 5 pts

Media Image

Tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan. Kurang tidur bisa membuat kita menjadi mudah marah dan tidak fokus dalam belajar. Kurang tidur juga akan membuat kita mudah lupa.

Lingkaran hitam di bawah mata (biasa disebut mata panda) bisa timbul pada orang yang kurang tidur.

Jam tidur manusia berbeda-beda. Anak kecil tidur lebih lama daripada orang dewasa.

Salah satu cara agar tidur pulas adalah dengan mematikan lampu sebelum tidur.


Apa yang menyebabkan mata kita terlihat seperti mata panda?

2.

FILL IN THE BLANK QUESTION

2 mins • 5 pts

Media Image

Siti dan Udin di Jalan

Siti dan Udin namanya. Muka mereka penuh debu.

Dengan baju rombengan, mereka menyanyi di tengah kebisingan.

Pagi sampai malam, mereka tersenyum dalam peluh,

menyapa om dan tante, mengharap receh seadanya.

Beribu Siti dan Udin berkeliaran di jalan-jalan,

dengan suara serak dan napas yang sesak oleh polusi.

Kalau hari ini bisa makan, alhamdulillah.

Siti dan Udin tetap berdoa agar mereka bisa sekolah dan punya rumah berjendela.

(Februari 2003)


Apa yang dilakukan Siti dan Udin di jalan?

3.

FILL IN THE BLANK QUESTION

2 mins • 5 pts

Simak cuplikan dari Buku Laskar Pelangi, yang ditulis oleh Andrea Hirata.

... Dapat dikatakan tak jarang Lintang mempertaruhkan nyawa demi menempuh pendidikan, namun tak sehari pun ia pernah bolos. Delapan puluh kilometer pulang pergi ditempuhnya dengan sepeda setiap hari. Tak pernah mengeluh. Jika kegiatan sekolah berlangsung sampai sore, ia akan tiba malam hari di rumahnya. Sering aku merasa ngeri membayangkan perjalanannya.

Kesulitan itu belum termasuk jalan yang tergenang air, ban sepeda yang bocor, dan musim hujan berkepanjangan dengan petir yang menyambar-nyambar. Suatu hari rantai sepedanya putus dan tak bisa disambung lagi karena sudah terlalu pendek sebab terlalu sering putus, tapi ia tak menyerah. Dituntunnya sepeda itu puluhan kilometer, dan sampai di sekolah kami sudah bersiap-siap akan pulang. Saat itu adalah pelajaran seni suara dan dia begitu bahagia karena masih sempat menyanyikan lagu Padamu Negeri di depan kelas. Kami termenung mendengarkan ia bernyanyi dengan sepenuh jiwa, tak tampak kelelahan di matanya yang berbinar jenaka. Setelah itu ia pulang dengan menuntun sepedanya lagi sejauh empat puluh kilometer.

Pada musim hujan lebat yang bisa mengubah jalan menjadi sungai, menggenangi daratan dengan air setinggi dada, membuat guruh dan halilintar membabat pohon kelapa hingga tumbang bergelimpangan terbelah dua, pada musim panas yang begitu terik hingga alam memuai ingin meledak, pada musim badai yang membuat hasil laut nihil hingga berbulan-bulan semua orang tak punya uang sepeser pun, pada musim buaya berkembang biak sehingga mereka menjadi semakin ganas, pada musim angin barat puting beliung, pada musim demam, pada musim sampar sehari pun Lintang tak pernah bolos.

HIrata, Andrea. 2008. Laskar Pelangi. Jakarta: PT Bentang Pustaka.


Kesulitan apa saja yang dialami Lintang saat pergi ke sekolah?

4.

MULTIPLE SELECT QUESTION

2 mins • 5 pts

Di perkotaan, anak-anak dapat mudah bersekolah hingga jenjang pendidikan tinggi. Namun, tidak demikian bagi anak-anak yang berada di pedesaan.


Simak tiga cuplikan berikut dari Buku Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.


Teks 1:

“Hari itu adalah hari yang agak penting: hari pertama masuk SD. Di ujung bangku-bangku panjang tadi ada sebuah pintu terbuka. Kosen pintu itu miring karena seluruh bangunan sekolah sudah doyong seolah akan roboh.”

(Hirata, 2008, hal. 1)


Teks 2:

“Aku cemas… karena beban perasaan ayahku menjalar ke sekujur tubuhku…Aku tahu beliau sedang gugup dan aku maklum bahwa tak mudah bagi seorang pria berusia empat puluh tujuh tahun, seorang buruh tambang yang beranak banyak dan bergaji kecil, untuk menyerahkan anak laki-lakinya ke sekolah. Lebih mudah menyerahkannya pada tauke pasar pagi untuk jadi tukang parut atau pada juragan pantai untuk menjadi kuli kopra agar dapat membantu ekonomi keluarga.”

(Hirata, 2008, hal. 2)


Teks 3:

“Keluarga Lintang berasal dari Tanjung Kelumpang, desa nun jauh di pinggir laut. Menuju ke sana harus melewati empat kawasan pohon nipah, tempat berawa-rawa yang dianggap seram…. Selain itu di sana juga tak jarang buaya sebesar pangkal pohon sagu melintasi jalan. Kampung pesisir itu secara geografis dapat dikatakan sebagai wilayah paling timur di Sumatra, daerah minus nun jauh masuk ke pedalaman Pulau Belitong.”

(Hirata, 2008, hal. 11)

Hirata, Andrea. 2008. Laskar Pelangi. Jakarta : Bentang Pustaka.


Perhatikan pernyataan berikut ini!


Pilih jawaban yang sesuai dengan bacaan di atas!

Ayah tokoh "Aku" merasa senang karena anaknya masuk sekolah.

Lintang tinggal di wilayah pesisir pulau Belitong, Sulawesi.

"Aku" tinggal sekampung dengan Lintang

Jalan menuju tempat tinggal Lintang melewati rute yang sulit dan cukup berbahaya.

5.

FILL IN THE BLANK QUESTION

2 mins • 5 pts

Di perkotaan, anak-anak dapat mudah bersekolah hingga jenjang pendidikan tinggi. Namun, tidak demikian bagi anak-anak yang berada di pedesaan.


Simak tiga cuplikan berikut dari Buku Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.


Teks 1:

“Hari itu adalah hari yang agak penting: hari pertama masuk SD. Di ujung bangku-bangku panjang tadi ada sebuah pintu terbuka. Kosen pintu itu miring karena seluruh bangunan sekolah sudah doyong seolah akan roboh.”

(Hirata, 2008, hal. 1)


Teks 2:

“Aku cemas… karena beban perasaan ayahku menjalar ke sekujur tubuhku…Aku tahu beliau sedang gugup dan aku maklum bahwa tak mudah bagi seorang pria berusia empat puluh tujuh tahun, seorang buruh tambang yang beranak banyak dan bergaji kecil, untuk menyerahkan anak laki-lakinya ke sekolah. Lebih mudah menyerahkannya pada tauke pasar pagi untuk jadi tukang parut atau pada juragan pantai untuk menjadi kuli kopra agar dapat membantu ekonomi keluarga.”

(Hirata, 2008, hal. 2)


Teks 3:

“Keluarga Lintang berasal dari Tanjung Kelumpang, desa nun jauh di pinggir laut. Menuju ke sana harus melewati empat kawasan pohon nipah, tempat berawa-rawa yang dianggap seram…. Selain itu di sana juga tak jarang buaya sebesar pangkal pohon sagu melintasi jalan. Kampung pesisir itu secara geografis dapat dikatakan sebagai wilayah paling timur di Sumatra, daerah minus nun jauh masuk ke pedalaman Pulau Belitong.”


(Hirata, 2008, hal. 11)

Hirata, Andrea. 2008. Laskar Pelangi. Jakarta : Bentang Pustaka.


Bagaimana cara menuju tempat tinggal Lintang?

6.

FILL IN THE BLANK QUESTION

2 mins • 5 pts

Di perkotaan, anak-anak dapat mudah bersekolah hingga jenjang pendidikan tinggi. Namun, tidak demikian bagi anak-anak yang berada di pedesaan.

Simak tiga cuplikan berikut dari Buku Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.


Teks 1:

“Hari itu adalah hari yang agak penting: hari pertama masuk SD. Di ujung bangku-bangku panjang tadi ada sebuah pintu terbuka. Kosen pintu itu miring karena seluruh bangunan sekolah sudah doyong seolah akan roboh.”

(Hirata, 2008, hal. 1)


Teks 2:

“Aku cemas… karena beban perasaan ayahku menjalar ke sekujur tubuhku…Aku tahu beliau sedang gugup dan aku maklum bahwa tak mudah bagi seorang pria berusia empat puluh tujuh tahun, seorang buruh tambang yang beranak banyak dan bergaji kecil, untuk menyerahkan anak laki-lakinya ke sekolah. Lebih mudah menyerahkannya pada tauke pasar pagi untuk jadi tukang parut atau pada juragan pantai untuk menjadi kuli kopra agar dapat membantu ekonomi keluarga.”

(Hirata, 2008, hal. 2)


Teks 3:

“Keluarga Lintang berasal dari Tanjung Kelumpang, desa nun jauh di pinggir laut. Menuju ke sana harus melewati empat kawasan pohon nipah, tempat berawa-rawa yang dianggap seram…. Selain itu di sana juga tak jarang buaya sebesar pangkal pohon sagu melintasi jalan. Kampung pesisir itu secara geografis dapat dikatakan sebagai wilayah paling timur di Sumatra, daerah minus nun jauh masuk ke pedalaman Pulau Belitong.”

(Hirata, 2008, hal. 11)

Hirata, Andrea. 2008. Laskar Pelangi. Jakarta : Bentang Pustaka.


Lintang berasal dari mana?

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

2 mins • 5 pts

Di perkotaan, anak-anak dapat mudah bersekolah hingga jenjang pendidikan tinggi. Namun, tidak demikian bagi anak-anak yang berada di pedesaan.

Simak tiga cuplikan berikut dari Buku Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.


Teks 1:

“Hari itu adalah hari yang agak penting: hari pertama masuk SD. Di ujung bangku-bangku panjang tadi ada sebuah pintu terbuka. Kosen pintu itu miring karena seluruh bangunan sekolah sudah doyong seolah akan roboh.”

(Hirata, 2008, hal. 1)


Teks 2:

“Aku cemas… karena beban perasaan ayahku menjalar ke sekujur tubuhku…Aku tahu beliau sedang gugup dan aku maklum bahwa tak mudah bagi seorang pria berusia empat puluh tujuh tahun, seorang buruh tambang yang beranak banyak dan bergaji kecil, untuk menyerahkan anak laki-lakinya ke sekolah. Lebih mudah menyerahkannya pada tauke pasar pagi untuk jadi tukang parut atau pada juragan pantai untuk menjadi kuli kopra agar dapat membantu ekonomi keluarga.”

(Hirata, 2008, hal. 2)


Teks 3:

“Keluarga Lintang berasal dari Tanjung Kelumpang, desa nun jauh di pinggir laut. Menuju ke sana harus melewati empat kawasan pohon nipah, tempat berawa-rawa yang dianggap seram…. Selain itu di sana juga tak jarang buaya sebesar pangkal pohon sagu melintasi jalan. Kampung pesisir itu secara geografis dapat dikatakan sebagai wilayah paling timur di Sumatra, daerah minus nun jauh masuk ke pedalaman Pulau Belitong.”

(Hirata, 2008, hal. 11)

Hirata, Andrea. 2008. Laskar Pelangi. Jakarta : Bentang Pustaka.


Dalam cerita, tokoh menggambarkan sekolah yang dimasukinya sebagai sekolah yang tidak layak. Pilihlah gambaran sekolah yang sesuai dengan teks!

Jendela-jendela sekolah yang mulai rapuh karena rayap.

Bangunan sekolah yang akan roboh.

Lapangan sekolah yang berdebu.

Bangku-bangku di sekolah yang sudah doyong

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?