Pretest MSTR

Nama

NIM

Prodi

1. Seiring meningkatnya suhu global dan semakin intensifnya fenomena cuaca ekstrem, seperti kekeringan berkepanjangan dan banjir, produksi tanaman pangan utama mengalami penurunan drastis. Hal ini disebabkan oleh kondisi iklim yang tidak stabil yang mengganggu siklus tanam dan memperpendek musim panen. Penurunan produksi ini berdampak langsung pada ketahanan pangan global, terutama di wilayah yang bergantung pada hasil pertanian sebagai sumber utama pendapatan dan nutrisi. Lebih lanjut, berkurangnya sumber daya akibat perubahan iklim—seperti ketersediaan air bersih dan lahan subur—meningkatkan potensi konflik di antara masyarakat. Beberapa wilayah yang sebelumnya cukup dengan sumber dayanya kini mengalami kelangkaan, sehingga persaingan untuk memperoleh akses terhadap air dan lahan meningkat. Konflik ini tidak hanya terjadi antarindividu, tetapi juga antarnegara, terutama di wilayah-wilayah yang rentan terhadap kelangkaan sumber daya alam. Selain itu, perubahan iklim berdampak buruk pada kesehatan masyarakat. Kondisi lingkungan yang semakin ekstrem meningkatkan risiko penyebaran penyakit yang terkait dengan air dan udara. Masyarakat yang terdampak sering kali mengalami masalah kesehatan seperti infeksi pernapasan, dehidrasi akibat gelombang panas, serta penyakit yang ditularkan melalui air yang terkontaminasi. Penurunan kualitas udara dan kelangkaan air bersih juga memperburuk kondisi kesehatan, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia. Bagaimana kekeringan dapat berkontribusi pada ketidakseimbangan ekosistem dan berdampak pada ketahanan pangan?

• A. Dampak negatif pada sektor pariwisata dan perikanan serta kerugian sosial-ekonomi bagi komunitas pesisir
• B. Kerusakan infrastruktur yang menyebabkan migrasi manusia dan biaya pemulihan yang tinggi
• C. Penurunan produksi pertanian, konflik sumber daya, dan masalah kesehatan masyarakat
• D. Ancaman terhadap pulau-pulau kecil, migrasi massal, dan kerusakan habitat laut
• E. Peningkatan pola hujan ekstrem yang memperbesar risiko banjir, longsor, dan kerugian ekonomi

2. Grafik ini menunjukan jumlah sampah plastik yang terkumpul di lautan setiap tahun. Sampah plastik di lautan memicu berbagai potensi bencana alam yang berdampak luas pada ekosistem, ekonomi, dan kesehatan manusia. Terumbu karang terancam rusak parah, mengakibatkan penurunan populasi ikan secara drastis dan mengganggu rantai makanan laut. Selain itu, mikroplastik yang terakumulasi dalam tubuh makhluk laut juga memasuki rantai makanan manusia, mencemari makanan laut yang dikonsumsi sehari-hari. Perubahan iklim pun dipengaruhi, sebab plastik yang terurai di lautan melepaskan gas rumah kaca yang memperburuk pemanasan global. Di sektor ekonomi, industri perikanan dan masyarakat pesisir menghadapi kerugian akibat menurunnya populasi ikan, sedangkan destinasi wisata pantai kehilangan daya tariknya karena pencemaran. Biaya pembersihan lautan dari sampah plastik juga semakin tinggi, menambah beban finansial global. Pencemaran laut bahkan mengancam ketersediaan air bersih yang digunakan manusia. Berdasarkan grafik pada Gambar 2, bagaimana prediksi 10-50 tahun yang akan datang jika terjadi peningkatan jumlah sampah plastik di lautan? Berikan alasannya!

4. Pernyataan berikut menjelaskan ancaman nyata pada tahun 2040 jika emisi tak segera dikurangi. 1. Ilmuwan yakin bahwa kemungkinan kenaikan suhu sebesar 1.5 derajat pada 2040 dapat lebih cepat terjadi jika tidak dilakukan pengurangan emisi dalam beberapa tahun mendatang. 2. Kenaikan suhu sebesar 1.5 derajat pada 2040 telah terjadi lebih cepat dalam beberapa kasus, seperti selama periode El Niño pada tahun 2016. 3. Prof Malte Meinshausen berpendapat bahwa kita mungkin mencapai kenaikan suhu sebesar 1.5 derajat dalam waktu yang jauh lebih cepat dari perkiraan awal. 4. Pengurangan emisi gas rumah kaca dapat membantu menambah kenaikan suhu sebesar 1.5 derajat pada 2040. 5. Kenaikan suhu sebesar 1.5 derajat pada 2040 dapat memicu pelelehan es yang lebih lambat di Greenland dan Antartika.

• A. 1, 2, dan 3
• B. 1, 3, dan 4
• C. 2, 3, dan 4
• D. 2, 4, dan 5
• E. 3, 4, dan 5

5. Studi terbaru dan laporan khusus IPCC pada 1.5 derajat Celsius di tahun 2018 telah memastikan bahwa kenaikan suhu sebesar 1.5 derajat pada 2040 akan terjadi. SEBAB Kenaikan suhu sebesar 1.5 derajat Celsius pada tahun 2040 hanya terjadi dalam skenario emisi tertentu yang diprediksi oleh para ilmuwan.

• A. Apabila pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukkan hubungan sebab akibat
• B. Apabila pernyataan benar, alasan benar, tetapi keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab akibat
• C. Apabila pernyataan benar dan alasan salah
• D. Apabila pernyataan salah dan alasan benar
• E. Apabila pernyataan dan alasan keduanya salah

6. Gambar menunjukkan penebangan hutan secara besar-besaran. Dari gambar tersebut, isilah titik-titik berikut apa saja dampak negatif penebangan hutan secara besar-besaran!

7. Pernyataan berikut merupakan manfaat dari memasukkan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum pendidikan formal. Pilihlah dua pernyataan yang paling tepat. 1. Membantu siswa mengembangkan cinta dan keterlibatan pada alam. 2. Menambah wawasan dan beban kerja siswa maupun guru jika diintegrasikan dengan baik. 3. Memberikan pendidikan yang efektif karena banyak guru tidak memiliki pengetahuan atau pelatihan yang cukup dalam bidang lingkungan. 4. Meningkatkan kesadaran siswa terhadap isu-isu lingkungan seperti perubahan iklim, kehilangan biodiversitas, dan polusi. Hal ini membantu mereka menjadi warga yang lebih peduli terhadap lingkungan. 5. Menunjukkan komitmen pada isu lingkungan dengan memberikan dampak nyata dalam upaya untuk memasukkan pendidikan lingkungan, ada risiko pendidikan tersebut menjadi sekadar formalitas atau greenwashing.

• A. 1 dan 2
• B. 1 dan 3
• C. 1 dan 4
• D. 1 dan 5
• E. 2 dan 3

8. Pernyataan berikut mengenai implikasi jangka panjang dari peningkatan suhu global terhadap ekosistem global. Pilihlah tiga pernyataan yang paling tepat. 1. Peningkatan suhu laut dapat menyebabkan bleaching terumbu karang, yaitu kehilangan warna oleh alga simbion yang hidup di dalam karang. Jika kondisi ini berlanjut, dapat mengakibatkan banyaknya terumbu karang dan keanekaragaman hayati laut yang signifikan. 2. Perubahan suhu dapat mempengaruhi siklus karbon dan nutrien dalam ekosistem. Peningkatan suhu dapat memperlambat dekomposisi organik dan mendapatkan lebih banyak karbon dioksida ke atmosfer, yang dapat berkontribusi pada pemanasan global. 3. Peningkatan suhu global dapat mengubah siklus hidrologis, mempengaruhi pola curah hujan dan evapotranspirasi. Ini dapat mengganggu ekosistem sungai dan danau, serta menyebabkan perubahan dalam distribusi flora dan fauna akuatik 4. Peningkatan suhu dapat berkontribusi pada peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam seperti badai tropis, kebakaran hutan, dan banjir. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan ekosistem dan kehilangan habitat. 5. Perubahan suhu global dapat mengancam keberlanjutan beberapa spesies, menyebabkan kepunahan lokal atau global, dan mengurangi keanekaragaman hayati secara keseluruhan.

• A. 1, 2, dan 3
• B. 1, 3, dan 4
• C. 2, 3, dan 4
• D. 2, 4, dan 5
• E. 3, 4, dan 5