Tembang macapat adalah karya sastra Jawa berbentuk puisi tradisional yang berisi tentang perjalanan hidup manusia.
Tembang macapat terdiri dari 11 jenis tembang, masing-masing dengan makna dan filosofinya sendiri.
Berikut ini adalah beberapa tembang macapat dan maknanya:
Maskumambang: Fase pertama kehidupan manusia, yaitu ketika manusia masih berada di alam ruh
Mijil: Fase kedua kehidupan manusia, yaitu fase ketika manusia lahir ke dunia
Sinom: Fase ketiga kehidupan manusia, yaitu fase ketika manusia tumbuh berkembang mengenal hal-hal baru
Kinanthi: Fase keempat kehidupan manusia, yaitu fase pencarian jati diri
Asmaradana: Fase kelima kehidupan manusia, yaitu fase ketika manusia mulai mengenal cinta dan teman hidup
Gambuh: Fase keenam kehidupan manusia, yaitu fase dimulainya kehidupan keluarga dengan ikatan pernikahan suci
Dhandhanggula: Fase ketujuh kehidupan manusia, yaitu fase puncak kesuksesan secara fisik dan materi
Durma: Fase kedelapan kehidupan manusia, yaitu fase dimana kehidupan harus lebih banyak didermakan untuk orang lain
Pangkur: Fase kesembilan kehidupan manusia, yaitu fase uzlah atau menyepi
Megatruh: Fase kesepuluh kehidupan manusia, yaitu fase penutup kehidupan dunia
Pucung: Fase kesebelas kehidupan manusia, yaitu fase kembali kepada Tuhan
Tembang macapat diciptakan oleh Sunan Bonang dan diturunkan kepada semua wali. Penulisan tembang macapat memiliki aturan dalam tiap jumlah baris dan jumlah suku kata ataupun bunyi sajak akhir tiap baris
contoh tembang maskumambang
Apan kaya mangkono watekkaneki
Sanadyan wong tuwa
Yen duwe watek tan becik
Miwah tindak tan prayoga
artinya