Bacalah teks berikut dengan cermat!
1) Sebelum abad ke-20, sebagaimana dipaparkan Lewis Pyenson dalam Empire of Reason (1988), Belanda memperoleh stereotipe buruk di bidang sains. 2) Hal ini dapat dilihat dari kelakuan Belanda yang hanya mau menduplikat–alih-alih membangun kantor observasi cuacanya sendiri–hasil survei atau penelitian geofisika dari Madras di India hingga Kalimantan yang dilakukan Charles M. Elliot dari Kerajaan Inggris. 3) Namun, sejak etika akademik Jerman masuk ke dunia pendidikan Belanda pada dekade keenam abad ke-19, mereka menyadari akan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan.
4) Untuk menunjukkan pada dunia bahwa Belanda sungguh-sungguh ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, mereka akhirnya melahirkan pelbagai kebijakan tentang pelestarian lingkungan demi menjunjung tinggi perkembangan ilmu murni. 5) Seturut Paul Jepson dalam "Histories of Protected Areas" (Environment and History, Vol. 8 2002), hal ini didukung oleh munculnya konsep "Naturdenkmal" atau "monumen alam" gagasan rimbawan asal Berlin, Hugo Conwentz. 6) Ia menggembar-gemborkan bahwa alam (lingkungan/flora/fauna) tak ubahnya seperti karya seni semisal sastra, musik, dan lukisan yang harus dirawat dan dilestarikan melalui "batas moral" atau mengubah moral bagi manusia untuk mengeksploitasinya. 7) Hal ini tidak hanya diterapkan di Belanda, tapi juga diterapkan pada koloni mereka, Hindia Belanda.88Terlebih lagi, menjelang abad ke-20, lebih dari 69.000 ekor binatang eksotis dari Hindia Belanda diperjualbelikan ke pasar internasional terutama oleh makelar asal Inggris yang bermukim di Singapura bernama Frank Buck.
(Diadaptasi dari https://tirto.id)
Kata eksotis pada paragraf kedua berhubungan dengan kata ….