Post Test B (Latsol)

Post Test B (Latsol)

12th Grade

5 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

Remidial Asesmen Sumatif Teks Editorial

Remidial Asesmen Sumatif Teks Editorial

12th Grade

10 Qs

UTBK-PENALARAN UMUM

UTBK-PENALARAN UMUM

12th Grade

10 Qs

Pretest - Tanda Baca

Pretest - Tanda Baca

12th Grade - University

10 Qs

Let's Solve It ! 19 Februari 2025

Let's Solve It ! 19 Februari 2025

9th - 12th Grade

5 Qs

POST TES TEKS EDITORIAL 2

POST TES TEKS EDITORIAL 2

12th Grade

10 Qs

TKA 01 Us Salman

TKA 01 Us Salman

12th Grade

10 Qs

kritik dan esai

kritik dan esai

12th Grade

7 Qs

Teks Argumentasi

Teks Argumentasi

9th - 12th Grade

10 Qs

Post Test B (Latsol)

Post Test B (Latsol)

Assessment

Quiz

World Languages

12th Grade

Medium

Created by

2418011078 MULIASARI

Used 1+ times

FREE Resource

5 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Gunakan Teks Ini Untuk Menjawab Soal Nomor 1—5

Ungkapan "nasi adalah fondasi" mencerminkan pentingnya beras sebagai komoditas pokok

bagi masyarakat Indonesia. Beras merupakan komoditas dengan porsi terbesar dalam

pengeluaran masyarakat untuk pangan, yaitu 4% dari pengeluaran konsumsi makanan

penduduk perkotaan dan 8% untuk penduduk pedesaan pada tahun 2021. Karena

signifikannya dalam pengeluaran rumah tangga, harga beras memengaruhi tingkat inflasi dan

tingkat kemiskinan. Setiap perubahan harga beras tercermin dalam tingkat inflasi serta

mengurangi daya beli masyarakat miskin yang sebagian besar adalah konsumen bersih beras.

Hal ini mengindikasikan bahwa pembuat kebijakan cenderung menginginkan harga beras

yang rendah. Di sisi lain, beras juga menjadi sumber penghidupan 14 juta rumah tangga

petani. Kedua sisi dari cerita ini telah menjadi alasan mengapa sektor beras selalu dalam

situasi buntu. Upaya untuk mentransformasi sektor beras dan sektor pertanian di Indonesia

menjadi pertanian yang berkelanjutan dan adil perlu memahami kedua sisi permasalahan ini.

Sebagian besar petani beras adalah berskala kecil dengan rata-rata kepemilikan lahan 0,67

hektare pada tahun 2013, di mana 14,2 juta dari 25,7 juta rumah tangga pertanian adalah

petani tanpa lahan, yang menjadikan mereka konsumen neto beras jika mereka adalah petani

beras. Sektor beras juga mengahadapi masalah penuaan, dengan 62% petani berusia 45 tahun

atau lebih.

Maraknya urbanisasi telah mendorong berubahnya fungsi lahan sawah, di mana antara tahun

2010 dan 2020 terjadi penurunan luas panen sebesar 20% secara nasional, dengnan kisaran

penurunan antara 7% hingga 59%. Penurunan ini terjadi di beberapa daerah produsen beras

utama seperti Sumatra Barat dan Jawa Barat, yang masing-masing mengalami penurunan

36% dan 22%. Penurunan luas panen ini tidak diikuti oleh peningkatan produktivitas yang

signifikan. Secara nasional, hanya tujuh provinsi yang mengalami peningkatan luas panen

beras. Sebagian produsen utama beras mengalami tren yang stagnan, sementara produsen

utama lainnya justru mengalami penurunan produktivitas seperti Jawa Timur dan Sulawesi

Selatan. Hasilnya, produksi beras nasional turun dari 66 juta ton menjadi 55 juta ton di tengah

pertumbuhan populasi Indonesia.

Selain penurunan luas panen, beras juga menghadapi tantangan dari perubahan iklim. Beras

juga merupakan salah satu komoditas yang paling intensif air (Oxfam, 2016) yang

membuatnya lebih rentan menghadapi perubahan iklim. Produksi beras juga memberikan

kontribusi yang signifikan terhadap emisi karbon, terutama metana (World Bank, 2022). Oleh

karena itu, target Indonesia untuk mengurangi jejak karbin juga mencakup sektor beras.

Dengan karakteristik sektor beras yang berskala kecil namun merupakan tanaman pangan

utama dalam negeri, segala upaya harus dilakukan dalam menjaga ketahanan

pangan, pengentasan kemiskinan, dan mewujudkan pertanian berkelanjutan di Indonesia.

Menurut bacaan, beras menjadi sumber penghidupan rumah tangga petani karena .....

14 juta rumah tangga petani bergantung pada beras

25,7 juta rumah tangga pertanian bergantung pada beras

14,2 juta adalah petani tanpa lahan pertanian

rata-rata kepemilikan lahan adalah 0,67 hektare

kenaikan harga beras meningkatkan kesejahteraan

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Gunakan Teks Ini Untuk Menjawab Soal Nomor 1—5

Ungkapan "nasi adalah fondasi" mencerminkan pentingnya beras sebagai komoditas pokok

bagi masyarakat Indonesia. Beras merupakan komoditas dengan porsi terbesar dalam

pengeluaran masyarakat untuk pangan, yaitu 4% dari pengeluaran konsumsi makanan

penduduk perkotaan dan 8% untuk penduduk pedesaan pada tahun 2021. Karena

signifikannya dalam pengeluaran rumah tangga, harga beras memengaruhi tingkat inflasi dan

tingkat kemiskinan. Setiap perubahan harga beras tercermin dalam tingkat inflasi serta

mengurangi daya beli masyarakat miskin yang sebagian besar adalah konsumen bersih beras.

Hal ini mengindikasikan bahwa pembuat kebijakan cenderung menginginkan harga beras

yang rendah. Di sisi lain, beras juga menjadi sumber penghidupan 14 juta rumah tangga

petani. Kedua sisi dari cerita ini telah menjadi alasan mengapa sektor beras selalu dalam

situasi buntu. Upaya untuk mentransformasi sektor beras dan sektor pertanian di Indonesia

menjadi pertanian yang berkelanjutan dan adil perlu memahami kedua sisi permasalahan ini.

Sebagian besar petani beras adalah berskala kecil dengan rata-rata kepemilikan lahan 0,67

hektare pada tahun 2013, di mana 14,2 juta dari 25,7 juta rumah tangga pertanian adalah

petani tanpa lahan, yang menjadikan mereka konsumen neto beras jika mereka adalah petani

beras. Sektor beras juga mengahadapi masalah penuaan, dengan 62% petani berusia 45 tahun

atau lebih.

Maraknya urbanisasi telah mendorong berubahnya fungsi lahan sawah, di mana antara tahun

2010 dan 2020 terjadi penurunan luas panen sebesar 20% secara nasional, dengnan kisaran

penurunan antara 7% hingga 59%. Penurunan ini terjadi di beberapa daerah produsen beras

utama seperti Sumatra Barat dan Jawa Barat, yang masing-masing mengalami penurunan

36% dan 22%. Penurunan luas panen ini tidak diikuti oleh peningkatan produktivitas yang

signifikan. Secara nasional, hanya tujuh provinsi yang mengalami peningkatan luas panen

beras. Sebagian produsen utama beras mengalami tren yang stagnan, sementara produsen

utama lainnya justru mengalami penurunan produktivitas seperti Jawa Timur dan Sulawesi

Selatan. Hasilnya, produksi beras nasional turun dari 66 juta ton menjadi 55 juta ton di tengah

pertumbuhan populasi Indonesia.

Selain penurunan luas panen, beras juga menghadapi tantangan dari perubahan iklim. Beras

juga merupakan salah satu komoditas yang paling intensif air (Oxfam, 2016) yang

membuatnya lebih rentan menghadapi perubahan iklim. Produksi beras juga memberikan

kontribusi yang signifikan terhadap emisi karbon, terutama metana (World Bank, 2022). Oleh

karena itu, target Indonesia untuk mengurangi jejak karbin juga mencakup sektor beras.

Dengan karakteristik sektor beras yang berskala kecil namun merupakan tanaman pangan

utama dalam negeri, segala upaya harus dilakukan dalam menjaga ketahanan

pangan, pengentasan kemiskinan, dan mewujudkan pertanian berkelanjutan di Indonesia.

Ungkapan "nasi adalah fondasi" dalam bacaan bermakna pentingnya komoditas pokok ini

bagi masyarakat Indonesia karena ....

kenaikan harga beras mengurangi daya beli masyarakat

beras merupakan porsi terbesar dalam pengeluaran masyarakat untuk pangan

harga beras memengaruhi tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan

beras menjadi sumber penghidupan 14 juta rumah tangga petani

beras merupakn 12% dari pengeluaran konsumsi makanan penduduk perkotaan

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Gunakan Teks Ini Untuk Menjawab Soal Nomor 1—5

Ungkapan "nasi adalah fondasi" mencerminkan pentingnya beras sebagai komoditas pokok

bagi masyarakat Indonesia. Beras merupakan komoditas dengan porsi terbesar dalam

pengeluaran masyarakat untuk pangan, yaitu 4% dari pengeluaran konsumsi makanan

penduduk perkotaan dan 8% untuk penduduk pedesaan pada tahun 2021. Karena

signifikannya dalam pengeluaran rumah tangga, harga beras memengaruhi tingkat inflasi dan

tingkat kemiskinan. Setiap perubahan harga beras tercermin dalam tingkat inflasi serta

mengurangi daya beli masyarakat miskin yang sebagian besar adalah konsumen bersih beras.

Hal ini mengindikasikan bahwa pembuat kebijakan cenderung menginginkan harga beras

yang rendah. Di sisi lain, beras juga menjadi sumber penghidupan 14 juta rumah tangga

petani. Kedua sisi dari cerita ini telah menjadi alasan mengapa sektor beras selalu dalam

situasi buntu. Upaya untuk mentransformasi sektor beras dan sektor pertanian di Indonesia

menjadi pertanian yang berkelanjutan dan adil perlu memahami kedua sisi permasalahan ini.

Sebagian besar petani beras adalah berskala kecil dengan rata-rata kepemilikan lahan 0,67

hektare pada tahun 2013, di mana 14,2 juta dari 25,7 juta rumah tangga pertanian adalah

petani tanpa lahan, yang menjadikan mereka konsumen neto beras jika mereka adalah petani

beras. Sektor beras juga mengahadapi masalah penuaan, dengan 62% petani berusia 45 tahun

atau lebih.

Maraknya urbanisasi telah mendorong berubahnya fungsi lahan sawah, di mana antara tahun

2010 dan 2020 terjadi penurunan luas panen sebesar 20% secara nasional, dengnan kisaran

penurunan antara 7% hingga 59%. Penurunan ini terjadi di beberapa daerah produsen beras

utama seperti Sumatra Barat dan Jawa Barat, yang masing-masing mengalami penurunan

36% dan 22%. Penurunan luas panen ini tidak diikuti oleh peningkatan produktivitas yang

signifikan. Secara nasional, hanya tujuh provinsi yang mengalami peningkatan luas panen

beras. Sebagian produsen utama beras mengalami tren yang stagnan, sementara produsen

utama lainnya justru mengalami penurunan produktivitas seperti Jawa Timur dan Sulawesi

Selatan. Hasilnya, produksi beras nasional turun dari 66 juta ton menjadi 55 juta ton di tengah

pertumbuhan populasi Indonesia.

Selain penurunan luas panen, beras juga menghadapi tantangan dari perubahan iklim. Beras

juga merupakan salah satu komoditas yang paling intensif air (Oxfam, 2016) yang

membuatnya lebih rentan menghadapi perubahan iklim. Produksi beras juga memberikan

kontribusi yang signifikan terhadap emisi karbon, terutama metana (World Bank, 2022). Oleh

karena itu, target Indonesia untuk mengurangi jejak karbin juga mencakup sektor beras.

Dengan karakteristik sektor beras yang berskala kecil namun merupakan tanaman pangan

utama dalam negeri, segala upaya harus dilakukan dalam menjaga ketahanan

pangan, pengentasan kemiskinan, dan mewujudkan pertanian berkelanjutan di Indonesia.

Tantangan yang dihadapi dalam upaya meningkatkan produksi beras di Indonesia adalah ....

maraknya urbanisasi yang mengakibatkan berubahnya fungsi lahan sawah

penurunan produktivitas di daerah produsen utama beras

penurunan luas panen, perubahan iklim, dan kontribusi terhadap emisi karbon

peningkatan luas panen beras hanya terjadi di tujuh provinsi

mayoritas petani beras berusia 45 tahun ke atas

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Gunakan Teks Ini Untuk Menjawab Soal Nomor 1—5

Ungkapan "nasi adalah fondasi" mencerminkan pentingnya beras sebagai komoditas pokok

bagi masyarakat Indonesia. Beras merupakan komoditas dengan porsi terbesar dalam

pengeluaran masyarakat untuk pangan, yaitu 4% dari pengeluaran konsumsi makanan

penduduk perkotaan dan 8% untuk penduduk pedesaan pada tahun 2021. Karena

signifikannya dalam pengeluaran rumah tangga, harga beras memengaruhi tingkat inflasi dan

tingkat kemiskinan. Setiap perubahan harga beras tercermin dalam tingkat inflasi serta

mengurangi daya beli masyarakat miskin yang sebagian besar adalah konsumen bersih beras.

Hal ini mengindikasikan bahwa pembuat kebijakan cenderung menginginkan harga beras

yang rendah. Di sisi lain, beras juga menjadi sumber penghidupan 14 juta rumah tangga

petani. Kedua sisi dari cerita ini telah menjadi alasan mengapa sektor beras selalu dalam

situasi buntu. Upaya untuk mentransformasi sektor beras dan sektor pertanian di Indonesia

menjadi pertanian yang berkelanjutan dan adil perlu memahami kedua sisi permasalahan ini.

Sebagian besar petani beras adalah berskala kecil dengan rata-rata kepemilikan lahan 0,67

hektare pada tahun 2013, di mana 14,2 juta dari 25,7 juta rumah tangga pertanian adalah

petani tanpa lahan, yang menjadikan mereka konsumen neto beras jika mereka adalah petani

beras. Sektor beras juga mengahadapi masalah penuaan, dengan 62% petani berusia 45 tahun

atau lebih.

Maraknya urbanisasi telah mendorong berubahnya fungsi lahan sawah, di mana antara tahun

2010 dan 2020 terjadi penurunan luas panen sebesar 20% secara nasional, dengnan kisaran

penurunan antara 7% hingga 59%. Penurunan ini terjadi di beberapa daerah produsen beras

utama seperti Sumatra Barat dan Jawa Barat, yang masing-masing mengalami penurunan

36% dan 22%. Penurunan luas panen ini tidak diikuti oleh peningkatan produktivitas yang

signifikan. Secara nasional, hanya tujuh provinsi yang mengalami peningkatan luas panen

beras. Sebagian produsen utama beras mengalami tren yang stagnan, sementara produsen

utama lainnya justru mengalami penurunan produktivitas seperti Jawa Timur dan Sulawesi

Selatan. Hasilnya, produksi beras nasional turun dari 66 juta ton menjadi 55 juta ton di tengah

pertumbuhan populasi Indonesia.

Selain penurunan luas panen, beras juga menghadapi tantangan dari perubahan iklim. Beras

juga merupakan salah satu komoditas yang paling intensif air (Oxfam, 2016) yang

membuatnya lebih rentan menghadapi perubahan iklim. Produksi beras juga memberikan

kontribusi yang signifikan terhadap emisi karbon, terutama metana (World Bank, 2022). Oleh

karena itu, target Indonesia untuk mengurangi jejak karbin juga mencakup sektor beras.

Dengan karakteristik sektor beras yang berskala kecil namun merupakan tanaman pangan

utama dalam negeri, segala upaya harus dilakukan dalam menjaga ketahanan

pangan, pengentasan kemiskinan, dan mewujudkan pertanian berkelanjutan di Indonesia.

Dampak maraknya urbanisasi terhadap sektor beras di Indonesia ditandai oleh ....

62% petani beras berusia 45 tahun atau lebih

14,2 juta dari 25,7 juta rumah tangga pertanian adalah petani tanpa lahan

terjadinya perubahan fungsi lahan sawah di Sumatra Barat dan Jawa Barat

terjadinya penurunan luas panen sebesar 20% secara nasional tanpa peningkatan

produktivitas

terjadinya penurunan luas panen antara 7% hingga 59% di Sumatra Barat dan Jawa Barat

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Gunakan Teks Ini Untuk Menjawab Soal Nomor 1—5

Ungkapan "nasi adalah fondasi" mencerminkan pentingnya beras sebagai komoditas pokok

bagi masyarakat Indonesia. Beras merupakan komoditas dengan porsi terbesar dalam

pengeluaran masyarakat untuk pangan, yaitu 4% dari pengeluaran konsumsi makanan

penduduk perkotaan dan 8% untuk penduduk pedesaan pada tahun 2021. Karena

signifikannya dalam pengeluaran rumah tangga, harga beras memengaruhi tingkat inflasi dan

tingkat kemiskinan. Setiap perubahan harga beras tercermin dalam tingkat inflasi serta

mengurangi daya beli masyarakat miskin yang sebagian besar adalah konsumen bersih beras.

Hal ini mengindikasikan bahwa pembuat kebijakan cenderung menginginkan harga beras

yang rendah. Di sisi lain, beras juga menjadi sumber penghidupan 14 juta rumah tangga

petani. Kedua sisi dari cerita ini telah menjadi alasan mengapa sektor beras selalu dalam

situasi buntu. Upaya untuk mentransformasi sektor beras dan sektor pertanian di Indonesia

menjadi pertanian yang berkelanjutan dan adil perlu memahami kedua sisi permasalahan ini.

Sebagian besar petani beras adalah berskala kecil dengan rata-rata kepemilikan lahan 0,67

hektare pada tahun 2013, di mana 14,2 juta dari 25,7 juta rumah tangga pertanian adalah

petani tanpa lahan, yang menjadikan mereka konsumen neto beras jika mereka adalah petani

beras. Sektor beras juga mengahadapi masalah penuaan, dengan 62% petani berusia 45 tahun

atau lebih.

Maraknya urbanisasi telah mendorong berubahnya fungsi lahan sawah, di mana antara tahun

2010 dan 2020 terjadi penurunan luas panen sebesar 20% secara nasional, dengnan kisaran

penurunan antara 7% hingga 59%. Penurunan ini terjadi di beberapa daerah produsen beras

utama seperti Sumatra Barat dan Jawa Barat, yang masing-masing mengalami penurunan

36% dan 22%. Penurunan luas panen ini tidak diikuti oleh peningkatan produktivitas yang

signifikan. Secara nasional, hanya tujuh provinsi yang mengalami peningkatan luas panen

beras. Sebagian produsen utama beras mengalami tren yang stagnan, sementara produsen

utama lainnya justru mengalami penurunan produktivitas seperti Jawa Timur dan Sulawesi

Selatan. Hasilnya, produksi beras nasional turun dari 66 juta ton menjadi 55 juta ton di tengah

pertumbuhan populasi Indonesia.

Selain penurunan luas panen, beras juga menghadapi tantangan dari perubahan iklim. Beras

juga merupakan salah satu komoditas yang paling intensif air (Oxfam, 2016) yang

membuatnya lebih rentan menghadapi perubahan iklim. Produksi beras juga memberikan

kontribusi yang signifikan terhadap emisi karbon, terutama metana (World Bank, 2022). Oleh

karena itu, target Indonesia untuk mengurangi jejak karbin juga mencakup sektor beras.

Dengan karakteristik sektor beras yang berskala kecil namun merupakan tanaman pangan

utama dalam negeri, segala upaya harus dilakukan dalam menjaga ketahanan

pangan, pengentasan kemiskinan, dan mewujudkan pertanian berkelanjutan di Indonesia.

Alasan utama kebuntuan upaya mentransformasi sektor beras dan sektor pertanian di Indonesia menjadi pertanian yang berkelanjutan adalah ....

produksi beras harus memperhatikan perubahan iklim karena merupakan komoditas yang

paling intensif air

peningkatan produksi beras menghadapi tantangan karena memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap emisi karbon

sebagian besar petani beras adalah rumah tangga pertanian tanpa lahan (konsumen neto

beras) yang mengakibatkan mereka sulit keluar dari kemiskinan

maraknya urbanisasi telah mengubah fungsi lahan sawah yang mengakibatkan terjadinya

penurunan luas panen yang tidak diikuti oleh peningkatan produktivitas

harga beras memengaruhi tingkat inflasi dan daya beli masyarakat miskin, tetapi beras

menjadi sumber penghidupan 14 juta rumah tangga petani