(1) Irfan Amalee, seorang penulis dan juga tokoh Pendidikan, pernah menyampaikan ilustrasi dalam sebuah podcast tentang disiplin positif. (2) Suatu ketika tiga orang siswamengendarai satu motor di jalan raya. (3) Ketiganya tanpa mengenakan helm. Saat ditanya mengapa berboncengan tiga dan tanpa mengenakan helm, jawaban mereka adalah karenatidak ada polisi yang mengawasi. (4) Begitulah fenomena dalam dunia Pendidikan kita, bahwa kedisiplinan masih harus ditegakkan kalau ada pengawasan. (5) Ini menandakan betapadisiplin kita masih dibangun dan dikendalikan oleh kontrol eksternal yang mendorong seseorang berperilaku disiplin. (6) Berbeda dengan disiplin, disiplin positif sendiri dibangunoleh kontrol internal dan kesadaran individu untuk melakukan suatu aturan tanpa diiming-imingi reward dan ancaman punishment. (7) Jika seorang anak telah menyadari kalaumemakai helm untuk keselamatan dirinya, maka anak tersebut telah menerapkan disiplin positif. (8) Selain itu, disiplin selama ini identik dengan aturan yang dibuat oleh yangberkuasa atau yang mempunyai otoritas, sementara dalam disiplin positif peraturan dibuat bersama sehingga semua pihak memiliki kepemilikan terhadap peraturan bersamatersebut. (9) Ketika mereka melanggar aturan maka mereka tidak sedang melanggar peraturan yang dibuat oleh orang lain tetapi sedang melanggar pada komitmen diri sendiri. (10)Kita berharap disiplin positif harus semakin massif terinternalisasi di setiap satuan pendidikan kita.
(Tulisan ini dimuat di buletin Lentera Sukma. Dapat diakses di https://pidie.sukmabangsa.sch.id/wp-content/uploads/2024/08/Lentera-Sukma-Edisi-18.pdf)
[[TMF_CHECKBOX]]
Jika dipisahkan menjadi beberapa paragraf, paragraf kedua dapat diawali dengan kalimat nomor...