Prediksi SNBT 2025

Prediksi SNBT 2025

1st Grade

24 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

PTS 1 PKN - Kelas 7

PTS 1 PKN - Kelas 7

7th Grade

20 Qs

pengamalan pancasila

pengamalan pancasila

6th Grade

20 Qs

soal PPkn kls 5

soal PPkn kls 5

3rd Grade

20 Qs

Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa

8th - 9th Grade

20 Qs

PKN  TEMA 1 KELAS 6

PKN TEMA 1 KELAS 6

6th Grade

20 Qs

Review Pendidikan Pancasila Kelas 3 Tengah Smt 1

Review Pendidikan Pancasila Kelas 3 Tengah Smt 1

3rd Grade

20 Qs

SOAL STS PANCASILA KELAS 5 SEMESTER 1

SOAL STS PANCASILA KELAS 5 SEMESTER 1

5th Grade

20 Qs

PERILAKU TIDAK SESUAI DENGAN NILAI-NILAI PANCASILA

PERILAKU TIDAK SESUAI DENGAN NILAI-NILAI PANCASILA

5th Grade

20 Qs

Prediksi SNBT 2025

Prediksi SNBT 2025

Assessment

Quiz

Education

1st Grade

Hard

Created by

Mul diana

Used 2+ times

FREE Resource

24 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

(1) Irfan Amalee, seorang penulis dan juga tokoh Pendidikan, pernah menyampaikan ilustrasi dalam sebuah podcast tentang disiplin positif. (2) Suatu ketika tiga orang siswamengendarai satu motor di jalan raya. (3) Ketiganya tanpa mengenakan helm. Saat ditanya mengapa berboncengan tiga dan tanpa mengenakan helm, jawaban mereka adalah karenatidak ada polisi yang mengawasi. (4) Begitulah fenomena dalam dunia Pendidikan kita, bahwa kedisiplinan masih harus ditegakkan kalau ada pengawasan. (5) Ini menandakan betapadisiplin kita masih dibangun dan dikendalikan oleh kontrol eksternal yang mendorong seseorang berperilaku disiplin. (6) Berbeda dengan disiplin, disiplin positif sendiri dibangunoleh kontrol internal dan kesadaran individu untuk melakukan suatu aturan tanpa diiming-imingi reward dan ancaman punishment. (7) Jika seorang anak telah menyadari kalaumemakai helm untuk keselamatan dirinya, maka anak tersebut telah menerapkan disiplin positif. (8) Selain itu, disiplin selama ini identik dengan aturan yang dibuat oleh yangberkuasa atau yang mempunyai otoritas, sementara dalam disiplin positif peraturan dibuat bersama sehingga semua pihak memiliki kepemilikan terhadap peraturan bersamatersebut. (9) Ketika mereka melanggar aturan maka mereka tidak sedang melanggar peraturan yang dibuat oleh orang lain tetapi sedang melanggar pada komitmen diri sendiri. (10)Kita berharap disiplin positif harus semakin massif terinternalisasi di setiap satuan pendidikan kita.

(Tulisan ini dimuat di buletin Lentera Sukma. Dapat diakses di https://pidie.sukmabangsa.sch.id/wp-content/uploads/2024/08/Lentera-Sukma-Edisi-18.pdf)

[[TMF_CHECKBOX]]

Jika dipisahkan menjadi beberapa paragraf, paragraf kedua dapat diawali dengan kalimat nomor...

3

4

6

7

9

2.

MULTIPLE SELECT QUESTION

45 sec • 1 pt

(1) Irfan Amalee, seorang penulis dan juga tokoh Pendidikan, pernah menyampaikan ilustrasi dalam sebuah podcast tentang disiplin positif. (2) Suatu ketika tiga orang siswamengendarai satu motor di jalan raya. (3) Ketiganya tanpa mengenakan helm. Saat ditanya mengapa berboncengan tiga dan tanpa mengenakan helm, jawaban mereka adalah karenatidak ada polisi yang mengawasi. (4) Begitulah fenomena dalam dunia Pendidikan kita, bahwa kedisiplinan masih harus ditegakkan kalau ada pengawasan. (5) Ini menandakan betapadisiplin kita masih dibangun dan dikendalikan oleh kontrol eksternal yang mendorong seseorang berperilaku disiplin. (6) Berbeda dengan disiplin, disiplin positif sendiri dibangunoleh kontrol internal dan kesadaran individu untuk melakukan suatu aturan tanpa diiming-imingi reward dan ancaman punishment. (7) Jika seorang anak telah menyadari kalaumemakai helm untuk keselamatan dirinya, maka anak tersebut telah menerapkan disiplin positif. (8) Selain itu, disiplin selama ini identik dengan aturan yang dibuat oleh yangberkuasa atau yang mempunyai otoritas, sementara dalam disiplin positif peraturan dibuat bersama sehingga semua pihak memiliki kepemilikan terhadap peraturan bersamatersebut. (9) Ketika mereka melanggar aturan maka mereka tidak sedang melanggar peraturan yang dibuat oleh orang lain tetapi sedang melanggar pada komitmen diri sendiri. (10)Kita berharap disiplin positif harus semakin massif terinternalisasi di setiap satuan pendidikan kita.

(Tulisan ini dimuat di buletin Lentera Sukma. Dapat diakses di https://pidie.sukmabangsa.sch.id/wp-content/uploads/2024/08/Lentera-Sukma-Edisi-18.pdf)

[[TMF_CHECKBOX]]

Di bawah ini adalah pernyataan yang tepat dalam kalimat nomor 8 adalah... (pilih 2 dari 5 jawaban yang ada)

Dalam disiplin, aturan dibuat bersama. Sedangkan disiplin positif, aturan dibuat oleh guru.

Disiplin selama ini identik dengan aturan yang dibuat oleh yang berkuasa atau yang mempunyai otoritas.

Disiplin positif tidak untuk diterapkan saat ini

Dispiplin dan disiplin positif itu sama saja.

Dalam disiplin positif, peraturan dibuat bersama sehingga semua pihak memiliki kepemilikan terhadap peraturan bersama tersebut.

3.

OPEN ENDED QUESTION

3 mins • 1 pt

(1) Irfan Amalee, seorang penulis dan juga tokoh Pendidikan, pernah menyampaikan ilustrasi dalam sebuah podcast tentang disiplin positif. (2) Suatu ketika tiga orang siswamengendarai satu motor di jalan raya. (3) Ketiganya tanpa mengenakan helm. Saat ditanya mengapa berboncengan tiga dan tanpa mengenakan helm, jawaban mereka adalah karenatidak ada polisi yang mengawasi. (4) Begitulah fenomena dalam dunia Pendidikan kita, bahwa kedisiplinan masih harus ditegakkan kalau ada pengawasan. (5) Ini menandakan betapadisiplin kita masih dibangun dan dikendalikan oleh kontrol eksternal yang mendorong seseorang berperilaku disiplin. (6) Berbeda dengan disiplin, disiplin positif sendiri dibangunoleh kontrol internal dan kesadaran individu untuk melakukan suatu aturan tanpa diiming-imingi reward dan ancaman punishment. (7) Jika seorang anak telah menyadari kalaumemakai helm untuk keselamatan dirinya, maka anak tersebut telah menerapkan disiplin positif. (8) Selain itu, disiplin selama ini identik dengan aturan yang dibuat oleh yangberkuasa atau yang mempunyai otoritas, sementara dalam disiplin positif peraturan dibuat bersama sehingga semua pihak memiliki kepemilikan terhadap peraturan bersamatersebut. (9) Ketika mereka melanggar aturan maka mereka tidak sedang melanggar peraturan yang dibuat oleh orang lain tetapi sedang melanggar pada komitmen diri sendiri. (10)Kita berharap disiplin positif harus semakin massif terinternalisasi di setiap satuan pendidikan kita.

(Tulisan ini dimuat di buletin Lentera Sukma. Dapat diakses di https://pidie.sukmabangsa.sch.id/wp-content/uploads/2024/08/Lentera-Sukma-Edisi-18.pdf)

[[TMF_CHECKBOX]]

Dalam kalimat nomor 1, kata PODCAST dalam bahasa Indonesia juga disebut...

Evaluate responses using AI:

OFF

4.

OPEN ENDED QUESTION

3 mins • 1 pt

(1) Irfan Amalee, seorang penulis dan juga tokoh Pendidikan, pernah menyampaikan ilustrasi dalam sebuah podcast tentang disiplin positif. (2) Suatu ketika tiga orang siswamengendarai satu motor di jalan raya. (3) Ketiganya tanpa mengenakan helm. Saat ditanya mengapa berboncengan tiga dan tanpa mengenakan helm, jawaban mereka adalah karenatidak ada polisi yang mengawasi. (4) Begitulah fenomena dalam dunia Pendidikan kita, bahwa kedisiplinan masih harus ditegakkan kalau ada pengawasan. (5) Ini menandakan betapadisiplin kita masih dibangun dan dikendalikan oleh kontrol eksternal yang mendorong seseorang berperilaku disiplin. (6) Berbeda dengan disiplin, disiplin positif sendiri dibangunoleh kontrol internal dan kesadaran individu untuk melakukan suatu aturan tanpa diiming-imingi reward dan ancaman punishment. (7) Jika seorang anak telah menyadari kalaumemakai helm untuk keselamatan dirinya, maka anak tersebut telah menerapkan disiplin positif. (8) Selain itu, disiplin selama ini identik dengan aturan yang dibuat oleh yangberkuasa atau yang mempunyai otoritas, sementara dalam disiplin positif peraturan dibuat bersama sehingga semua pihak memiliki kepemilikan terhadap peraturan bersamatersebut. (9) Ketika mereka melanggar aturan maka mereka tidak sedang melanggar peraturan yang dibuat oleh orang lain tetapi sedang melanggar pada komitmen diri sendiri. (10)Kita berharap disiplin positif harus semakin massif terinternalisasi di setiap satuan pendidikan kita.

(Tulisan ini dimuat di buletin Lentera Sukma. Dapat diakses di https://pidie.sukmabangsa.sch.id/wp-content/uploads/2024/08/Lentera-Sukma-Edisi-18.pdf)

[[TMF_CHECKBOX]]

Makna dari OTORITAS dalam teks di atas adalah ....

Evaluate responses using AI:

OFF

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Sebagai entitas yang paling berpengaruh pada kemajuan dan kualitas pembelajaran di sekolah, guru juga menjadi ujung tombak dan yang paling bertanggung jawab terhadappenerapan disiplin positif di sekolah. Guru sejatinya menginternalisasi disiplin positif sejak dari kelas. Mulai dari menyepakati keyakinan kelas, sampai pada aturan-aturan yangdisepakati bersama di tingkat yang lebih tinggi di satuan pendidikan.

Sebagai orang dewasa yang berinteraksi dengan peserta didik, guru juga harus menyadari bahwa dirinya akan menjadi panutan bagi muridnya. Guru akan menjadi role model untuksetiap kebijakan yang ingin diterapkan pada siswa. Segala macam bentuk hal-hal negatif dan “penyakit” psikologi atau hal yang kita harapkan tidak terjadi pada peserta didik kita,maka sudah selayaknya juga tidak ada pada diri seorang guru. Sebagai contoh, jika satuan pendidikan bersepakat menganggap merokok adalah suatu hal yang dihindari, maka gurutidak boleh merokok dan menjadikan rokok sebagai musuh bersama. Upaya ini dapat membuat siswa dan seluruh warga sekolah yakin dan percaya dari setiap kebijakan dan aturanyang dikeluarkan. Begitu juga pada hal-hal kecil lainnya seperti membuang sampah pada tempatnya, dan sebagainya, harus dimulai dari guru.

Sebuah adagium “Teladan adalah nasihat yang terbaik” mengingatkan kita betapa pentingnya menjadi teladan dibanding berjuta-juta nasihat. Memberikan contoh merupakansebaik-baik nasihat. 14 abad yang lalu Allah Swt. telah menyampaikan dalam Al-Quran surah As-Saff (61) ayat 2-3 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamumengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu lakukan.” Jadi, Adagium dan ayat Quran tersebutharuslah menjadi cambuk bagi setiap guru agar berkontemplasi menjadi teladan terbaik dan inspiratif di hadapan murid-muridnya di sekolah.

(Tulisan ini dimuat di buletin Lentera Sukma. Dapat diakses di https://pidie.sukmabangsa.sch.id/wp-content/uploads/2024/08/Lentera-Sukma-Edisi-18.pdf)

Kalimat simpulan yang tepat dalam paragraf terakhir teks di atas adalah...

Quran Surah As-Saf (61) ayat 2-3.

“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?”

Teladan adalah nasihat yang terbaik.

Jadi, Adagium dan ayat Quran tersebut haruslah menjadi cambuk bagi setiap guru agar berkontemplasi menjadi teladan terbaik dan inspiratif.

Sebuah adagium “Teladan adalah nasihat yang terbaik” mengingatkan kita betapa pentingnya menjadi teladan dibanding berjuta-juta nasihat.

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Sebagai entitas yang paling berpengaruh pada kemajuan dan kualitas pembelajaran di sekolah, guru juga menjadi ujung tombak dan yang paling bertanggung jawab terhadappenerapan disiplin positif di sekolah. Guru sejatinya menginternalisasi disiplin positif sejak dari kelas. Mulai dari menyepakati keyakinan kelas, sampai pada aturan-aturan yangdisepakati bersama di tingkat yang lebih tinggi di satuan pendidikan.

Sebagai orang dewasa yang berinteraksi dengan peserta didik, guru juga harus menyadari bahwa dirinya akan menjadi panutan bagi muridnya. Guru akan menjadi role model untuksetiap kebijakan yang ingin diterapkan pada siswa. Segala macam bentuk hal-hal negatif dan “penyakit” psikologi atau hal yang kita harapkan tidak terjadi pada peserta didik kita,maka sudah selayaknya juga tidak ada pada diri seorang guru. Sebagai contoh, jika satuan pendidikan bersepakat menganggap merokok adalah suatu hal yang dihindari, maka gurutidak boleh merokok dan menjadikan rokok sebagai musuh bersama. Upaya ini dapat membuat siswa dan seluruh warga sekolah yakin dan percaya dari setiap kebijakan dan aturanyang dikeluarkan. Begitu juga pada hal-hal kecil lainnya seperti membuang sampah pada tempatnya, dan sebagainya, harus dimulai dari guru.

Sebuah adagium “Teladan adalah nasihat yang terbaik” mengingatkan kita betapa pentingnya menjadi teladan dibanding berjuta-juta nasihat. Memberikan contoh merupakansebaik-baik nasihat. 14 abad yang lalu Allah Swt. telah menyampaikan dalam Al-Quran surah As-Saff (61) ayat 2-3 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamumengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu lakukan.” Jadi, Adagium dan ayat Quran tersebutharuslah menjadi cambuk bagi setiap guru agar berkontemplasi menjadi teladan terbaik dan inspiratif di hadapan murid-muridnya di sekolah.

(Tulisan ini dimuat di buletin Lentera Sukma. Dapat diakses di https://pidie.sukmabangsa.sch.id/wp-content/uploads/2024/08/Lentera-Sukma-Edisi-18.pdf)

Makna kata MENGINTERNALISASI yang paling tepat dalam paragraf pertama teks di atas adalah...

Penghayatan terhadap suatu nilai

Penerapan dalam kehidupan

Persatuan dalam masyarakat

Pengaplikasian suatu konsep

Penanaman suatu nilai

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Sebagai entitas yang paling berpengaruh pada kemajuan dan kualitas pembelajaran di sekolah, guru juga menjadi ujung tombak dan yang paling bertanggung jawab terhadappenerapan disiplin positif di sekolah. Guru sejatinya menginternalisasi disiplin positif sejak dari kelas. Mulai dari menyepakati keyakinan kelas, sampai pada aturan-aturan yangdisepakati bersama di tingkat yang lebih tinggi di satuan pendidikan.

Sebagai orang dewasa yang berinteraksi dengan peserta didik, guru juga harus menyadari bahwa dirinya akan menjadi panutan bagi muridnya. Guru akan menjadi role model untuksetiap kebijakan yang ingin diterapkan pada siswa. Segala macam bentuk hal-hal negatif dan “penyakit” psikologi atau hal yang kita harapkan tidak terjadi pada peserta didik kita,maka sudah selayaknya juga tidak ada pada diri seorang guru. Sebagai contoh, jika satuan pendidikan bersepakat menganggap merokok adalah suatu hal yang dihindari, maka gurutidak boleh merokok dan menjadikan rokok sebagai musuh bersama. Upaya ini dapat membuat siswa dan seluruh warga sekolah yakin dan percaya dari setiap kebijakan dan aturanyang dikeluarkan. Begitu juga pada hal-hal kecil lainnya seperti membuang sampah pada tempatnya, dan sebagainya, harus dimulai dari guru.

Sebuah adagium “Teladan adalah nasihat yang terbaik” mengingatkan kita betapa pentingnya menjadi teladan dibanding berjuta-juta nasihat. Memberikan contoh merupakansebaik-baik nasihat. 14 abad yang lalu Allah Swt. telah menyampaikan dalam Al-Quran surah As-Saff (61) ayat 2-3 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamumengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu lakukan.” Jadi, Adagium dan ayat Quran tersebutharuslah menjadi cambuk bagi setiap guru agar berkontemplasi menjadi teladan terbaik dan inspiratif di hadapan murid-muridnya di sekolah.

(Tulisan ini dimuat di buletin Lentera Sukma. Dapat diakses di https://pidie.sukmabangsa.sch.id/wp-content/uploads/2024/08/Lentera-Sukma-Edisi-18.pdf)

Makna kata BERKONTEMPLASI yang paling tepat dalam paragraf kedua teks di atas adalah...

Kemampuan merancang kegiatan

Hubungan timbal balik atau sebab akibat

Memuji diri sendiri

Merenung dan berpikir dengan sepenuh perhatian

Menghamba pada sesuatu

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?