Berhenti Mengejekku!
Rini berjalan dengan langkah gontai di halaman sekolah. Dia menundukkan kepala, menghindari kontak mata dengan teman di sekitarnya. Wajah Rini murung dan matanya sembab. Ternyata dia sehabis diejek oleh Vania dan Diana. Rini adalah seorang anak yang pemalu, tubuhnya mungil, dan suaranya tedengar pelan. Terkadang dia kesulitan memahami materi pembelajaran dan menjawab pertanyaan dari guru. Hal inilah yang menjadikan Vania dan Diana enggan berteman dengan Rini. Bahkan, mereka berdua sering menjadikan Rini sebagai bahan ejekan. Tidak jarang mereka juga mengajak teman-teman yang lain untuk membully Rini.
Sri dan Dinda menjadi teman baik Rini. Keduanya selalu berusaha menghibur Rini saat dia sedih. Sri dan Dinda juga selalu menegur orang yang mengejek Rini. Setiap jam istirahat, mereka selalu mengajak Rini berbelanja di kantin dan juga bermain di halaman dekat kelas mereka. Tiba-tiba Vania dan Diana datang menghampiri Rini. Mereka memanggil Rini dengan sebutan kurcaci. Sri dan Dinda sudah berusaha menegur, Namun Vania dan Diana semakin menjadi-jadi. Rini tampak diam saja sembari menahan air mata.
Pak Guru memandangi aktivitas siswa dari jendela ruang guru. Beliau lalu mendatangi sekumpulan siswa yang tampak sedang dalam masalah. Sri dan Dinda menjelaskan peristiwa yang terjadi secara runtut. Pak guru kemudian meminta siswa-siswanya untuk masuk ke dalam kelas. Di sana beliau memberikan nasihat kepada seluruh siswa bahwa membully adalah tindakan tidak terpuji. Semua anak memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kita harus saling menghargai dan merangkul satu-sama lain. Vania dan Diana meminta maaf kepada Rini. Mereka pun sekarang menjadi teman baik.
Masalah utama yang dihadapi oleh Rini pada cerita di atas yaitu. . .
