Pembagian Hadis Berdasarkan Jumlah Perawi

Hadis Mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan oleh banyak orang yang secara adat kebiasaan tidak mungkin mereka bersepakat untuk berbohong. Salah satu syarat penting Hadis Mutawatir adalah sandaran periwayatannya harus sesuatu yang ditangkap oleh panca indra (hiss), bukan sekadar dugaan atau perkiraan. Mengapa syarat ini sangat krusial dalam menentukan kemutawatiran sebuah hadis?

• 1. Karena perawi harus memiliki ingatan yang kuat untuk menghindari kekeliruan.

• Agar hadis tersebut mudah dihafal dan disebarluaskan di kalangan umat.

• Untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan berasal dari pengamatan langsung, bukan hasil interpretasi semata.

• 1. Supaya hadis tersebut dapat memberikan faedah ilmu nazari, bukan ilmu yaqini dharuri.

• Karena jumlah perawi harus sama persis di setiap tingkatan sanadnya.

Hadis Mutawatir Lafzi adalah hadis mutawatir yang lafazhnya sama atau mendekati persamaan di semua riwayat. Sementara itu, Hadis Mutawatir Ma'nawi adalah hadis mutawatir yang riwayatnya berlainan lafaznya, tetapi mengandung satu tujuan atau makna. Pernyataan berikut ini yang paling tepat menggambarkan perbedaan esensial antara Mutawatir Lafzi dan Mutawatir Ma'nawi adalah...

• A. Mutawatir Lafzi fokus pada jumlah perawi yang sangat banyak, sedangkan Mutawatir Ma'nawi fokus pada kualitas perawi.

• B. Mutawatir Lafzi lafazhnya identik di setiap riwayat, sedangkan Mutawatir Ma'nawi lafazhnya beragam namun intinya sama.

• C. Mutawatir Lafzi memberikan ilmu yaqini dharuri, sedangkan Mutawatir Ma'nawi hanya memberikan ilmu nazari.

• D. Mutawatir Lafzi lebih sering ditemukan daripada Mutawatir Ma'nawi dalam kitab hadis.

• E. Mutawatir Lafzi berlaku untuk hadis-hadis fikih, sedangkan Mutawatir Ma'nawi untuk hadis-hadis akhlak.

Al-Qur'an yang sampai kepada kita dari generasi sahabat, tabiin, tabiut tabiin, hingga saat ini merupakan contoh paling jelas dari Hadis Mutawatir Tabaqat. Implikasi utama dari status Al-Qur'an sebagai Mutawatir Tabaqat adalah...

• A. Setiap lafaz dan maknanya memiliki banyak jalur periwayatan yang berlainan.

• B. Jumlah perawi di setiap tingkatan sanadnya tidak perlu diperiksa lagi karena sudah pasti kebenarannya.

• C. Al-Qur'an memberikan faedah ilmu yakin secara pasti karena diriwayatkan secara berkesinambungan melalui tingkatan generasi yang banyak.

• D. Al-Qur'an dapat digunakan sebagai penguat (tarjih) dalam perbedaan pendapat fikih.

• E. Para perawi Al-Qur'an harus mencapai jumlah minimal 100 orang di setiap tabaqat.

4. Hadis Ahad adalah semua hadis selain Hadis Mutawatir. Berbeda dengan Hadis Mutawatir, Hadis Ahad ada yang diterima (maqbul) dan ada yang ditolak (mardud), karena keabsahannya bergantung pada penelitian dan analisis kondisi para perawinya. Berdasarkan deskripsi tersebut, mengapa penelitian terhadap kondisi perawi sangat penting bagi Hadis Ahad?

• A. Untuk memastikan bahwa Hadis Ahad dapat memberikan ilmu yaqini dharuri seperti Hadis Mutawatir.

• B. Karena jumlah perawi Hadis Ahad sangat sedikit, sehingga rentan terhadap kesalahan atau kebohongan.

• C. Agar Hadis Ahad dapat menjadi penguat dalam perbedaan pendapat fikih.

• D. Untuk mengubah status Hadis Ahad yang mardud menjadi maqbul secara otomatis.

• E. Supaya Hadis Ahad dapat diriwayatkan dalam kitab Shahih Bukhari dan Muslim.

5. Hadis "Seorang Muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya" diriwayatkan oleh beberapa sahabat, di antaranya Abu Musa, Abdullah bin Amr, Jabir bin Abdullah, Abu Hurairah, Anas bin Malik, dan Fudhalah bin Ubaid. Dengan jumlah perawi yang lebih dari tiga ini di tingkatan sahabat, hadis ini masuk kategori Masyhur. Analisis yang paling tepat mengenai karakteristik Hadis Masyhur berdasarkan contoh di atas adalah...

• A. Jumlah perawinya selalu sama di setiap tingkatan sanad, dari awal hingga akhir.

• B. Memberikan ilmu yaqini dharuri karena popularitasnya yang luas di kalangan umat.

• C. Diriwayatkan oleh lebih dari dua perawi di setiap tingkatan sanad, namun belum mencapai derajat mutawatir.

• D. Selalu diriwayatkan oleh satu perawi saja di tingkatan awal sanad.

• E. Hukumnya selalu diterima tanpa perlu penelitian lebih lanjut terhadap kondisi perawinya.

6. Hadis Aziz didefinisikan sebagai hadis yang diriwayatkan oleh jumlah perawi tidak kurang dari dua orang. Artinya, dalam tingkatan sanadnya yang paling sedikit, ada minimal dua perawi, atau paling banyak tiga perawi. Fenomena yang paling mungkin terjadi jika sebuah hadis hanya diriwayatkan oleh dua perawi di salah satu tingkatan sanad, meskipun di tingkatan lain jumlahnya banyak, adalah hadis tersebut dikategorikan sebagai...

• A. Hadis Mutawatir Lafzi

• B. Hadis Masyhur

• C. Hadis Aziz

• D. Hadis Gharib Mutlak

• E. Hadis Mutawatir Ma'nawi

7. Hadis "Sesungguhnya amal itu tergantung pada niat” adalah contoh Hadis Gharib Mutlak karena diriwayatkan oleh satu sahabat saja dari Nabi ﷺ, yaitu Umar bin Khattab, dan kesendirian ini berlanjut hingga tingkatan tabi'in dan tabiut tabi'in. Meskipun Hadis Gharib Mutlak hanya memiliki satu jalur periwayatan di tingkatan asal sanad, mengapa hadis ini tetap dapat diterima dan menjadi landasan hukum yang kuat dalam Islam?

• A. Karena semua Hadis Gharib secara otomatis memberikan ilmu yaqini dharuri.

• B. Karena hadis ini diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari, yang sanadnya telah diterima oleh umat secara luas.

• C. Sebab Hadis Gharib adalah syarat bagi hadis sahih menurut mayoritas ulama.

• D. Karena adanya indikasi (qarinah) yang memperkuatnya, seperti termasuk dalam Silsilah Dahab.

• E. Karena hukum Hadis Gharib selalu diterima tanpa perlu pemeriksaan kondisi perawinya.

8. Seorang peneliti hadis menemukan sebuah hadis yang pada tingkatan sahabat diriwayatkan oleh 5 orang sahabat. Namun, pada tingkatan tabi'in, dari kelima jalur sahabat tersebut, hanya satu tabi'in yang meriwayatkan dari salah satu sahabat tersebut. Dari tabi'in ini, riwayat tersebut kembali diriwayatkan oleh banyak jalur di tingkatan setelahnya. Berdasarkan kasus di atas, jenis hadis yang paling tepat untuk riwayat tersebut adalah...

• A. Hadis Mutawatir Ma'nawi

• B. Hadis Masyhur

• C. Hadis Aziz Muqayyad

• D. Hadis Gharib Nisbi

• E. Hadis Mutawatir Tabaqat

9. Hadis Mutawatir memberikan faedah ilmu yakin secara pasti (ilmu yaqini dharuri), yang berarti keyakinan yang tidak membutuhkan pembuktian lagi. Hal ini berbeda dengan Hadis Ahad yang kadang-kadang dapat memberikan ilmu nazari (ilmu yang meyakinkan secara teoritis) jika didukung oleh qarinah (indikasi) yang memperkuatnya. Pernyataan berikut ini yang paling tepat menjelaskan implikasi dari perbedaan faedah ilmu antara Hadis Mutawatir dan Hadis Ahad adalah...

• A. Hanya Hadis Mutawatir yang wajib diamalkan, sedangkan Hadis Ahad tidak.

• B. Hadis Mutawatir tidak memerlukan penelitian kondisi perawinya, sementara Hadis Ahad sangat bergantung pada penelitian tersebut.

• C. Hadis Mutawatir dapat digunakan sebagai penguat dalam fikih, sedangkan Hadis Ahad tidak.

• D. Semua Hadis Ahad yang diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim akan otomatis menjadi Mutawatir.

• E. Para imam ahli hafalan yang kuat hanya meriwayatkan Hadis Mutawatir.

10. Salah satu contoh Hadis Mutawatir Amali adalah salat lima waktu. Mengapa salat lima waktu dianggap sebagai Hadis Mutawatir Amali?

• A. Karena lafaz doanya sama persis di semua riwayat salat.

• B. Karena diriwayatkan oleh banyak perawi di setiap tingkatan sanadnya secara lisan.

• C. Karena kemutawatirannya didasarkan pada praktik atau amalan yang terus-menerus dilakukan oleh umat Islam dari masa Nabi ﷺ hingga saat ini tanpa keraguan.

• D. Karena praktik salat telah dibahas secara khusus dalam kitab-kitab Hadis Gharib.

• E. Karena salat memberikan faedah ilmu nazari jika didukung oleh qarinah yang kuat.