Soal Literasi

Soal Literasi

5th Grade

10 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia

5th Grade

10 Qs

AKM NUMERASI KELAS 5

AKM NUMERASI KELAS 5

5th Grade

15 Qs

Unsur intrinsik (Latar dan Alur Bagian 2)

Unsur intrinsik (Latar dan Alur Bagian 2)

5th Grade

14 Qs

SELEKSI AKM KELAS 5 SOAL NUMERASI

SELEKSI AKM KELAS 5 SOAL NUMERASI

5th Grade

15 Qs

Penilaian Harian PPKn Tema 1 Subtema 1

Penilaian Harian PPKn Tema 1 Subtema 1

5th Grade

10 Qs

Latihan AKM Literasi Level 2

Latihan AKM Literasi Level 2

5th Grade

15 Qs

PAI_Kelas 5_Puasa Ramadan #2

PAI_Kelas 5_Puasa Ramadan #2

5th Grade

15 Qs

RUKUN IMAN KELAS 1

RUKUN IMAN KELAS 1

5th Grade - University

15 Qs

Soal Literasi

Soal Literasi

Assessment

Quiz

Education

5th Grade

Hard

Created by

TEUKU AFRIZAL

Used 1+ times

FREE Resource

10 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE SELECT QUESTION

3 mins • 10 pts

Bacalah teks dibawah ini dengan cermat dan jawablah pertanyaan nomor 1 dan 2 di bawah ini!

“Bibit Unggul IF8”

Di sebuah desa kecil di Aceh Besar, hiduplah seorang petani bernama Pak Idris. Ia bukan sekadar petani biasa; ia adalah seorang yang bersemangat untuk mencari cara agar hasil panen padinya bisa lebih melimpah. Bertahun-tahun, ia mengamati dan menyilangkan berbagai varietas padi lokal. Ia mencatat setiap detail: ketahanan terhadap hama, kebutuhan air, dan tentu saja, jumlah bulir yang dihasilkan.

Suatu hari, setelah musibah banjir yang melanda sebagian besar sawah di desanya, Pak Idris menemukan sesuatu yang tak terduga. Di antara batang-batang padi yang tumbang dan mati, ada satu rumpun padi yang masih tegak berdiri. Batangnya kokoh, daunnya hijau cerah, dan bulirnya terlihat padat. Rasa penasarannya memuncak. Ia merawat rumpun itu dengan hati-hati. Ia menamakannya IF8, singkatan dari "Idris dan Fajar, varietas ke-8". Fajar adalah nama putranya yang selalu membantunya di sawah. Varietas ini memang yang kedelapan dari semua persilangan yang ia coba. Namun, yang ini berbeda.

Ketika padi-padi lain di sekitarnya terserang wereng, IF8 tetap kokoh. Ketika kemarau panjang tiba, ia tak begitu terpengaruh. Hasil panennya pun jauh lebih banyak dibandingkan varietas lain. Kabar tentang padi ajaib ini menyebar dengan cepat. Petani-petani dari desa tetangga datang untuk melihat dan meminta bibitnya. Pak Idris tak pernah menolak. Ia membagikan bibit IF8 secara gratis, dengan satu syarat: mereka harus berjanji untuk merawatnya dengan baik dan membagikan juga kepada petani lain. Berkat ketekunan dan kemurahan hati Pak Idris, IF8 tidak hanya menolong petani di desanya, tetapi juga di seluruh Aceh, bahkan ke provinsi tetangga. Pemerintah daerah pun memberikan apresiasi atas dedikasinya. Kisah Pak Idris dan bibit padi IF8 menjadi legenda, bukan karena ia mencari kekayaan, tetapi karena ia menemukan cara untuk membantu sesama, membuktikan bahwa inovasi dan semangat berbagi bisa tumbuh subur seperti bulir padi yang berlimpah.

Dari teks bacaan di atas, jawablah pertanyaan nomor 1 dan 2 berikut ini

Berilah tanda centang (√) pada beberapa jawaban yang benar!

1. Apa yang membuat bibit padi IF8 menjadi populer?

Bibit tersebut dijual dengan harga yang mahal.

Hasil panennya jauh lebih banyak.

Padi tersebut dibagikan secara gratis kepada petani lain.

Kisah penemuannya menjadi legenda di Aceh.

2.

MATCH QUESTION

1 min • 1 pt

  1. 2. Jodohkanlah pernyataan di kolom kiri dengan kata atau frasa yang sesuai di kolom kanan

Wareng

Sikap yang ditunjukkan Pak Idris

Fajar

Nama anak laki-laki Pak Idris

Inovasi

Hama yang tidak dapat merusak padi IF8

Aceh Besar

Lokasi tempat tinggal Pak Idris

3.

MULTIPLE SELECT QUESTION

3 mins • 10 pts

Bacalah teks dibawah ini dengan cermat dan jawablah pertanyaan nomor 1 dan 2 di bawah ini!

“Rabu Abeh (Tulak Bala)”

Di sebuah kampung nelayan di pesisir Aceh Besar, hiduplah seorang ulama yang bijaksana bernama Syeikh Hasan. Ia dikenal bukan hanya karena ilmunya yang luas, tetapi juga karena kepeduliannya yang mendalam terhadap nasib masyarakatnya. Kampung itu hidup makmur, namun belakangan, serangkaian musibah aneh mulai menimpa mereka, khususnya pada Rabu terakhir di setiap bulan. Pada Rabu pertama, hasil tangkapan ikan para nelayan menurun drastis, seolah-olah laut enggan memberikan rezekinya. Pada Rabu berikutnya, badai datang tiba-tiba, merusak perahu-perahu yang tertambat di dermaga.

Puncaknya, pada Rabu terakhir bulan ketiga, wabah penyakit menyerang anak-anak di kampung, membuat warga diliputi kekhawatiran dan ketakutan. Mereka mulai menyebut hari itu sebagai "Rabu Abeh", yang berarti "Rabu Terakhir" atau "Rabu yang Membawa Petaka".Syeikh Hasan merenung. Ia menyadari bahwa ketakutan telah mengikis keyakinan dan persatuan warganya. Ia mencari petunjuk dari

kitab-kitab lama dan bermunajat kepada Tuhan. Di tengah malam hening, sebuah gagasan muncul di benaknya. Ini bukan tentang menolak takdir, melainkan tentang menghadapi takdir dengan doa dan kekuatan iman. Ia memutuskan untuk mengajak seluruh warga untuk melakukan sebuah ritual bersama. Ia mengumpulkan seluruh warga pada Rabu terakhir bulan berikutnya.

"Mari kita hadapi Rabu ini bukan dengan ketakutan, tetapi dengan harapan dan doa," katanya. Ritual itu sederhana. Warga berkumpul di masjid, memanjatkan doa bersama memohon perlindungan dari segala musibah. Setelah itu, mereka membagi-bagikan makanan, atau yang mereka sebut "kenduri", kepada fakir miskin dan tetangga sebagai wujud sedekah dan rasa syukur. Sejak saat itu, tradisi ini terus dilakukan. Musibah-musibah aneh yang biasa datang pada Rabu Abeh mulai berkurang dan akhirnya tidak terjadi lagi. Tradisi ini kemudian dikenal luas sebagai "Tulak Bala", sebuah ritual untuk menolak bala atau musibah, yang berakar pada keyakinan bahwa persatuan dalam doa dan sedekah adalah perisai terkuat dari segala cobaan. Kisah Syeikh Hasan dan ritual sederhana yang ia temukan menjadi legenda, mengingatkan setiap generasi akan pentingnya ketakwaan dan kebersamaan.

Berdasarkan teks di atas jawablah pertanyaan nomor 3 dan 4 di bawah ini.

Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda cek (✔) pada kotak yang tersedia. Jawaban bisa lebih dari satu.

3. Musibah apa saja yang menimpa masyarakat di kampung Syeikh Hasan?

Hasil tangkapan ikan menurun.

Wabah penyakit pada anak-anak.

Gempa bumi dahsyat.

Badai yang merusak perahu.

4.

FILL IN THE BLANK QUESTION

3 mins • 10 pts

Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat.

4. Menurut Syeikh Hasan, persatuan dalam doa dan .... adalah perisai terkuat dari segala

cobaan.

5.

MULTIPLE SELECT QUESTION

3 mins • 10 pts

Abuya Syekh H. Amran Wali Alkhalidi

Sang Pelita di Labuhan Haji, di pesisir selatan Aceh yang dihiasi ombak dan perbukitan hijau, tepatnya di Labuhan Haji, Aceh Selatan, seorang anak laki-laki terlahir dari cahaya spiritual seorang ulama besar. Namanya Amran, putra dari Abuya Muda Waly. Sejak kecil, ia tak hanya diasuh dengan kasih sayang, tetapi juga disirami ilmu agama langsung dari ayahnya. Ruang belajarnya bukan hanya madrasah, tetapi juga majelis-majelis ayahnya yang dihadiri ribuan santri.

Setelah beranjak dewasa, Amran melanjutkan perjalanannya untuk menimba ilmu. Ia menjelajah hingga ke berbagai pesantren, mencari hikmah dari para guru di setiap sudut negeri. Namun, hatinya terus ditarik kembali ke kampung halaman. Ia sadar, warisan ilmu yang dipegangnya harus dibagikan kepada umat, bukan untuk dirinya sendiri. Ketika kembali ke Aceh Selatan, Amran, yang kini lebih dikenal sebagai Abuya Syekh H. Amran Wali Al-Khalidi, memulai sebuah gerakan dakwah yang berfokus pada Tauhid dan Tasawuf. Ia melihat banyak umat yang lebih fokus pada syariat lahiriah, namun melupakan makna spiritualnya.

Dengan bimbingan dan kelembutan, ia mendirikan Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf (MPTT). Majelis itu tidak hanya menjadi tempat untuk mengkaji kitab-kitab klasik, tetapi juga menjadi wadah untuk membersihkan hati. Abuya mengajarkan bahwa Islam adalah satu kesatuan: syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat. Ia selalu menekankan pentingnya akhlak yang mulia dan cinta kepada sesama. Ceramah-ceramahnya seringkali sederhana, namun penuh makna yang mendalam, menyentuh hati para jemaahnya. Perjuangan Abuya tidaklah mudah. Ada saja pihak yang salah paham dengan ajarannya. Namun, dengan

kesabaran dan keikhlasan, ia terus berdakwah. Ia memegang teguh keyakinan bahwa ajaran sejati akan menemukan jalannya sendiri jika disampaikan dengan hati yang tulus. Hingga kini, majelis yang didirikannya terus berkembang, menyebarkan ajaran Tauhid Tasawuf hingga ke berbagai penjuru negeri, bahkan ke mancanegara, menjadikan nama Abuya Syekh H. Amran Wali Al-Khalidi sebagai simbol kearifan dan ketulusan di Tanah Rencong.

Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda cek (✔) pada kotak yang tersedia. Jawaban bisa lebih dari satu.

5. Fokus utama dakwah Abuya Syekh H. Amran Wali Al-Khalidi adalah pada bidang?

Ekonomi Syariah

Fikih Muamalah

Tauhid dan Tasawuf

Ilmu Politik

6.

OPEN ENDED QUESTION

3 mins • 10 pts

6. Berdasarkan cerita di atas, mengapa Abuya mendirikan Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf (MPTT)? Jelaskan bagaimana pendekatan dakwah yang berbeda yang ia lakukan untuk menyentuh hati para jemaah?

Evaluate responses using AI:

OFF

7.

MULTIPLE SELECT QUESTION

3 mins • 10 pts

SANG PENJAGA HUTAN RAWA NAGAN RAYA

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi hamparan rawa gambut dan hutan lebat di Nagan Raya, hiduplah seorang pemuda bernama Panglima Raja. Ia bukan keturunan raja, tetapi nama itu diberikan oleh tetua adat karena ia memiliki jiwa kepemimpinan dan keberanian yang luar biasa. Sejak kecil, ia dibesarkan di tepi hutan rawa Nagan Raya yang luas, menjadikannya sangat mencintai alam dan segala isinya. Namun, ketenangan kampungnya terusik. Para penebang liar mulai merambah hutan, mengambil kayu secara ilegal dan merusak habitat satwa, termasuk Orangutan Sumatera yang langka.

Penebangan itu juga menyebabkan banjir bandang saat musim hujan tiba, mengancam keselamatan warga desa. Panglima Raja tak bisa tinggal diam. Ia merasa hutan adalah jantung kampung mereka, dan jika jantung itu rusak, maka semua akan binasa. Panglima Raja mulai menyusun strategi. Ia tidak menggunakan kekerasan, melainkan kekuatan persatuan dan pengetahuan lokal. Ia mengumpulkan pemuda-pemuda kampung untuk membentuk sebuah tim penjaga hutan. Ia mengajari mereka cara mengidentifikasi jejak penebang liar, memahami tanda-tanda alam, dan yang terpenting, ia mengajak mereka untuk berdialog dengan para penebang liar, menjelaskan dampak buruk dari perbuatan mereka.

Di waktu senggang, Panglima Raja juga mengajak warga untuk menanam kembali pohon-pohon endemik yang telah ditebang. Ia meyakinkan mereka bahwa merawat hutan adalah warisan terbaik yang bisa mereka tinggalkan untuk anak cucu. Berkat ketekunan dan diplomasi Panglima Raja, kesadaran tentang pentingnya menjaga hutan mulai tumbuh. Banyak penebang liar yang akhirnya berhenti, bahkan ikut serta dalam gerakan penghijauan. Kisah Panglima Raja menyebar ke seluruh Nagan Raya. Ia tidak hanya dikenal sebagai pelindung hutan, tetapi juga sebagai simbol perlawanan tanpa kekerasan yang mengedepankan dialog dan kearifan lokal. Berkat jasanya, hutan rawa Singkil kembali hijau, satwa liar kembali aman, dan kampungnya terbebas dari ancaman banjir. Nama Panglima Raja pun kini dikenang sebagai penjaga sejati di tanah Nagan Raya.

Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda ceklis (✔) pada kotak yang tersedia. Jawaban bisa lebih dari satu.

7. Ancaman apa saja yang dihadapi oleh kampung tempat tinggal Panglima Raja?

Kekeringan Parah

Banjir bandang

Kerusakan habitat satwa

Penangkapan ikan ilegal

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?