Latihan TKA_ Bahasa Indonesia

Latihan TKA_ Bahasa Indonesia

12th Grade

12 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

Teks eksposisi

Teks eksposisi

12th Grade

14 Qs

Teks Eksplanasi

Teks Eksplanasi

11th - 12th Grade

16 Qs

Tes Awal Kritik Sastra

Tes Awal Kritik Sastra

12th Grade

10 Qs

Remidi Bahasa Indonesia Kelas X

Remidi Bahasa Indonesia Kelas X

12th Grade - University

15 Qs

KESALAHAN TATABAHASA

KESALAHAN TATABAHASA

1st - 12th Grade

15 Qs

Ulangan Bahasa Indonesa Teks Ulasan

Ulangan Bahasa Indonesa Teks Ulasan

12th Grade

15 Qs

Kelas 12 الإمتحان في نصف الدراسى

Kelas 12 الإمتحان في نصف الدراسى

12th Grade

10 Qs

41課   千アトルへいきませんか

41課 千アトルへいきませんか

12th Grade

10 Qs

Latihan TKA_ Bahasa Indonesia

Latihan TKA_ Bahasa Indonesia

Assessment

Quiz

World Languages

12th Grade

Practice Problem

Easy

Created by

Susanti Susanti

Used 1+ times

FREE Resource

AI

Enhance your content in a minute

Add similar questions
Adjust reading levels
Convert to real-world scenario
Translate activity
More...

12 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 1 pt

Bacalah teks berikut untuk soal nomor 1-3!

Indonesia negara maritim. Indonesia memiliki wilayah laut yang lebih luas daripada wilayah daratannya. Di balik keindahan lautan Indonesia, ada ancaman besar berupa sampah plastik. Sampah plastik tidak hanya mengganggu estetika alam laut. tetapi juga merusak ekosistem. Oleh karena itu, sampah plastik menjadi penyebab kerusakan ekosistem laut. Kondisi ini cukup gawat karena banyak wilayah laut yang sudah tercemar.

Sampah plastik tidak hanya yang terlihat, ada pula mikroplastik dan nanoplastik yang lebih berbahaya . Mikroplastik dan nanoplastik berasal dari pecahan pelapukan plastik yang dibuang ke laut. Mikroplastik adalah partikel plastik dengan ukuran 0,1 sampai 5 mm. Sementara itu, nanoplastik berukuran lebih kecil daripada mikroplastik yaitu kurang dari 0,1 mm. Ukuran tersebut membuatnya sulit terlihat dan akhirnya termakan oleh biota laut.

Ukuran sampah yang sangat kecil tersebut mudah masuk ke dalam tubuh berbagai organisme laut. Organisme, seperti plankton, dapat memakan mikroplastik atau nanoplastik. Jika plankton yang memakan plastik dimakan oleh ikan, sangat mungkin sampai kepada manusia. Melihat pola tersebut, secara beruntun mikroplastik akan sampai kepada manusia. Lebih lanjut, mikroplastik yang terakumulasi dalam tubuh manusia akan berisiko pada kesehatan, terutama sistem endokrin. Risiko kesehatan itu terjadi karena mikroplastik dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan gangguan metabolisme serta fungsi organ.

Selain pada manusia, sampah plastik juga memberikan dampak pada biota laut, habitat laut, terumbu karang, dan adanya pencemaran kimia. Sampah plastik juga menimbulkan kerugian finansial karena ada pengeluaran biaya untuk mengeduk sampah tersebut. Agar kerugian tidak makin meluas, pemerintah dan masyarakat dapat mencicil pembersihan. Masyarakat juga harus membiasakan menjaga alam dan tidak mengotori laut dengan sampah.

Bahasan pokok dalam paragraf kedua teks tersebut adalah ...

Mikroplastik dan nanoplastik berbahaya karena sulit dilihat.

Sampah plastik menghasilkan mikroplastik dan nanoplastik.

Tingkat bahaya sampah plastik dibedakan berdasarkan ukurannya.

Sampah plastik di laut dibedakan menjadi mikroplastik dan nanoplastik.

Mikroplastik dan nanoplastik lebih berbahaya daripada plastik yang terlihat.

2.

MULTIPLE SELECT QUESTION

2 mins • 1 pt

Bacalah teks berikut untuk soal nomor 1-3!

Indonesia negara maritim. Indonesia memiliki wilayah laut yang lebih luas daripada wilayah daratannya. Di balik keindahan lautan Indonesia, ada ancaman besar berupa sampah plastik. Sampah plastik tidak hanya mengganggu estetika alam laut. tetapi juga merusak ekosistem. Oleh karena itu, sampah plastik menjadi penyebab kerusakan ekosistem laut. Kondisi ini cukup gawat karena banyak wilayah laut yang sudah tercemar.

Sampah plastik tidak hanya yang terlihat, ada pula mikroplastik dan nanoplastik yang lebih berbahaya . Mikroplastik dan nanoplastik berasal dari pecahan pelapukan plastik yang dibuang ke laut. Mikroplastik adalah partikel plastik dengan ukuran 0,1 sampai 5 mm. Sementara itu, nanoplastik berukuran lebih kecil daripada mikroplastik yaitu kurang dari 0,1 mm. Ukuran tersebut membuatnya sulit terlihat dan akhirnya termakan oleh biota laut.

Ukuran sampah yang sangat kecil tersebut mudah masuk ke dalam tubuh berbagai organisme laut. Organisme, seperti plankton, dapat memakan mikroplastik atau nanoplastik. Jika plankton yang memakan plastik dimakan oleh ikan, sangat mungkin sampai kepada manusia. Melihat pola tersebut, secara beruntun mikroplastik akan sampai kepada manusia. Lebih lanjut, mikroplastik yang terakumulasi dalam tubuh manusia akan berisiko pada kesehatan, terutama sistem endokrin. Risiko kesehatan itu terjadi karena mikroplastik dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan gangguan metabolisme serta fungsi organ.

Selain pada manusia, sampah plastik juga memberikan dampak pada biota laut, habitat laut, terumbu karang, dan adanya pencemaran kimia. Sampah plastik juga menimbulkan kerugian finansial karena ada pengeluaran biaya untuk mengeduk sampah tersebut. Agar kerugian tidak makin meluas, pemerintah dan masyarakat dapat mencicil pembersihan. Masyarakat juga harus membiasakan menjaga alam dan tidak mengotori laut dengan sampah.

Dalam teks tersebut terdapat penggunaan kata serapan daerah. Manakah penjelasan mengenai penggunaan kata serapan daerah dalam teks tersebut yang sudah tepat? Jawaban lebih dari satu.

Kata serapan gawat memiliki arti 'bahaya atau genting' dan sudah sesuai dengan konteks kalimat.

Kata serapan pelapukan yang berarti 'rusak' sesuai untuk menggambarkan sampah yang mulai terurai.

Kata mengeduk dari kata serapan keduk berarti 'mengeruk atau menggali' sesuai dengan maksud membersihkan sampah.

Kata beruntun dari kata serapan runtun yang berarti 'berderet-deret' untuk menggambarkan tahapan proses mikroplastik dikonsumsi manusia.

Kata mencicil dari kata serapan cicil yang berarti ' mengangsur sedikit-sedikit' digunakan untuk menggambarkan usaha yang dilakukan sedikit demi sedikit.

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

2 mins • 1 pt

Bacalah teks berikut untuk soal nomor 1-3!

Indonesia negara maritim. Indonesia memiliki wilayah laut yang lebih luas daripada wilayah daratannya. Di balik keindahan lautan Indonesia, ada ancaman besar berupa sampah plastik. Sampah plastik tidak hanya mengganggu estetika alam laut. tetapi juga merusak ekosistem. Oleh karena itu, sampah plastik menjadi penyebab kerusakan ekosistem laut. Kondisi ini cukup gawat karena banyak wilayah laut yang sudah tercemar.

Sampah plastik tidak hanya yang terlihat, ada pula mikroplastik dan nanoplastik yang lebih berbahaya . Mikroplastik dan nanoplastik berasal dari pecahan pelapukan plastik yang dibuang ke laut. Mikroplastik adalah partikel plastik dengan ukuran 0,1 sampai 5 mm. Sementara itu, nanoplastik berukuran lebih kecil daripada mikroplastik yaitu kurang dari 0,1 mm. Ukuran tersebut membuatnya sulit terlihat dan akhirnya termakan oleh biota laut.

Ukuran sampah yang sangat kecil tersebut mudah masuk ke dalam tubuh berbagai organisme laut. Organisme, seperti plankton, dapat memakan mikroplastik atau nanoplastik. Jika plankton yang memakan plastik dimakan oleh ikan, sangat mungkin sampai kepada manusia. Melihat pola tersebut, secara beruntun mikroplastik akan sampai kepada manusia. Lebih lanjut, mikroplastik yang terakumulasi dalam tubuh manusia akan berisiko pada kesehatan, terutama sistem endokrin. Risiko kesehatan itu terjadi karena mikroplastik dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan gangguan metabolisme serta fungsi organ.

Selain pada manusia, sampah plastik juga memberikan dampak pada biota laut, habitat laut, terumbu karang, dan adanya pencemaran kimia. Sampah plastik juga menimbulkan kerugian finansial karena ada pengeluaran biaya untuk mengeduk sampah tersebut. Agar kerugian tidak makin meluas, pemerintah dan masyarakat dapat mencicil pembersihan. Masyarakat juga harus membiasakan menjaga alam dan tidak mengotori laut dengan sampah.

Tiap kalimat dalam paragraf memiliki hubungan makna. Hubungan sebab akibat yang dijelaskan pada paragraf ketiga adalah ...

Mikroplastik termakan oleh organisme laut karena tidak terlihat.

Mikroplastik termakan oleh manusia dan terakumulasi dalam tubuh.

Mikroplastik masuk rantai makanan mengakibatkan gangguan kesehatan.

Sampah plastik menjadi mikroplastik mengakibatkan kerusakan habitat laut.

Mikroplastik menyebabkan gangguan hormon, metabolisme, dan fungsi organ.

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

2 mins • 1 pt

Bacalah teks berikut untuk soal nomor 4-8!

Cahaya Buatan: Kemajuan yang Menghapus Malam

Cahaya buatan sering dianggap sebagai simbol kemajuan dan keamanan. Namun, penggunaannya yang masif telah melahirkan sebuah polusi yang tak kasatmata: polusi cahaya. Fenomena ini merujuk pada keberadaan cahaya buatan yang tidak efisien, berlebihan, dan salah arah di lingkungan malam hari. Selubung cahaya yang menyelimuti kota-kota besar tidak hanya menghalangi pemandangan bintang di langit, tetapi juga mengganggu keseimbangan fundamental yang telah terbentuk di alam selama miliaran tahun, yaitu siklus alami terang dan gelap.

Dampak ekologis dari polusi cahaya sangat signifikan. Banyak spesies hewan yang mengandalkan kegelapan untuk berburu, berkembang biak, dan bernavigasi. Paparan cahaya buatan pada malam hari dapat mengacaukan fotoperiode—sinyal terang-gelap yang mengatur perilaku musiman dan reproduksi hewan. Burung-burung yang bermigrasi di malam hari menjadi bingung arah, penyu-penyu yang baru menetas gagal menemukan jalan ke laut, dan populasi serangga menurun drastis karena tertarik tanpa henti ke sumber cahaya hingga kelelahan.

Bagi manusia, dampak polusi cahaya juga tidak bisa diabaikan. Tubuh kita memiliki jam biologis internal yang disebut ritme sirkadian, yang sangat dipengaruhi oleh paparan cahaya. Cahaya berlebih di malam hari, terutama cahaya biru dari layar gawai dan lampu LED, dapat menekan produksi hormon melatonin yang penting untuk tidur. Gangguan tidur kronis akibatnya telah terbukti berkorelasi dengan berbagai masalah kesehatan, mulai dari obesitas hingga gangguan suasana hati.

Hilangnya kegelapan malam juga merupakan kerugian kultural dan astronomis. Langit malam yang penuh bintang telah menjadi sumber inspirasi, mitologi, dan navigasi bagi peradaban manusia selama ribuan tahun. Kini, mayoritas populasi dunia tidak bisa lagi menyaksikan Galaksi Bima Sakti dengan mata telanjang. Mengatasi polusi cahaya bukan hanya soal memasang lampu yang lebih baik, melainkan sebuah tantangan ekologis sekaligus kultural yang menuntut pergeseran paradigma dalam cara kita memandang malam.

Menurut teks tersebut, apa yang dimaksud dengan istilah “fotoperiode”?

Sebuah metode fotografi untuk memotret objek pada malam hari.

Durasi paparan cahaya yang dibutuhkan tanaman untuk berfotosintesis.

Sinyal terang-gelap alami yang mengatur siklus hidup dan perilaku hewan.

Gangguan penglihatan pada hewan akibat paparan cahaya buatan berlebih.

Kemampuan hewan untuk melihat dan bernavigasi dalam kondisi gelap total.

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

2 mins • 1 pt

Bacalah teks berikut untuk soal nomor 4-8!

Cahaya Buatan: Kemajuan yang Menghapus Malam

Cahaya buatan sering dianggap sebagai simbol kemajuan dan keamanan. Namun, penggunaannya yang masif telah melahirkan sebuah polusi yang tak kasatmata: polusi cahaya. Fenomena ini merujuk pada keberadaan cahaya buatan yang tidak efisien, berlebihan, dan salah arah di lingkungan malam hari. Selubung cahaya yang menyelimuti kota-kota besar tidak hanya menghalangi pemandangan bintang di langit, tetapi juga mengganggu keseimbangan fundamental yang telah terbentuk di alam selama miliaran tahun, yaitu siklus alami terang dan gelap.

Dampak ekologis dari polusi cahaya sangat signifikan. Banyak spesies hewan yang mengandalkan kegelapan untuk berburu, berkembang biak, dan bernavigasi. Paparan cahaya buatan pada malam hari dapat mengacaukan fotoperiode—sinyal terang-gelap yang mengatur perilaku musiman dan reproduksi hewan. Burung-burung yang bermigrasi di malam hari menjadi bingung arah, penyu-penyu yang baru menetas gagal menemukan jalan ke laut, dan populasi serangga menurun drastis karena tertarik tanpa henti ke sumber cahaya hingga kelelahan.

Bagi manusia, dampak polusi cahaya juga tidak bisa diabaikan. Tubuh kita memiliki jam biologis internal yang disebut ritme sirkadian, yang sangat dipengaruhi oleh paparan cahaya. Cahaya berlebih di malam hari, terutama cahaya biru dari layar gawai dan lampu LED, dapat menekan produksi hormon melatonin yang penting untuk tidur. Gangguan tidur kronis akibatnya telah terbukti berkorelasi dengan berbagai masalah kesehatan, mulai dari obesitas hingga gangguan suasana hati.

Hilangnya kegelapan malam juga merupakan kerugian kultural dan astronomis. Langit malam yang penuh bintang telah menjadi sumber inspirasi, mitologi, dan navigasi bagi peradaban manusia selama ribuan tahun. Kini, mayoritas populasi dunia tidak bisa lagi menyaksikan Galaksi Bima Sakti dengan mata telanjang. Mengatasi polusi cahaya bukan hanya soal memasang lampu yang lebih baik, melainkan sebuah tantangan ekologis sekaligus kultural yang menuntut pergeseran paradigma dalam cara kita memandang malam.

Pesan utama yang ingin disampaikan oleh penulis melalui keseluruhan teks adalah ....

penggunaan cahaya buatan harus dihentikan sepenuhnya untuk menyelamatkan bumi

polusi cahaya merupakan ancaman serius yang berdampak luas bagi ekosistem dan manusia

teknologi lampu LED adalah penyebab utama dari meningkatnya masalah polusi cahaya

para astronom adalah kelompok yang paling dirugikan oleh adanya polusi cahaya

hewan dan manusia dapat beradaptasi secara alami terhadap perubahan siklus terang-gelap

6.

MULTIPLE SELECT QUESTION

2 mins • 1 pt

Bacalah teks berikut untuk soal nomor 4-8!

Cahaya Buatan: Kemajuan yang Menghapus Malam

Cahaya buatan sering dianggap sebagai simbol kemajuan dan keamanan. Namun, penggunaannya yang masif telah melahirkan sebuah polusi yang tak kasatmata: polusi cahaya. Fenomena ini merujuk pada keberadaan cahaya buatan yang tidak efisien, berlebihan, dan salah arah di lingkungan malam hari. Selubung cahaya yang menyelimuti kota-kota besar tidak hanya menghalangi pemandangan bintang di langit, tetapi juga mengganggu keseimbangan fundamental yang telah terbentuk di alam selama miliaran tahun, yaitu siklus alami terang dan gelap.

Dampak ekologis dari polusi cahaya sangat signifikan. Banyak spesies hewan yang mengandalkan kegelapan untuk berburu, berkembang biak, dan bernavigasi. Paparan cahaya buatan pada malam hari dapat mengacaukan fotoperiode—sinyal terang-gelap yang mengatur perilaku musiman dan reproduksi hewan. Burung-burung yang bermigrasi di malam hari menjadi bingung arah, penyu-penyu yang baru menetas gagal menemukan jalan ke laut, dan populasi serangga menurun drastis karena tertarik tanpa henti ke sumber cahaya hingga kelelahan.

Bagi manusia, dampak polusi cahaya juga tidak bisa diabaikan. Tubuh kita memiliki jam biologis internal yang disebut ritme sirkadian, yang sangat dipengaruhi oleh paparan cahaya. Cahaya berlebih di malam hari, terutama cahaya biru dari layar gawai dan lampu LED, dapat menekan produksi hormon melatonin yang penting untuk tidur. Gangguan tidur kronis akibatnya telah terbukti berkorelasi dengan berbagai masalah kesehatan, mulai dari obesitas hingga gangguan suasana hati.

Hilangnya kegelapan malam juga merupakan kerugian kultural dan astronomis. Langit malam yang penuh bintang telah menjadi sumber inspirasi, mitologi, dan navigasi bagi peradaban manusia selama ribuan tahun. Kini, mayoritas populasi dunia tidak bisa lagi menyaksikan Galaksi Bima Sakti dengan mata telanjang. Mengatasi polusi cahaya bukan hanya soal memasang lampu yang lebih baik, melainkan sebuah tantangan ekologis sekaligus kultural yang menuntut pergeseran paradigma dalam cara kita memandang malam.

Berdasarkan teks, manakah yang merupakan dampak langsung dari polusi cahaya bagi manusia dan hewan?

Pilihlah jawaban yang benar! Jawaban benar lebih dari satu.

Penurunan populasi serangga secara drastis.

Terganggunya produksi hormon melatonin pada manusia.

Kesulitan penyu yang baru menetas untuk mencapai laut.

Peningkatan suhu rata-rata di perkotaan.

Hilangnya kemampuan manusia untuk menyaksikan Galaksi Bima Sakti.

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

Bacalah teks berikut untuk soal nomor 4-8!

Cahaya Buatan: Kemajuan yang Menghapus Malam

Cahaya buatan sering dianggap sebagai simbol kemajuan dan keamanan. Namun, penggunaannya yang masif telah melahirkan sebuah polusi yang tak kasatmata: polusi cahaya. Fenomena ini merujuk pada keberadaan cahaya buatan yang tidak efisien, berlebihan, dan salah arah di lingkungan malam hari. Selubung cahaya yang menyelimuti kota-kota besar tidak hanya menghalangi pemandangan bintang di langit, tetapi juga mengganggu keseimbangan fundamental yang telah terbentuk di alam selama miliaran tahun, yaitu siklus alami terang dan gelap.

Dampak ekologis dari polusi cahaya sangat signifikan. Banyak spesies hewan yang mengandalkan kegelapan untuk berburu, berkembang biak, dan bernavigasi. Paparan cahaya buatan pada malam hari dapat mengacaukan fotoperiode—sinyal terang-gelap yang mengatur perilaku musiman dan reproduksi hewan. Burung-burung yang bermigrasi di malam hari menjadi bingung arah, penyu-penyu yang baru menetas gagal menemukan jalan ke laut, dan populasi serangga menurun drastis karena tertarik tanpa henti ke sumber cahaya hingga kelelahan.

Bagi manusia, dampak polusi cahaya juga tidak bisa diabaikan. Tubuh kita memiliki jam biologis internal yang disebut ritme sirkadian, yang sangat dipengaruhi oleh paparan cahaya. Cahaya berlebih di malam hari, terutama cahaya biru dari layar gawai dan lampu LED, dapat menekan produksi hormon melatonin yang penting untuk tidur. Gangguan tidur kronis akibatnya telah terbukti berkorelasi dengan berbagai masalah kesehatan, mulai dari obesitas hingga gangguan suasana hati.

Hilangnya kegelapan malam juga merupakan kerugian kultural dan astronomis. Langit malam yang penuh bintang telah menjadi sumber inspirasi, mitologi, dan navigasi bagi peradaban manusia selama ribuan tahun. Kini, mayoritas populasi dunia tidak bisa lagi menyaksikan Galaksi Bima Sakti dengan mata telanjang. Mengatasi polusi cahaya bukan hanya soal memasang lampu yang lebih baik, melainkan sebuah tantangan ekologis sekaligus kultural yang menuntut pergeseran paradigma dalam cara kita memandang malam.

Penulis membuka teks dengan kalimat “Cahaya buatan sering dianggap sebagai simbol kemajuan dan keamanan.” Nilailah fungsi dan efektivitas dari kalimat pembuka tersebut! Berdasarkan teks, Tentukan Sesuai atau Tidak Sesuai untuk setiap pernyataan evaluasi berikut!

Kalimat tersebut berfungsi untuk menyajikan sebuah pandangan umum yang kemudian akan dibantah atau dikontraskan oleh penulis.

Sesuai

Tidak Sesuai

Create a free account and access millions of resources

Create resources

Host any resource

Get auto-graded reports

Google

Continue with Google

Email

Continue with Email

Classlink

Continue with Classlink

Clever

Continue with Clever

or continue with

Microsoft

Microsoft

Apple

Apple

Others

Others

Already have an account?