“Tidak, tidak, tak boleh engkau ber buat begitu,” seru Wak Katok, “Apa dosaku, maka aku di siksa serupa ini?”
“Dosa Wak Katok?” kata Buyung. “Dengarlah, dosa-dosa Wak Katok dahulu kami lakukan, dosa Wak Katok hendak membunuh kami dan telah membunuh Pak Haji, kami maafkan, biarkan hakim mengadili Wak Katok di dunia ini, dan Tuhan nanti di akhirat untuk dosa-dosa itu semuanya. Tetapi, Wak Katok telah menipu orang banyak. Wak Katok katanya guru dan pemimpin,tetapi Wak Katok telah memberi pelajaran palsu,mantra palsu, jimat palsu. Dalam hati Wak Katok selama ini bukan manusia yang bersarang, tetapi harimau yang buas. Kamu hanya hendak mengumpan harimau dengan harimau. . . .”
(Harimau! Harimau!. Mochtar Lubis)
Amanat penggalan novel tersebut adalah . . . .