Penilaian Harian bahasa Indonesia kelas VII SMPN 2 Waru

Cermati pantun rumpang berikut!

Budaya bangsa disanjung-sanjung

Pakai batik tidaklah malu

...

Agar bangsa dihormati selalu

Larik tepat untuk melengkapi isi pantun tersebut adalah ...

• Ada kucing belajar terbang

• Terbang tinggi dengan burung elang

• Kejarlah cita-cita setinggi gunung

• Laku dijaga adat dijunjung

Cermati pantun berikut!

Parang ditetak ke batang sena

Belah buluh taruhlah temu

Barang dikerja takkan sempurna

Bila tak penuh menaruh ilmu

Pantun tersebut merupkan jenis pantun ....

• jenaka

• teka-teki

• nasihat

• agama

Cermati syair berikut!

Ayuhai segala pegawai sultan

Hendaklah jaga pada jabatan

Kamu itu seperti intan

Jangan dibuangkan ke dalam hutan

Nasihat yang disampaikan dalam kutipan syair tersebut adalah ....

• para pemangku jabatan di kerajaan tidak bisa bekerja sendiri

• seorang sultan hendaknya memiliki sifat amanah

• pemimpin lalai dengan tanggung jawab, akan terjadi bencana

• seorang pemimpin sudah tidak bisa lagi untuk dipercaya

Cermati kutipan syair berikut!

Wahai muda, kenali dirimu

Lalah perahu tamsil hidupmu

Tiadalah berapa lama hidupmu

Ke akhirat jua bakal hidupmu

Tema dalam kutipan syair tersebut adalah ....

• nasihat agar hidup kekal di akhirat

• kehidupan di dunia hanyalah sementara

• kehidupak kekal manusia di dunia

• seorang pemuda diibaratkan perahu

Perhatikan kutipan syair berikut!

Dengan kemendur bertemulah sudah

Segera bermadah dengan menyembah

Guru berkata tunduk tengadah

Aminah mati teranglah sudah

Syair di atas berisi ....

• nasihat

• kisah

• sindiran

• teka-teki

Kata seru dalam kalimat berikut yang mengungkapkan rasa puas adalah ....

• Nah, memang itu yang aku harapkan!

• Hei, ke mana saja kamu selama ini?

• Amboi, indah benar air terjun itu!

• Syukur, kalau kamu sudah sembuh!

Perhatikan pantun di bawah ini!

Anak macan terbunuh mati,

Dibawa ke kandang taman surabaya.

Janganlah teman bersedih hati,

Lebih baik berdendang ria.

Kata yang bersajak sama dengan kata “mati” pada pantun di atas adalah ....

• Sapi

• Bagi

• Hati

• Ria

Perhatikan pantun di bawah ini!

Buah nangka, buah duku

Buah jeruk asam rasanya

Binatang apakah gerangan aku

Tidur siang hari malam berkelana

Berapakah jumlah suku kata pada bari ke 2 dari pantun di atas ....

• Delapan

• Sembilan

• Sepuluh

• Sebelas

Perhatikan gurindam di bawah ini!

Bila terkena penyakit kikir

...

Isian yang tepat untuk melengkapi bagian gurindam yang rumpang di atsa adalah ....

• Tuan muda hidup kembali

• Mulia namanya sepanjang masa

• Tentu dirimu kelak tersesat

• Sanak saudara lari menyingkir

Kupu-kupu Berhati Mulia

Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman. Ia sangat bahagia karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang Semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang berada di taman itu.

Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon. Sang Semut mengejek bentuk kepompong yang jelek dan tidak bisa pergi ke mana-mana.

“Hei, Kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu. Ayo jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu patah?”

Sang Semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka. Bahkan, sang Semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Sang Semut merasa bahwa dirinya adalah binatang yang paling hebat. Si Kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut.

Pada suatu pagi sang Semut kembali berjalan ke taman itu. Karena hujan, genangan lumpur terdapat di mana-mana. Lumpur yang licin membuat semut tergelincir dan jatuh ke dalam lumpur. Sang Semut hampir tenggelam dalam genangan lumpur itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk meminta bantuan.

“ Tolong, bantu aku! Aku mau tenggelam, tolong..., tolong...!”

Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas.

Kemudian, Kupu-kupu menjulurkan sebuah ranting ke arah semut.

“Semut, peganglah erat-erat ranting itu! Nanti aku akan mengangkat ranting itu.” Lalu, sang Semut memegang erat ranting itu. Si Kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman.

Kemudian, sang Semut berterima kasih kepada Kupu-kupu karena kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya. Ia memuji Kupu-kupu sebagai binatang yang hebat dan terpuji. Mendengar pujian itu, Kupu-kupu berkata kepada Semut.

“Aku adalah kepompong yang pernah Kau ejek,” kata si Kupu-kupu.

Ternyata, kepompong yang dulu diejek sudah menyelamatkan dirinya.

Akhirnya, sang Semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.

Latar tempat cerita fabel tersebut adalah ....

• taman

• hutan

• kolam

• sungai