PAS BAHASA INDONESIA SEMESTER II

Guru : ”Kenapa kamu sering kesiangan?”

Tono : ”Maaf, Bu! Rumah saya jauh dan di jalan selalu terjebak kemacetan lalu lintas.”

Guru : ”Ya baik, Nak! Hari ini ibu maaafkan, tetapi sebenarnya dapat kamu siasati bagaimana caranya agar kamu tidak kesiangan. Pukul berapa kamu berangkat dari rumah?”

Tono : ”Pukul 06.00 pagi, Bu!”

Guru : ”Nah, mulai besok dan seterusnya kamu berangkat lebih pagi dari rumah mungkin pukul 05.30 atau pukul 05.45 agar kamu di perjalanan tidak terjebak macet dan sampai ke sekolah lebih pagi.”

Tono : ”Baik Bu, akan saya usahakan, mulai besok saya akan berangkat dari rumah lebih pagi dari biasanya.”

Guru : ”Bagus, Nak! Semoga kamu berhasil dan tidak terlambat lagi.”

Hal yang disepakati sesuai dengan isi teks tersebut adalah ....

• Bentuk hukuman untuk Tono jika dia kesiangan lagi tiba di sekolah.

• Bu Guru berjanji akan memberi nasihat pada Tono.

• Jam masuk sekolah Tono ditambah dari biasanya.

• Tono sepakat berangkat lebih pagi dari rumah.

• Tono berusaha datang lebih awal di sekolah.

Miftah : ”Selamat siang.”

Bima : ”Selamat siang. Ada perlu apa kalau boleh tahu Saudara kemari?”

Miftah : ”Saya ingin membeli mobil yang Bapak jual di surat kabar.”

Bima : ”Oh. Iya. Saudara ingin menawar berapa?”

Miftah : ”40 juta, Pak!”

Bima : ”Wah, belum bisa.”

Miftah : ”Berapa harga yang Bapak minta?”

Bima : ”50 juta.”

Miftah : ”Tidak boleh kurang, Pak?”

Bima : ”Bagaimana kalau 48 juta?”

Miftah : ”46 juta, Pak. Ini penawaran terakhir saya.”

Bima : ”Baiklah. Tapi pelek mobilnya saya ganti dengan yang asli dari pabrik ya.”

Miftah : ”Besok saya transfer uangnya, Pak.”

Bima : ”Baik. Ini nomor rekening saya. Kabari ya kalau sudah transfer!”

Miftah : ” Iya, Pak. Kalau begitu saya pulang dahulu, Pak.”

Bima : ”Silahkan.”

Miftah : ”Selamat siang.”

Bima : ”Selamat siang.”

Negosiasi tersebut merundingkan ....

• Harga barang

• Jual beli mobil

• Kualitas mobil

• Permintaan bantuan

• Kenaikan harga mobil

Miftah : ”Selamat siang.”

Bima : ”Selamat siang. Ada perlu apa kalau boleh tahu Saudara kemari?”

Miftah : ”Saya ingin membeli mobil yang Bapak jual di surat kabar.”

Bima : ”Oh. Iya. Saudara ingin menawar berapa?”

Miftah : ”40 juta, Pak!”

Bima : ”Wah, belum bisa.”

Miftah : ”Berapa harga yang Bapak minta?”

Bima : ”50 juta.”

Miftah : ”Tidak boleh kurang, Pak?”

Bima : ”Bagaimana kalau 48 juta?”

Miftah : ”46 juta, Pak. Ini penawaran terakhir saya.”

Bima : ”Baiklah. Tapi pelek mobilnya saya ganti dengan yang asli dari pabrik ya.”

Miftah : ”Besok saya transfer uangnya, Pak.”

Bima : ”Baik. Ini nomor rekening saya. Kabari ya kalau sudah transfer!”

Miftah : ” Iya, Pak. Kalau begitu saya pulang dahulu, Pak.”

Bima : ”Silahkan.”

Miftah : ”Selamat siang.”

Bima : ”Selamat siang.”

Bagian persetujuan pada teks negosiasi tersebut adalah ....

• Miftah : ”Selamat siang.”

  Bima : ”Selamat siang. Ada perlu apa kalau boleh tahu Saudara kemari?”

• Bima : ”Selamat siang. Ada perlu apa kalau boleh tahu Saudara kemari?”

  Miftah : ”Saya ingin membeli mobil yang Bapak jual di surat kabar.”

• Miftah : ”40 juta, Pak!”

  Bima : ”Wah, belum bisa.”

• Bima : ”Baiklah. Tapi pelek mobilnya saya ganti dengan yang asli dari pabrik ya.”

  Miftah : ”Besok saya transfer uangnya, Pak.”

• Miftah : ” Iya, Pak. Kalau begitu saya pulang dahulu, Pak.”

  Bima : ”Silahkan.

Miftah : ”Selamat siang.”

Bima : ”Selamat siang. Ada perlu apa kalau boleh tahu Saudara kemari?”

Miftah : ”Saya ingin membeli mobil yang Bapak jual di surat kabar.”

Bima : ”Oh. Iya. Saudara ingin menawar berapa?”

Miftah : ”40 juta, Pak!”

Bima : ”Wah, belum bisa.”

Miftah : ”Berapa harga yang Bapak minta?”

Bima : ”50 juta.”

Miftah : ”Tidak boleh kurang, Pak?”

Bima : ”Bagaimana kalau 48 juta?”

Miftah : ”46 juta, Pak. Ini penawaran terakhir saya.”

Bima : ”Baiklah. Tapi pelek mobilnya saya ganti dengan yang asli dari pabrik ya.”

Miftah : ”Besok saya transfer uangnya, Pak.”

Bima : ”Baik. Ini nomor rekening saya. Kabari ya kalau sudah transfer!”

Miftah : ” Iya, Pak. Kalau begitu saya pulang dahulu, Pak.”

Bima : ”Silahkan.”

Miftah : ”Selamat siang.”

Bima : ”Selamat siang.”

Kalimat yang menunjukkan penolakan dalam teks negosiasi tersebut adalah ....

• Bima : ”Oh. Iya. Saudara ingin menawar berapa?”

• Bima : ”Wah, belum bisa.”

• Miftah : ”Tidak boleh kurang, Pak?”

• Miftah : ”46 juta, Pak. Ini penawaran terakhir saya.”

• Bima : ”Baiklah. Tapi pelek mobilnya saya ganti dengan yang asli dari pabrik ya.”

Andra : ”Selamat siang.”

Indra : ”Selamat siang. Ada yang bisa saya bantu?”

Andra : ”Apakah ini rumah Pak Indra?”

Indra : ”Betul saya Pak Indra.”

Andra : ”Perkenalkan nama saya Andra. Saya membaca iklan di Kedaulatan Warga kemarin. Saya bermaksud menyewa mobil Pak Indra untuk berwisata ke Yogyakarta. Kalau boleh tahu, berapa harya yang ditawarkan untuk sewa mobil selama 24 jam, Pak?”

Indra : ” Rp750.000, Mas. Sudah termasuk sopir dan bahan bakar.”

Andra : ”Tidak boleh kurang, Pak?”

Indra : ”Sudah murah itu, Mas.”

Andra : ”Bagaimana kalau Rp700.000 saja Pak?”

Indra : ”Ya sudah. Tidak apa-apa. Hitung-hitung harga perkenalan.”

Andra : ”Baik, Pak. Ini uangnya. Saya ambil mobil-mobilnya besok pagi pukul 6.”

Indra : ”Baik. Nanti saya siapkan mobilnya.”

Andra : ”Kalau begitu saya pamit dulu, Pak.”

Indra : ”Silahkan. Hati-hati di jalan.”

Andra : ”Selamat siang.”

Indra : ”Selamat siang.”

Berikut informasi yang tidak sesuai dengan isi teks negosiasi tersebut adalah ....

• Andra menyewa mobil yang ditawarkan Indra.

• Andra datang ke rumah Indra untuk bernegosiasi.

• Indra menawarka persewaan mobil lewat harian Kedaulatan Warga.

• Indra menurunkan harga sewa mobil sebesar seratus ribu rupiah.

• Andra ingin harga sewa mobil tersebut turun lima puluh ribu rupiah.

Andra : ”Kalau begitu saya pamit dulu, Pak.”

Indra : ”Silahkan. Hati-hati di jalan.”

Andra : ”Selamat siang.”

Indra : ”Selamat siang.”

Kutipan tersebut merupakan bagian ....

• Orientasi

• Pengajuan

• Penawaran

• Persetujuan

• Penutup

Candra, Punto, dan Yusuf adalah anggota karang taruna Desa Makmur Jaya. Pada sore itu mereka ke rumah Pak Dudung untuk mencari bantuan dana yang akan digunakan untuk kegiatan Festival Budaya Desa Makmur Jaya 2020. Candra berbicara dengan serius. Punto tampak diam saja. Pak Dudung juga menanggapi ucapan Candra dengan kaku. Untuk mendinginkan suasana, Punto melontarkan kalimat-kalimat lucu tanpa mengurangi maksud negosiasi tersebut.

Tindakan yang dilakukan Punto adalah trik negosiasi ....

• Melakukan kontak mata

• Berbicara dengan santun

• Menggunakan kata ganti kami

• Membuat susana menjadi santai

• Mengambil kesimpulan dengan tepat

Candra, Punto, dan Yusuf adalah anggota karang taruna Desa Makmur Jaya. Pada sore itu mereka ke rumah Pak Dudung untuk mencari bantuan dana yang akan digunakan untuk kegiatan Festival Budaya Desa Makmur Jaya 2020. Candra berbicara dengan serius. Punto tampak diam saja. Pak Dudung juga menanggapi ucapan Candra dengan kaku. Untuk mendinginkan suasana, Punto melontarkan kalimat-kalimat lucu tanpa mengurangi maksud negosiasi tersebut.

Informasi pokok dalam kutipan teks negosiasi tersebut adalah ....

• Pak Dudung bersenda gurau untuk mendinginkan suasana.

• Perwakilan karang taruna bernegosiasi dengan Pak Dudung.

• Penyumbang dana bersifat baik kepada perwakilan karang taruna.

• Perwakilan karang taruna mendapatkan dana setelah bernegosiasi.

• Perwakilan karang taruna menyampaikan salam kepada Pak Dudung.

Ketua PKK Desa Sukadana, Bu Dina ingin membuat apotek hidup di lingkugan Desa Sukadana. Akan tetapi, mereka tidak mempunyai lahan untuk tempat menanam apotek hidup tersebut. Oleh karena itu, Bu Dina meminta warga yang mempunyai lahan tidak terpakai untuk digunakan sebagai lahan apotek hidup. Bu Dina menyampaikan maksud tersebut dalam forum resmi pertemuan desa. Meskipun ada beberapa warga yang menolak, ada warga yang dengan sukarela memberikan sebagian lahannya untuk lahan apotek hidup.

Apa maksud atau tujuan Bu Dina dalam negosiasi tersebut ....

• Meminta warga Desa Sukadana menanam apotek hidup.

• Meminta warga Desa Sukadana menyerahkan lahannya.

• Meminta warga Desa Sukadana berkumpul di pertemuan desa.

• Meminta sebagian lahan tidak terpakai warga Desa Sukadana untuk apotek hidup.

• Meminta warga yang menolak memberikan lahannya dipertemuan desa.

Ketua PKK Desa Sukadana, Bu Dina ingin membuat apotek hidup di lingkugan Desa Sukadana. Akan tetapi, mereka tidak mempunyai lahan untuk tempat menanam apotek hidup tersebut. Oleh karena itu, Bu Dina meminta warga yang mempunyai lahan tidak terpakai untuk digunakan sebagai lahan apotek hidup. Bu Dina menyampaikan maksud tersebut dalam forum resmi pertemuan desa. Meskipun ada beberapa warga yang menolak, ada warga yang dengan sukarela memberikan sebagian lahannya untuk lahan apotek hidup.

Hasil dari negosiasi antara Bu Dina dan warga Desa Sukadana adalah ....

• Bu Dina tidak jadi membuat apotek hidup.

• Bu Dina diharapkan segera membuat apotek hidup.

• Warga Desa Sukadana menolak keberadaan apotek hidup.

• Warga Desa Sukadana tidak bersedia menyerahkan lahannya untuk apotek hidup.

• Warga Desa Sukadana bersedia menyumbangkab sebagian lahannya untuk apotek hidup.