AKM TEKS CERPEN

AKM TEKS CERPEN

10th - 11th Grade

7 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

untitled

untitled

10th Grade - University

8 Qs

BAHASA INDONESIA ST1 T2 KELAS 5

BAHASA INDONESIA ST1 T2 KELAS 5

11th - 12th Grade

10 Qs

untitled

untitled

9th Grade - University

10 Qs

SNBT LITERASI 23112022

SNBT LITERASI 23112022

10th Grade

10 Qs

AKM_Literasi 2

AKM_Literasi 2

11th Grade

10 Qs

Teks Anekdot

Teks Anekdot

11th Grade

10 Qs

PAS BAHASA INDONESIA KELAS 10 (GANJIL)

PAS BAHASA INDONESIA KELAS 10 (GANJIL)

10th Grade

10 Qs

ULANGAN HARIAN BAHASA INDONESIA

ULANGAN HARIAN BAHASA INDONESIA

10th Grade

9 Qs

AKM TEKS CERPEN

AKM TEKS CERPEN

Assessment

Quiz

World Languages

10th - 11th Grade

Hard

Created by

Master BINDO

Used 9+ times

FREE Resource

7 questions

Show all answers

1.

FILL IN THE BLANK QUESTION

2 mins • 1 pt

Ramin Tak Kunjung Pulang


Ramin nyaris menjerit, tangannya tertumbuk dahan hanyut saat buru-buru sembunyi di dalam pelukan akar, untung ia segera melihat dahan itu. Hampir ia mengira dahan itu adalah mulut buaya yang siap menelan lengannya.

Teringat lagi ia pada Aco, sejak semusim lalu ia ikut Dadan karena hasil cengkehnya tak bagus, sementara tengkulaknya minta selalu dibayar. Aco tertangkap petugas saat adu mulut di warung nasi lemak lantaran ia mengumpat pada preman yang menutupi jalan.

Hari itu memang perpaduan nasib sial jatuh di hadapan Aco. Umpatannya didengar preman, adu mulut terjadi, dan petugas sedang lewat. Apes. Aco lalu dibawa petugas, digiring bagai ternak ke tengah lapangan, dipukuli dengan bengis saat mencoba kabur, ditanyai macam-macam, didenda hingga ia tak sanggup bayar, diambil hasil kerjanya satu musim, dideportasi, pulang ke rumah dengan tangan hampa, ditunggu tengkulak pula. Bah! Hilang sudah satu kebun cengkeh dirundung sial.

Gara-gara Aco juga, petugas kini memburu Ramin dan Dadan. Ternyata Dadan memang sudah dicari-cari petugas karena beberapa kali memasukkan tenaga kerja tanpa izin. Ramin memang tak berpikir panjang saat berangkat kerja dengan Dadan, yang penting ia bisa membawa pulang uang untuk menikahkan anaknya, buat pengobatan sakit gula ayahnya, dan sisanya bisa ia belikan mesin cuci yang saban hari diminta istrinya.

Ramin tak mau nasib nahas Aco terjadi pada dirinya. Wajah semringah anak gadisnya sudah terbayang girang menyambutnya dengan ransel penuh uang.

Bunyi langkah mendekat, pelan, Ramin membeku, sekuat-kuatnya menahan napas. Baginya lebih baik tak bernapas daripada tertangkap petugas-petugas berwajah garang itu. Bisik-bisik makin kencang. Ramin memutar otak. Kalau mereka melihat rumput-rumput rebah itu, atau kalau ada satu dua orang cukup jitu tebakannya, mungkin mereka bisa yakin kalau pelarian yang mereka kejar bersembunyi di antara akar pohon.

(Karya: Lina PW, Kompas, 8 Desember 2019)


Apa yang menyebabkan Ramin dan Dadan juga diburu petugas?

2.

MULTIPLE SELECT QUESTION

2 mins • 1 pt

Ramin Tak Kunjung Pulang


Ramin nyaris menjerit, tangannya tertumbuk dahan hanyut saat buru-buru sembunyi di dalam pelukan akar, untung ia segera melihat dahan itu. Hampir ia mengira dahan itu adalah mulut buaya yang siap menelan lengannya.

Teringat lagi ia pada Aco, sejak semusim lalu ia ikut Dadan karena hasil cengkehnya tak bagus, sementara tengkulaknya minta selalu dibayar. Aco tertangkap petugas saat adu mulut di warung nasi lemak lantaran ia mengumpat pada preman yang menutupi jalan.

Hari itu memang perpaduan nasib sial jatuh di hadapan Aco. Umpatannya didengar preman, adu mulut terjadi, dan petugas sedang lewat. Apes. Aco lalu dibawa petugas, digiring bagai ternak ke tengah lapangan, dipukuli dengan bengis saat mencoba kabur, ditanyai macam-macam, didenda hingga ia tak sanggup bayar, diambil hasil kerjanya satu musim, dideportasi, pulang ke rumah dengan tangan hampa, ditunggu tengkulak pula. Bah! Hilang sudah satu kebun cengkeh dirundung sial.

Gara-gara Aco juga, petugas kini memburu Ramin dan Dadan. Ternyata Dadan memang sudah dicari-cari petugas karena beberapa kali memasukkan tenaga kerja tanpa izin. Ramin memang tak berpikir panjang saat berangkat kerja dengan Dadan, yang penting ia bisa membawa pulang uang untuk menikahkan anaknya, buat pengobatan sakit gula ayahnya, dan sisanya bisa ia belikan mesin cuci yang saban hari diminta istrinya.

Ramin tak mau nasib nahas Aco terjadi pada dirinya. Wajah semringah anak gadisnya sudah terbayang girang menyambutnya dengan ransel penuh uang.

Bunyi langkah mendekat, pelan, Ramin membeku, sekuat-kuatnya menahan napas. Baginya lebih baik tak bernapas daripada tertangkap petugas-petugas berwajah garang itu. Bisik-bisik makin kencang. Ramin memutar otak. Kalau mereka melihat rumput-rumput rebah itu, atau kalau ada satu dua orang cukup jitu tebakannya, mungkin mereka bisa yakin kalau pelarian yang mereka kejar bersembunyi di antara akar pohon.

(Karya: Lina PW, Kompas, 8 Desember 2019)


Manakah setiap pernyataan berikut yang tidak sesuai dengan informasi yang terdapat di dalam cerita?

Ramin memasukkan tenaga kerja ilegal untuk bekerja di perkebunan cengkeh sehingga petugas mengejarnya

Aco ditangkap petugas dan dideportasi dengan tuduhan melakukan pertengkaran dengan preman

Dadan menghindari kejaran petugas namun tidak diinformasikan keberadaannya di dalam penggalan cerita

Ramin, Aco, dan Dadan diburu petugas untuk dipulangkan ke kampung halamannya

3.

MULTIPLE SELECT QUESTION

2 mins • 1 pt

Ramin Tak Kunjung Pulang


Ramin nyaris menjerit, tangannya tertumbuk dahan hanyut saat buru-buru sembunyi di dalam pelukan akar, untung ia segera melihat dahan itu. Hampir ia mengira dahan itu adalah mulut buaya yang siap menelan lengannya.

Teringat lagi ia pada Aco, sejak semusim lalu ia ikut Dadan karena hasil cengkehnya tak bagus, sementara tengkulaknya minta selalu dibayar. Aco tertangkap petugas saat adu mulut di warung nasi lemak lantaran ia mengumpat pada preman yang menutupi jalan.

Hari itu memang perpaduan nasib sial jatuh di hadapan Aco. Umpatannya didengar preman, adu mulut terjadi, dan petugas sedang lewat. Apes. Aco lalu dibawa petugas, digiring bagai ternak ke tengah lapangan, dipukuli dengan bengis saat mencoba kabur, ditanyai macam-macam, didenda hingga ia tak sanggup bayar, diambil hasil kerjanya satu musim, dideportasi, pulang ke rumah dengan tangan hampa, ditunggu tengkulak pula. Bah! Hilang sudah satu kebun cengkeh dirundung sial.

Gara-gara Aco juga, petugas kini memburu Ramin dan Dadan. Ternyata Dadan memang sudah dicari-cari petugas karena beberapa kali memasukkan tenaga kerja tanpa izin. Ramin memang tak berpikir panjang saat berangkat kerja dengan Dadan, yang penting ia bisa membawa pulang uang untuk menikahkan anaknya, buat pengobatan sakit gula ayahnya, dan sisanya bisa ia belikan mesin cuci yang saban hari diminta istrinya.

Ramin tak mau nasib nahas Aco terjadi pada dirinya. Wajah semringah anak gadisnya sudah terbayang girang menyambutnya dengan ransel penuh uang.

Bunyi langkah mendekat, pelan, Ramin membeku, sekuat-kuatnya menahan napas. Baginya lebih baik tak bernapas daripada tertangkap petugas-petugas berwajah garang itu. Bisik-bisik makin kencang. Ramin memutar otak. Kalau mereka melihat rumput-rumput rebah itu, atau kalau ada satu dua orang cukup jitu tebakannya, mungkin mereka bisa yakin kalau pelarian yang mereka kejar bersembunyi di antara akar pohon.

(Karya: Lina PW, Kompas, 8 Desember 2019)


Pada paragraf terakhir, apa perasaan yang digambarkan oleh penulis tentang tokoh Ramin? Jawaban bisa lebih dari satu.

Ketakutan

Ragu-ragu

Khawatir

Marah

4.

FILL IN THE BLANK QUESTION

2 mins • 1 pt

Ramin Tak Kunjung Pulang


Ramin nyaris menjerit, tangannya tertumbuk dahan hanyut saat buru-buru sembunyi di dalam pelukan akar, untung ia segera melihat dahan itu. Hampir ia mengira dahan itu adalah mulut buaya yang siap menelan lengannya.

Teringat lagi ia pada Aco, sejak semusim lalu ia ikut Dadan karena hasil cengkehnya tak bagus, sementara tengkulaknya minta selalu dibayar. Aco tertangkap petugas saat adu mulut di warung nasi lemak lantaran ia mengumpat pada preman yang menutupi jalan.

Hari itu memang perpaduan nasib sial jatuh di hadapan Aco. Umpatannya didengar preman, adu mulut terjadi, dan petugas sedang lewat. Apes. Aco lalu dibawa petugas, digiring bagai ternak ke tengah lapangan, dipukuli dengan bengis saat mencoba kabur, ditanyai macam-macam, didenda hingga ia tak sanggup bayar, diambil hasil kerjanya satu musim, dideportasi, pulang ke rumah dengan tangan hampa, ditunggu tengkulak pula. Bah! Hilang sudah satu kebun cengkeh dirundung sial.

Gara-gara Aco juga, petugas kini memburu Ramin dan Dadan. Ternyata Dadan memang sudah dicari-cari petugas karena beberapa kali memasukkan tenaga kerja tanpa izin. Ramin memang tak berpikir panjang saat berangkat kerja dengan Dadan, yang penting ia bisa membawa pulang uang untuk menikahkan anaknya, buat pengobatan sakit gula ayahnya, dan sisanya bisa ia belikan mesin cuci yang saban hari diminta istrinya.

Ramin tak mau nasib nahas Aco terjadi pada dirinya. Wajah semringah anak gadisnya sudah terbayang girang menyambutnya dengan ransel penuh uang.

Bunyi langkah mendekat, pelan, Ramin membeku, sekuat-kuatnya menahan napas. Baginya lebih baik tak bernapas daripada tertangkap petugas-petugas berwajah garang itu. Bisik-bisik makin kencang. Ramin memutar otak. Kalau mereka melihat rumput-rumput rebah itu, atau kalau ada satu dua orang cukup jitu tebakannya, mungkin mereka bisa yakin kalau pelarian yang mereka kejar bersembunyi di antara akar pohon.

(Karya: Lina PW, Kompas, 8 Desember 2019)


Dalam konteks cerita tersebut, apa yang dimaksud dengan kalimat Ramin membeku?

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

2 mins • 1 pt

Ramin Tak Kunjung Pulang


Ramin nyaris menjerit, tangannya tertumbuk dahan hanyut saat buru-buru sembunyi di dalam pelukan akar, untung ia segera melihat dahan itu. Hampir ia mengira dahan itu adalah mulut buaya yang siap menelan lengannya.

Teringat lagi ia pada Aco, sejak semusim lalu ia ikut Dadan karena hasil cengkehnya tak bagus, sementara tengkulaknya minta selalu dibayar. Aco tertangkap petugas saat adu mulut di warung nasi lemak lantaran ia mengumpat pada preman yang menutupi jalan.

Hari itu memang perpaduan nasib sial jatuh di hadapan Aco. Umpatannya didengar preman, adu mulut terjadi, dan petugas sedang lewat. Apes. Aco lalu dibawa petugas, digiring bagai ternak ke tengah lapangan, dipukuli dengan bengis saat mencoba kabur, ditanyai macam-macam, didenda hingga ia tak sanggup bayar, diambil hasil kerjanya satu musim, dideportasi, pulang ke rumah dengan tangan hampa, ditunggu tengkulak pula. Bah! Hilang sudah satu kebun cengkeh dirundung sial.

Gara-gara Aco juga, petugas kini memburu Ramin dan Dadan. Ternyata Dadan memang sudah dicari-cari petugas karena beberapa kali memasukkan tenaga kerja tanpa izin. Ramin memang tak berpikir panjang saat berangkat kerja dengan Dadan, yang penting ia bisa membawa pulang uang untuk menikahkan anaknya, buat pengobatan sakit gula ayahnya, dan sisanya bisa ia belikan mesin cuci yang saban hari diminta istrinya.

Ramin tak mau nasib nahas Aco terjadi pada dirinya. Wajah semringah anak gadisnya sudah terbayang girang menyambutnya dengan ransel penuh uang.

Bunyi langkah mendekat, pelan, Ramin membeku, sekuat-kuatnya menahan napas. Baginya lebih baik tak bernapas daripada tertangkap petugas-petugas berwajah garang itu. Bisik-bisik makin kencang. Ramin memutar otak. Kalau mereka melihat rumput-rumput rebah itu, atau kalau ada satu dua orang cukup jitu tebakannya, mungkin mereka bisa yakin kalau pelarian yang mereka kejar bersembunyi di antara akar pohon.

(Karya: Lina PW, Kompas, 8 Desember 2019)


Dari konteks cerita tersebut, kejadian apa yang paling minimal harus ditambahkan penulis untuk melengkapi cerita tersebut?

Pengenalan situasi cerita

Penyelesaian konflik

Peningkatan masalah

Munculnya konflik

Puncak konflik

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

Perhatikan kutipan cerpen berikut ini!


Nining sering ditempeleng ketika marah Pak Darkin kumat. Ibunya, yang selalu membela putri kandungnya itu, sering tubuhnya dilempar sampai membentur dinding. Untung dinding rumahnya dari anyaman bambu sehingga cukup lentur. Pada suatu malam, dengan tersengal-sengal Nining menghambur ke perkumpulan Rumah Keluarga untuk bersembunyi. Kami menyambutnya dengan sukacita. Di dalam gerombolan kami itulah, Nining merasa aman dan nyaman.

(Sumber: Bengawan Solo karya Danarto)


Nilai moral berdasarkan kutipan cerpen di atas adalah ...

A. Larilah apabila dikasari.

B. Istri harus menuruti suami.

C. Ayah adalah penguasa keluarga.

D. Kemarahan harus ada pelampiasan.

E. Keselamatan seseorang sangat penting untuk kita lindungi.

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

Simak cerpen berikut ini!


Di Jakarta, ungkap Lik War, jam ada di mana-mana. Di pagar rumah, di pintu halaman, di dinding di samping kiri atau kanan pintu masuk dekat bel, di dinding dan kursi-kursi dan meja di ruang tamu, di ruang tengah yang merangkap ruang keluarga, di layar TV dan monitor komputer, di meja makan dan terutama pada piring dan gelas minum, di pintu, di dinding, di ranjang dan bantal kamar tidur, di dapur, di bak air dan di gayung kamar mandi. Di jalanan, di mobil, di motor, di bundaran lampu lalu lintas, dan di kemengangaan mulut, di juluran lidah dan di untang-unting tenggorokan ketika orang-orang bercakap-cakap dan berteriak.

(Sumber: Langgam Urbana karya Beni Setya)


Nilai budaya kota Jakarta yang nampak pada kutipan cerpen di atas yaitu ...

A. Waktu sangat penting.

B. Kita harus memiliki jam.

C. Jam ada di mana-mana.

D. Di pagar rumah ada jam.

E. Di ruang tengah yang merangkap ruang keluarga ada jam.