Pemahaman bacaan dan menulis_Tata kata dan makna

Pemahaman bacaan dan menulis_Tata kata dan makna

12th Grade - Professional Development

28 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

PJJ

PJJ

Professional Development

25 Qs

Sportifor Quiz

Sportifor Quiz

University

25 Qs

Panwascam Wajo

Panwascam Wajo

Professional Development

25 Qs

Sosiologi

Sosiologi

10th - 12th Grade

25 Qs

Valentine on Quizizz

Valentine on Quizizz

10th - 12th Grade

25 Qs

Biografi

Biografi

12th Grade

25 Qs

Test Public Relations

Test Public Relations

University

25 Qs

BAB 11: RANCANGAN PERNIAGAAN

BAB 11: RANCANGAN PERNIAGAAN

University

23 Qs

Pemahaman bacaan dan menulis_Tata kata dan makna

Pemahaman bacaan dan menulis_Tata kata dan makna

Assessment

Quiz

Other

12th Grade - Professional Development

Practice Problem

Hard

Created by

Sanggar Belajar

Used 2+ times

FREE Resource

AI

Enhance your content in a minute

Add similar questions
Adjust reading levels
Convert to real-world scenario
Translate activity
More...

28 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 1 pt

Perhatikan teks berikut!


(1) Penafian budaya bernalar di jenjang pendidikan pra universitas berpengaruh pada pendidikan tinggi. (2) Secara informal, sudah wajar di antara pengajar Perguruan Tinggi terdengar keluhan tentang ketidaksiapan lulusan SMA belajar di Perguruan Tinggi. (3) Guna memahami situasi ini, diperlukan penelitian ilmiah yang dilakukan secara seksama.

(4) Semua warga bertanggung jawab membangunkan budaya bernalar. (5) Namun demikian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai kementerian dengan jumlah doktor terbanyak dan mengemban nama kebudayaan tentunya memegang peran sentral. (6) Di kementerian ini guru sebagai garda terdepan pejuang budaya bernalar menghadapi gencarnya perilaku nirnalar.

(7) Guru sulit membudayakan bernalar, karena guru tersandera oleh kebijakan dan sistem. (8) Bukan salah guru jika tidak membelajarkan kecakapan itu. (9) Kebijakan pendidikan pada saat ini tidak kondusif terhadap upaya pembudayaan bernalar. (10) Pengakuan terhadap guru yang berinovasi membelajarkan bernalar nyaris tidak ada.

(11) Unsur terpenting dalam pembudayaan bernalar guru. (12) Mematahkan pasung penyanderanya sederhana, yaitu memerlukan rasionalisasi. (13) Guru harus diberdayakan menjadi seorang intelektual merdeka. (14) Caranya adalah menggelorakan kembali semangat belajar guru terutama untuk mendalami konsep sekaligus budaya keilmuannya.

​​​​​​​ (15) Di sini mutlak diperlukan kepeloporan Perguruan Tinggi sebagai lembaga pencetak guru. (16) Juga, sangat diperlukan penggunaan bahasa yang berbudaya saat membangun komunikasi dengan guru. (17) Kemudian, diperlukan penyadaran guru atas peran pentingnya dalam pembangunan negara berdasarkan intelektualitas. (18) Hasrat kejuangan dan semangat kemerdekaan guru akan berimbas langsung pada siswa yang bergairah bernalar.


Penggunaan kata yang tidak tepat terdapat pada kata ....

penafian dalam kalimat 1

sentral dalam kalimat 5

rasionalisasi dalam kalimat 12

intelektualitas dalam kalimat 17

kejuangan dalam kalimat 18

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 1 pt

Perhatikan teks berikut!


(1) Pilihan kontrasepsi masih didasarkan pada kontrasepsi yang dipakai keluarga, teman, atau tetangga dekat, bukan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi individu. (2) Karena hanya mengikuti orang lain, maka sebagian besar perempuan lebih memilih memakai kontrasepsi jangka pendek, seperti pil, dari pada kontrasepsi jangka panjang, seperti implan (susuk) dan spiral. (3) Implan dan spiral belum menjadi pilihan utama kontrasepsi perempuan. (4) Selain itu, ketakutan pemakaian implan dan spiral karena kontrasepsi itu dimasukkan ke tubuh masih kuat. (5) Belum lagi informasi yang salah tentang kontrasepsi masih beredar.

(6) Tiap kontrasepsi mempenyuai kelebihan dan kelemahan. (7) Informasi manfaat ataupun dampak tiap kontrasepsi perlu terus disampaikan. (8) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) pun terus menyosialisasikan implan dan spiral, tidak hanya mengampanyekan slogan dua anak cukup. (9) Hasilnya cukup menggembirakan dengan kenaikan rata-rata penggunaan kontrasepsi jangka panjang, khususnya implan. (10) Di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat pada tahun 2013—2016 terjadi peningkatan rerata penggunaan kontrasepsi jangka panjang, khususnya implan.


Kata yang penulisannya tidak mengikuti kaidah ejaan terdapat pada kalimat ....

(1)

(2)

(7)

(8)

(10)

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 1 pt

Hanya satu kalimat di antara kalimat-kalimat berikut yang tidak mengandung kata yang salah cara penulisannya, yaitu ...

Akhirnya ia dapat bernafas dengan leluasa setelah berhasil keluar dari ruangan yang penuh asap itu.

Sebenarnya saya sendiri tidak begitu faham akan perkara itu.

Ia telah mendapat izin untuk mendirikan perusahaan mebel.

Pihak kontraktor telah menyatakan kesediannya menyurvai daerah yang akan dipakai untuk mendirikan pabrik makanan kaleng itu.

Tabrakan kereta api yang terjadi di daerah itu sangat dasyat.

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 1 pt

Perhatikan teks berikut!


(1) Pergulatan antara budaya tinggi dan budaya massa, seperti yang tampak jelas dalam dunia musik, juga terjadi dalam perfilman. (2) Mereka yang mencoba membuat film yang lebih bermutu selalu dikalahkan oleh para pembuat film yang mengundang selera massa. (3) Kadang kala pertumbuhan industri film yang komersial justru mendapat dukungan dari pejabat yang berwenang, satu bentuk kerja sama yang jelas antara birokrasi dan kekuatan modal. (4) Film Apa yang Kau Cari Palupi pada tahun 1971, menjadi bukti bagaimana kerja sama birokrasi dengan pemilik modal telah mengalahkan kebijakan budaya yang mencoba menegakkan film bermutu. (5) Seorang pejabat dikabarkan lebih suka menonton film hiburan dan komersial daripada film bermutu, yang pada akhirnya akan mematikan usaha perfilman.


Apa yang dirujuk oleh kata mereka pada kalimat ke-2?

para birokrat perfilman

sutradara film berkualitas

pemilik modal

pelaku budaya tinggi

pembuat film

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 1 pt

Perhatikan teks berikut!


(1) Generasi hari ini berbeda dengan generasi sebelumnya karena generasi hari ini lahir di tengah kecanggihan teknologi digital sehingga mereka dimanjakan game online dan media sosial. (2) Sejatinya, smart phone mendukung proses belajar-mengajar sehingga proses transfer of knowledge dan pembinaan karakter dan keterampilan berjalan lancar. (3) Namun, kita juga sering menjumpai remaja yang berada dalam sebuah forum tanpa berkomunikasi satu dengan yang lain, karena asyik dengan dunianya sendiri. (4) Meminjam bahasa Don Tapscott (2013), generasi ini adalah generasi acuh tak-acuh. (5) Minat mereka hanya mengenai budaya populer, para pesohor, dan teman-teman mereka. (6) Hal itu menunjukkan bahwa teknologi digital membawa sejumlah dampak dan negatif.


Kata ganti mereka pada kalimat (5) merujuk kepada ....

generasi acuh tak-acuh

generasi ini

generasi

remaja

siswa

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 1 pt

Perhatikan teks berikut!


(1) Ibu atau perempuan dalam tatanan masyarakat Minangkabau dikenal dengan istilah bundo kanduang. (2) Bundo kanduang diibaratkan sebagai tiang penyangga rumah gadang yang memegang posisi sentral dan strategis dalam keluarga dan masyarakat. (3) Dengan kian terbukanya dunia menjadi satu ranah global dan tergerusnya nilai-nilai moral lokal, peran bundo kanduang menjadi relevan. (4) Di sinilah dibutuhkan perempuan yang cerdas, peka, kritis, ulet, dan bijaksana. (5) Bangsa ini membutuhkan lebih banyak lagi bundo kanduang yang memiliki kemampuan tutur menyejukkan dan menenangkan untuk mempersatukan bangsa dengan prestasi yang menginspirasi serta inovasi pemikiran dan penemuan di berbagai bidang. (6) Mereka dapat mempersatukan bangsa dalam keteladanan, bahkan peran mereka tidak perlu digalakkan melalui forum nasional. (7) Bundo kanduang adalah penjaga negeri dan generasi dengan ilmu, olah pikir, rasa, dan jiwanya.

Kata ganti -nya pada kalimat (7) merujuk pada ....

bundo kanduang

ibu kandung

perempuan Minangkabau

masyarakat Minangkabau

penjaga negeri dan generasi

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 1 pt

Perhatikan bacaan berikut!

Penyebaran fitnah dan berita palsu yang marak disinyalir terkait dengan literasi dan apresiasi masyarakat terhadap kesusastraan. Apresiasi merupakan aktivitas memahami, menginterpretasi, menilai, dan pada akhirnya memproduksi sesuatu yang sejenis dengan karya yang diapresiasi. Dengan demikian, kegiatan apresiasi tidak hanya bersifat reseptif tetapi yang lebih penting adalah apresiasi juga bersifat produktif. Penghargaan terhadap karya sastra mulai memudar seiring dengan minat masyarakat terhadap informasi-informasi singkat. Informasi-informasi singkat ini kehilangan kelengkapannya sehingga terkadang dipakai sebagai media untuk memuluskan keinginan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Pengajaran sastra di lembaga pendidikan formal idealnya tidak hanya sebatas pada mempelajari teks sastra berdasarkan aliran-aliran tertentu untuk dipahami dan diinterpretasikan. Pengajaran sastra harus diarahkan pada kegiatan membaca karya sastra, mengakrabkan peserta didik pada kesusastraan dan menghargai karya sastra sehingga mereka benar-benar mengalami dan masuk ke dalam ranah sastra. Di sisi lain, pengajaran sastra juga harus berfokus pada pendidik. Tujuannya adalah agar guru memiliki kemampuan dan kapabilitas yang memadai untuk mendampingi peserta didik memahami sastra. Selain pentingnya meningkatkan kualitas pendidikan, kurikulum juga diharapkan tidak menuntut pemberlakuan satu metode pembelajaran tertentu tetapi harus memberikan kesempatan pada guru untuk menggunakan berbagai metode secara bervariasi dalam penyajian materi tertentu agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Berangkat dari hal ini maka orientasi pada pengajaran konsep teori sastra dan sejarah sastra tampaknya sudah saatnya dikurangi. Yang lebih dipentingkan saat ini tampaknya adalah pengakraban peserta didik terhadap karya sastra sehingga mereka mampu menikmati, mengkritik, dan menciptakan karya sastra sendiri.

Sekolah harus selalu melakukan kajian dan inovasi berkelanjutan agar dapat menjadi tempat yang baik bagi upaya menghidupkan sastra. Keberhasilan sekolah dalam hal ini akan membawa perubahan bagi perkembangan pengetahuan siswa dan guru dalam dunia literasi. Membimbing siswa dalam dunia literasi tidak ubahnya seperti membawa mereka memasuki taman bunga. Guru harus mampu membuat siswa merasa nyaman dan senang ketika memasukinya. Jika strategi ini terealisasikan dengan baik maka bukan tidak mungkin harkat dan martabat bangsa Indonesia akan semakin terangkat dalam percaturan kebudayaan di dunia.


Frasa ‘strategi ini’ pada paragraf 3 mengacu pada?

kreativitas dan penciptaan karya sastra

teori dan pengetahuan mengenai karya sastra

pembiasaan dalam mengapresiasi karya sastra

pengenalan terhadap variasi metode penyajian materi belajar

fokus pengajaran yang tidak hanya pada siswa tetapi juga guru

Create a free account and access millions of resources

Create resources

Host any resource

Get auto-graded reports

Google

Continue with Google

Email

Continue with Email

Classlink

Continue with Classlink

Clever

Continue with Clever

or continue with

Microsoft

Microsoft

Apple

Apple

Others

Others

Already have an account?