Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa Indonesia telah terbukti
menyatukan masyarakat zaman pra Indonesia, yakni saat era Majapahit, semboyan
tersebut mampu menyatukan umat Hindu, Buddha dan Islam. Terinspirasi dari sejarah
Majapahit, para pendiri bangsa lalu menggunakan kalimat tersebut sebagai identitas
dan semboyan negara Indonesia.
Selain terdapat beragam suku, ras dan etnis, kebhinekaan Indonesia juga
terbentuk dari berbagai agama dan keyakinan yang berkembang. Sampai saat ini ada 6
agama yang diakui di Indonesia dan negara menjamin dan mengatur secara hukum
kebebasan warga negaranya untuk memilih dan beribadah. Pada umumnya
keberagaman agama tidak menimbulkan dampak negatif di masyarakat. Hasil penelitian
mengenai tingkat kerukunan dan toleransi umat beragama dan keyakinan dari berbagai
institusi seperti dari Kementerian Agama Republik Indonesia (2019) dan Wahid Institute
(2018) juga menunjukkan adanya penurunan tindak kekerasan dan intoleransi
keagamaan dan keyakinan. Akan tetapi, kedua institusi ini masih mencatat bahwa
gesekan ataupun konflik tetap terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Pembatasan dan
diskriminasi praktik keagamaan dan keimanan juga dialami oleh kelompok minoritas
yang agama atau keyakinannya belum diakui oleh negara. Dengan keragaman yang
dimiliki oleh Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika seyogyanya tidak hanya dianggap sebatas
semboyan negara, tetapi harus mendarah daging menjadi identitas diri setiap warganya.
Setelah selesai membaca artikel di atas, siapkan kamu menjawab pertanyaan selanjutnya?