Kuis_farmakologi sistem pernafasan

Kuis_farmakologi sistem pernafasan

University

12 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

PRETEST PENYAKIT INFEKSI

PRETEST PENYAKIT INFEKSI

University

10 Qs

Praktek Apoteker yang Bertanggung Jawab

Praktek Apoteker yang Bertanggung Jawab

University - Professional Development

10 Qs

Antidot, antiinflamasi dan anafilaksis

Antidot, antiinflamasi dan anafilaksis

University - Professional Development

15 Qs

Konsep Perilaku Organisasi

Konsep Perilaku Organisasi

University

10 Qs

SOAL JKK

SOAL JKK

University - Professional Development

10 Qs

Quiz Farmakologi Obat Asma Pert.1

Quiz Farmakologi Obat Asma Pert.1

University

15 Qs

Latihan Soal UKAI 2021

Latihan Soal UKAI 2021

11th Grade - Professional Development

10 Qs

TEKNIK SURVEY KA

TEKNIK SURVEY KA

University

10 Qs

Kuis_farmakologi sistem pernafasan

Kuis_farmakologi sistem pernafasan

Assessment

Quiz

Professional Development

University

Easy

Created by

Nina Herlina

Used 2+ times

FREE Resource

12 questions

Show all answers

1.

OPEN ENDED QUESTION

5 mins • 1 pt

Jelaskan mekanisme kerja agonis beta adrenergic dalam mengatasi gejala akut asma seperti mengi, rasa berat di dada, dan batuk!

Evaluate responses using AI:

OFF

Answer explanation

Agonis beta adrenergic bekerja dengan cara merelaksasi otot polos pada saluran pernapasan, sehingga dapat melebarkan jalan nafas. Hal ini membantu memperbaiki bronkokonstriksi yang terkait dengan gejala akut asma seperti mengi, rasa berat di dada, dan batuk.

2.

OPEN ENDED QUESTION

5 mins • 1 pt

Apa perbedaan antara pengobatan pengontrol (long term) dan pengobatan pelega (quick relief) dalam pengelolaan asma?

Evaluate responses using AI:

OFF

Answer explanation

Pengobatan pelega (quick relief) bertujuan untuk memberikan bantuan segera saat gejala asma akut muncul. Obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan pelega bekerja dengan melebarkan jalan nafas melalui relaksasi otot polos dan memperbaiki bronkokonstriksi. Sementara itu, pengobatan pengontrol (long term) merupakan terapi jangka panjang yang diberikan setiap hari untuk mengontrol asma pada kondisi asma persisten. Obat-obatan pengontrol meliputi korikosteroid inhalasi, sistemik, sodium kromoglikat, antihistamin generasi kedua, dan agonis beta 2 kerja panjang, yang bertujuan untuk mengurangi peradangan pada saluran pernapasan dan mencegah serangan asma

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Penggunaan agonis beta 2 adrenergik seperti salbutamol pada pengobatan asma bertujuan untuk...

Mengurangi produksi prostaglandin dan leukotrien lokal.

Meningkatkan produksi sitokin sel T jangka panjang.

Mengurangi edema mukosa saluran napas.

Menekan produksi adrenoseptor dan menurunkan respons bronkial terhadap stimuli.

Memperbaiki bronkokontriksi melalui relaksasi otot polos pada saluran pernapasan.

4.

OPEN ENDED QUESTION

3 mins • 1 pt

Jelaskan efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan obat mukolitik yang mengandung bromheksin, termasuk bronkospasme dan gangguan saluran cerna!

Evaluate responses using AI:

OFF

Answer explanation

Penggunaan obat mukolitik yang mengandung bromheksin dapat menyebabkan efek samping seperti bronkospasme dan gangguan saluran cerna. Bronkospasme adalah kondisi di mana terjadi penyempitan tiba-tiba pada saluran udara (bronkus), yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas, sesak napas, dan batuk parah. Gangguan saluran cerna, seperti mual, muntah, diare, atau gangguan pencernaan lainnya, juga dapat terjadi sebagai respons terhadap penggunaan obat ini.

5.

OPEN ENDED QUESTION

3 mins • 1 pt

Jelaskan hubungan antara obat mukolitik asetilsistein dengan pencegahan keracunan parasetamol dan sebutkan efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan obat ini!

Evaluate responses using AI:

OFF

Answer explanation

Obat mukolitik asetilsistein memiliki hubungan penting dengan pencegahan keracunan parasetamol dan dapat menyebabkan efek samping tertentu.

  1. Hubungan dengan pencegahan keracunan parasetamol: Asetilsistein digunakan sebagai agen antidotum atau penawar dalam kasus overdosis parasetamol. Ketika seseorang mengalami keracunan parasetamol, asetaminofen (senyawa dalam parasetamol) menghasilkan metabolit berbahaya yang disebut NAPQI. NAPQI ini dapat menyebabkan kerusakan pada hati jika tidak diinaktifkan dengan cepat. Asetilsistein bertindak dengan meningkatkan produksi glutation, yaitu zat yang mengikat dan menghancurkan NAPQI, sehingga melindungi hati dari kerusakan serius akibat overdosis parasetamol.

  2. Efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan asetilsistein: Beberapa efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan asetilsistein termasuk bronkospasme (penyempitan saluran napas) yang dapat menyebabkan sesak napas, batuk, atau kesulitan bernapas. Efek samping lainnya yang jarang terjadi meliputi mual, muntah, dan gangguan saluran pencernaan. Penting untuk mencatat bahwa efek samping ini mungkin tidak dialami oleh semua individu dan dapat bervariasi dalam tingkat keparahan.

6.

OPEN ENDED QUESTION

3 mins • 1 pt

Jelaskan perbedaan antara antihistamin dan dekongestan dalam pengobatan rinitis alergi, serta sebutkan efek samping yang mungkin timbul pada penggunaan keduanya!

Evaluate responses using AI:

OFF

Answer explanation

Antihistamin dan dekongestan adalah dua jenis obat yang digunakan untuk mengatasi gejala rinitis alergi. Berikut adalah perbedaan antara keduanya beserta efek samping yang mungkin terjadi.

  1. Antihistamin:

  • Mekanisme Kerja: Antihistamin bekerja dengan menghambat aksi histamin, yaitu zat kimia yang dilepaskan oleh tubuh sebagai respons terhadap alergen. Histamin menyebabkan gejala alergi seperti gatal pada hidung/mata, bersin, dan rinore berair.

  • Efek Samping: Beberapa efek samping yang mungkin terjadi akibat penggunaan antihistamin meliputi kantuk, kelelahan, gangguan konsentrasi, mulut kering, dan pengaruh pada daya reaksi. Pada beberapa individu, antihistamin tertentu juga dapat menyebabkan efek samping seperti pusing, gangguan tidur, atau gangguan saluran pencernaan.

  1. Dekongestan:

  • Mekanisme Kerja: Dekongestan bekerja dengan mengurangi pembengkakan pada membran mukosa hidung, sehingga mengurangi hidung tersumbat.

  • Efek Samping: Beberapa efek samping yang mungkin timbul akibat penggunaan dekongestan adalah peningkatan tekanan darah, detak jantung yang cepat, gangguan tidur, pusing, dan rasa gelisah. Pada beberapa individu, dekongestan dapat menyebabkan iritabilitas atau kesulitan tidur.

7.

OPEN ENDED QUESTION

3 mins • 1 pt

Jelaskan perbedaan antara bronkodilator selektif beta-2 adrenergik agonis dan bronkodilator antikolinergik dalam pengobatan asma, serta sebutkan contoh obat dari masing-masing kelompok tersebut!

Evaluate responses using AI:

OFF

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?