Rumah untuk Amira
Suatu hari penduduk kampung di Gunung Kidul dikagetkan dengan musibah kebakaran yang menimpa rumah yang ditinggal oleh keluarga Amira. Tanpa pikir panjang, Amira yang terkejut atas peristiwa itu berupaya lari keluar rumah sambil minta tolong diikuti anggota keluarganya. Kakinya terasa berat untuk digerakkan, tetapi tetap terus berupaya sebisanya.
Kakinya hanya diserat saja hingga akhirnya mencapai pohon asem depan rumah. Badannya menggigil duduk tersimpuh lemas tak berdaya sambil memandangi rumahnya dilalap si Jago Merah tanpa henti. Terbayang olehnya, diri dan keluarganya akan tidur tanpa atap.
Masyarakat yang mengetahui peristiwa itu langsung datang dan menyingsingkan lengan baju. Ada yang menyelamatkan benda-benda di rumah yang terbakar, memadamkan api dan ada yang menggalang dana. Dalam waktu singkat terkumpul berbagal sumbangan untuk keluarga Amira.
Masyarakat bersama pemerintah desa menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap korban kebakaran. Mereka berharap Amira secepatnya mendapat tempat tinggal yang layak dan dapat beraktivitas seperti semula. Dengan penuh semangat, mereka bergotong royong membangun rumah sementara untuk keluarga Amira. Lebih dari 50 orang berpartisipasi dalam pembangunan rumah yang dimulai sejak pagi hari. Pada sore hari, rumah sementara ini telah selesai dibangun dan siap untuk ditinggali oleh keluarga Amira.
Klik pada beberapa jawaban yang benar! Mengapa rumah sementara Amira sudah dapat dihuni hanya dalam waktu 12 jam?