Pre Test Penalaran dan Pemecahan Masalah

Pre Test Penalaran dan Pemecahan Masalah

University

20 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

Membangun Fondasi Anak Usia Dini

Membangun Fondasi Anak Usia Dini

University

20 Qs

motivasi kerja guru

motivasi kerja guru

University

15 Qs

Kuis Ceria Loka 8 PGP

Kuis Ceria Loka 8 PGP

University - Professional Development

15 Qs

latihan formulasi gigi

latihan formulasi gigi

University

17 Qs

quizpajaq

quizpajaq

10th Grade - University

20 Qs

Quiz 1 : Pertemuan 1-5 Perkembangan Kognitif

Quiz 1 : Pertemuan 1-5 Perkembangan Kognitif

University

17 Qs

Pengurusan Kewangan 7: Harta

Pengurusan Kewangan 7: Harta

University - Professional Development

20 Qs

Soal Ukai Tentang AB dan Infeksi Saluran Pernafasan

Soal Ukai Tentang AB dan Infeksi Saluran Pernafasan

University

20 Qs

Pre Test Penalaran dan Pemecahan Masalah

Pre Test Penalaran dan Pemecahan Masalah

Assessment

Quiz

Professional Development

University

Hard

Created by

Akademik Akses

Used 5+ times

FREE Resource

20 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

Sekarang ini, banyak dijumpai kejadian mengenai intoleransi yang melibatkan anakanak. Beberapa contoh di antaranya adalah sang anak memanggil teman sebayanya menggunakan ciri fisik dari etnisnya atau rasnya, seperti sipit, keriting, (kulit) hitam, Jawa, Arab, dan sejenisnya. Dari panggilan-panggilan tersebut, dapat timbul peristiwa saling ejek yang tak sedikit berakhir dengan perkelahian, permusuhan, bahkan 2 tindakan diskriminatif yang berujung dengan perundungan. Tak hanya sampai di situ, belum lama ini terdapat tindakan perundungan yang dilakukan oleh sekelompok anak kepada teman sekelasnya yang berasal dari keluarga yang kurang mampu di daerah Batujajar, Kab. Bandung Barat. Anak tersebut awalnya marah karena sepatunya terinjak-injak dan minta ganti rugi kepada sekelompok anak yang tidak sengaja menginjaknya. Kelompok anak tersebut merasa tidak terima sehingga diejeklah sepatu temannya tersebut, setelah mengejek sepatu tersebut sekelompok anak tersebut juga menyuruh temannya itu untuk minta dibelikan sepatu baru pada orang tuanya yang lebih bagus. Anak yang diejek tersebut pun tersinggung dan marah karena sepatu itu dibeli dari hasil jerih payahnya memulung setiap pulang sekolah karena dirinya sudah tidak memiliki orang tua, sehingga harus membeli apa yang diinginkan dengan usaha sendiri.

Hal ini tentu membawa dampak negatif pada sang anak serta lingkungannya. Anak akan merasa benci pada teman sebayanya yang berbeda dan berlaku diskriminatif. Tak sedikit orang tua yang mendaftarkan anak-anaknya untuk bersekolah di sekolah swasta khusus berbasis agama atau sekolah swasta eksklusif yang muridmuridnya berasal dari kelompok sosial tertentu. Hal ini terjadi karena masih berhubungan dengan stereotip yang diciptakan oleh orang tua yaitu untuk menghindari tindakan perundungan pada sang anak.

Identifikasi masalah yang ada pada paragraf di atas adalah ...

Maraknya kejadian intoleransi yang melibatkan anak membuat orang tua khawatir, sehingga mereka memilih sekolah swasta tertentu.

Anak-anak harus disekolahkan di sekolah khusus agar tidak terjadi kasus intoleransi

Intoleransi terjadi di sekolah, baik di sekolah negeri maupun swasta

Orang tua berperan dalam prilaku intoleransi anak.

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

Sekarang ini, banyak dijumpai kejadian mengenai intoleransi yang melibatkan anakanak. Beberapa contoh di antaranya adalah sang anak memanggil teman sebayanya menggunakan ciri fisik dari etnisnya atau rasnya, seperti sipit, keriting, (kulit) hitam, Jawa, Arab, dan sejenisnya. Dari panggilan-panggilan tersebut, dapat timbul peristiwa saling ejek yang tak sedikit berakhir dengan perkelahian, permusuhan, bahkan 2 tindakan diskriminatif yang berujung dengan perundungan. Tak hanya sampai di situ, belum lama ini terdapat tindakan perundungan yang dilakukan oleh sekelompok anak kepada teman sekelasnya yang berasal dari keluarga yang kurang mampu di daerah Batujajar, Kab. Bandung Barat. Anak tersebut awalnya marah karena sepatunya terinjak-injak dan minta ganti rugi kepada sekelompok anak yang tidak sengaja menginjaknya. Kelompok anak tersebut merasa tidak terima sehingga diejeklah sepatu temannya tersebut, setelah mengejek sepatu tersebut sekelompok anak tersebut juga menyuruh temannya itu untuk minta dibelikan sepatu baru pada orang tuanya yang lebih bagus. Anak yang diejek tersebut pun tersinggung dan marah karena sepatu itu dibeli dari hasil jerih payahnya memulung setiap pulang sekolah karena dirinya sudah tidak memiliki orang tua, sehingga harus membeli apa yang diinginkan dengan usaha sendiri.

Hal ini tentu membawa dampak negatif pada sang anak serta lingkungannya. Anak akan merasa benci pada teman sebayanya yang berbeda dan berlaku diskriminatif. Tak sedikit orang tua yang mendaftarkan anak-anaknya untuk bersekolah di sekolah swasta khusus berbasis agama atau sekolah swasta eksklusif yang muridmuridnya berasal dari kelompok sosial tertentu. Hal ini terjadi karena masih berhubungan dengan stereotip yang diciptakan oleh orang tua yaitu untuk menghindari tindakan perundungan pada sang anak.

Apa yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah perilaku intoleransi anak?

Memberikan pendidikan tentang pentingnya toleransi dan keragaman kepada anak

Mendaftarkan anak ke sekolah swasta tertentu

Membiarkan anak menyelesaikan masalahnya sendiri

Menyalahkan orang tua lain atas perilaku intoleransi anak

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

Sekarang ini, banyak dijumpai kejadian mengenai intoleransi yang melibatkan anakanak. Beberapa contoh di antaranya adalah sang anak memanggil teman sebayanya menggunakan ciri fisik dari etnisnya atau rasnya, seperti sipit, keriting, (kulit) hitam, Jawa, Arab, dan sejenisnya. Dari panggilan-panggilan tersebut, dapat timbul peristiwa saling ejek yang tak sedikit berakhir dengan perkelahian, permusuhan, bahkan 2 tindakan diskriminatif yang berujung dengan perundungan. Tak hanya sampai di situ, belum lama ini terdapat tindakan perundungan yang dilakukan oleh sekelompok anak kepada teman sekelasnya yang berasal dari keluarga yang kurang mampu di daerah Batujajar, Kab. Bandung Barat. Anak tersebut awalnya marah karena sepatunya terinjak-injak dan minta ganti rugi kepada sekelompok anak yang tidak sengaja menginjaknya. Kelompok anak tersebut merasa tidak terima sehingga diejeklah sepatu temannya tersebut, setelah mengejek sepatu tersebut sekelompok anak tersebut juga menyuruh temannya itu untuk minta dibelikan sepatu baru pada orang tuanya yang lebih bagus. Anak yang diejek tersebut pun tersinggung dan marah karena sepatu itu dibeli dari hasil jerih payahnya memulung setiap pulang sekolah karena dirinya sudah tidak memiliki orang tua, sehingga harus membeli apa yang diinginkan dengan usaha sendiri.

Hal ini tentu membawa dampak negatif pada sang anak serta lingkungannya. Anak akan merasa benci pada teman sebayanya yang berbeda dan berlaku diskriminatif. Tak sedikit orang tua yang mendaftarkan anak-anaknya untuk bersekolah di sekolah swasta khusus berbasis agama atau sekolah swasta eksklusif yang muridmuridnya berasal dari kelompok sosial tertentu. Hal ini terjadi karena masih berhubungan dengan stereotip yang diciptakan oleh orang tua yaitu untuk menghindari tindakan perundungan pada sang anak.

Bagaimana dampak perilaku intoleransi pada anak dan lingkungannya?

Anak akan merasa senang dan nyaman dengan lingkungannya

Anak akan merasa benci pada teman sebayanya yang berbeda dan berlaku diskriminatif

Anak akan menjadi lebih toleran dan menerima perbedaan

Lingkungan akan tetap harmonis meskipun terjadi perilaku intoleransi

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

Sekarang ini, banyak dijumpai kejadian mengenai intoleransi yang melibatkan anakanak. Beberapa contoh di antaranya adalah sang anak memanggil teman sebayanya menggunakan ciri fisik dari etnisnya atau rasnya, seperti sipit, keriting, (kulit) hitam, Jawa, Arab, dan sejenisnya. Dari panggilan-panggilan tersebut, dapat timbul peristiwa saling ejek yang tak sedikit berakhir dengan perkelahian, permusuhan, bahkan 2 tindakan diskriminatif yang berujung dengan perundungan. Tak hanya sampai di situ, belum lama ini terdapat tindakan perundungan yang dilakukan oleh sekelompok anak kepada teman sekelasnya yang berasal dari keluarga yang kurang mampu di daerah Batujajar, Kab. Bandung Barat. Anak tersebut awalnya marah karena sepatunya terinjak-injak dan minta ganti rugi kepada sekelompok anak yang tidak sengaja menginjaknya. Kelompok anak tersebut merasa tidak terima sehingga diejeklah sepatu temannya tersebut, setelah mengejek sepatu tersebut sekelompok anak tersebut juga menyuruh temannya itu untuk minta dibelikan sepatu baru pada orang tuanya yang lebih bagus. Anak yang diejek tersebut pun tersinggung dan marah karena sepatu itu dibeli dari hasil jerih payahnya memulung setiap pulang sekolah karena dirinya sudah tidak memiliki orang tua, sehingga harus membeli apa yang diinginkan dengan usaha sendiri.

Hal ini tentu membawa dampak negatif pada sang anak serta lingkungannya. Anak akan merasa benci pada teman sebayanya yang berbeda dan berlaku diskriminatif. Tak sedikit orang tua yang mendaftarkan anak-anaknya untuk bersekolah di sekolah swasta khusus berbasis agama atau sekolah swasta eksklusif yang muridmuridnya berasal dari kelompok sosial tertentu. Hal ini terjadi karena masih berhubungan dengan stereotip yang diciptakan oleh orang tua yaitu untuk menghindari tindakan perundungan pada sang anak.

Apa yang dapat dilakukan sekolah untuk mencegah kasus intoleransi?

Mengajarkan nilai-nilai toleransi dan keragaman kepada siswa

Membiarkan siswa menyelesaikan konflik sendiri tanpa campur tangan guru

Menyalahkan siswa yang menjadi korban intoleransi

Mengabaikan kasus intoleransi yang terjadi di sekolah

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

Efikasi diri merupakan salah satu aspek afektif tentang invididu itu sendiri yang paling berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Tumbuhnya efikasi diri merupakan salah satu aspek yang berpengaruh dalam keberhasilan menghadapi tuntutan kehidupan. Efikasi menjadi penting untuk menjawab tuntutan kehidupan atau tugas yang diberikan karena dengan efikasi diri individu atau siswa tidak mudah menyerah hingga tercapainya hasil yang diharapkan (Bandura, 1994). Siswa yang memiliki efikasi diri akan tetap bertahan dalam menghadapi hambatan atau tantangan yang diberikan. Oleh karena itu setiap siswa dituntut memiliki efikasi diri sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan tujuan pendidikan.

Konsekuensi rendahnya efikasi diri dan pemahaman konsep akan menyebabkan siswa cenderung menghindar apabila menemukan tugas atau masalah yang dianggap berat dan mudah menyerah tanpa berusaha secara optimal serta mengandalkan siswa lain yang dianggap pintar. Oleh karena itu, perlu adanya upaya sebagai alternatif permasalahan tersebut salah satunya dengan mengubah model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru. Mengubah model pembelajaran dipilih sebagai salah satu upaya mengatasi rendahnya pemahaman.

konsep dan efikasi diri karena dalam model pembelajaran, guru dapat membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide (Suprijono, 2009).

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengatasi rendahnya efikasi diri dan pemahaman konsep adalah model pembelajaran Group Investigation (GI). Menurut Winataputra (2001), model Group Investigation mengambil model yang berlaku di masyarakat, terutama mengenai cara anggota masyarakat melakukan proses mekanisme sosial melalui serangkaian kesepakatan sosial. Melalui kesepakatan inilah siswa dapat mempelajari pengetahuan akademis dan melibatkan diri dalam pemecahan masalah sosial. Model Group Investigation menuntut siswa diajarkan keterampilan-keterampilan komunikasi dalam kelompok sebelum mereka menggunakan strategi investigasi (Trianto, 2007).


Identifikasi Masalah pada paragraf di atas ...

Tuntutan standar kompetensi yang tidak dimiliki siswa adalah kecerdasan emosional.

Lemahnya sisi kemandirian merupakan akibat dari rendahnya efikasi diri siswa.

Strategi pembelajaran yang bertumpu pada individualisme belum dapat meningkatkan efikasi diri.

Efikasi diri tidak berpengaruh pada keberhasilan belajar siswa

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

Efikasi diri merupakan salah satu aspek afektif tentang invididu itu sendiri yang paling berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Tumbuhnya efikasi diri merupakan salah satu aspek yang berpengaruh dalam keberhasilan menghadapi tuntutan kehidupan. Efikasi menjadi penting untuk menjawab tuntutan kehidupan atau tugas yang diberikan karena dengan efikasi diri individu atau siswa tidak mudah menyerah hingga tercapainya hasil yang diharapkan (Bandura, 1994). Siswa yang memiliki efikasi diri akan tetap bertahan dalam menghadapi hambatan atau tantangan yang diberikan. Oleh karena itu setiap siswa dituntut memiliki efikasi diri sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan tujuan pendidikan.

Konsekuensi rendahnya efikasi diri dan pemahaman konsep akan menyebabkan siswa cenderung menghindar apabila menemukan tugas atau masalah yang dianggap berat dan mudah menyerah tanpa berusaha secara optimal serta mengandalkan siswa lain yang dianggap pintar. Oleh karena itu, perlu adanya upaya sebagai alternatif permasalahan tersebut salah satunya dengan mengubah model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru. Mengubah model pembelajaran dipilih sebagai salah satu upaya mengatasi rendahnya pemahaman.

konsep dan efikasi diri karena dalam model pembelajaran, guru dapat membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide (Suprijono, 2009).

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengatasi rendahnya efikasi diri dan pemahaman konsep adalah model pembelajaran Group Investigation (GI). Menurut Winataputra (2001), model Group Investigation mengambil model yang berlaku di masyarakat, terutama mengenai cara anggota masyarakat melakukan proses mekanisme sosial melalui serangkaian kesepakatan sosial. Melalui kesepakatan inilah siswa dapat mempelajari pengetahuan akademis dan melibatkan diri dalam pemecahan masalah sosial. Model Group Investigation menuntut siswa diajarkan keterampilan-keterampilan komunikasi dalam kelompok sebelum mereka menggunakan strategi investigasi (Trianto, 2007).

Berdasarkan permasalah di atas, berikut ini yang "bukan" rumusan masalah dalam penelitian diatas

"Apakah ada model pembelajaran yang dapat meningkatkan Efikasi diri ?"

"Bagaimana peningkatan kerjasama antar siswa di dalam kelompok yang menerapkan model pembelajaran Grup Investigation?"

"Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri pada siswa?"

"Bagaimana perbedaan peningkatan efikasi diri saat diterapkan model pembelajaran Grup Investigation dan model pembelajaran konvensional?"

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

Mahasiswa menjalani masa kuliah di suatu universitas selama minimal tiga sampai empat tahun, dan akan mengakhiri masa kuliahnya dengan menyusun skripsi sebagai syarat kelulusan. Pada kenyataannya, cukup banyak mahasiswa yang mengalami berbagai kesulitan dalam mengerjakan skripsi sehingga menyebabkan stres.Kesulitan yang dirasakan diantaranya proses revisi yang berulang-ulang, kesulitan mendapatkan referensi, lamanya umpan balik dari dosen pembimbing ketika menyelesaikan skripsi, keterbatasan waktu penelitian, dosen pembimbing yang sibuk dan sulit ditemui(Maritapiska 2003, dalamWulandari, 2012).Fawzy (2017) mengatakan bahwa stres dapat menyebabkan kecemasan, depresi, kualitas tidur yang buruk, kinerja akademik yang buruk, penggunaan alkohol dan penyalahgunaan zat, mengurangi kepuasan dan kualitas hidup, kehilangan kepercayaan diri dan resiko gangguan kejiwaan atau bahkan ide serta upaya bunuh diri. Dalam sebuah survei dari lebih dari 15.000 mahasiswa sarjana, 18% melaporkan pernah mempertimbangkan secara serius untuk mencoba bunuh diri dan 8% melaporkan mencoba bunuh diri setidaknya sekali (Drum et al., 2009 dalam Becker, 2018). Khalika (2019) menuliskan berita dalam media berita online tirto.id mengenai kasus dua mahasiswa perguruan tinggi di Jawa Barat berinsial MB dan RWB berusia 23 tahun bunuh diri pada desember 2018 akibat depresi kala mengerjakan skripsi. Penelitian mengungkapkan mengenai tinggi rendahnya tingkat stress juga dipengaruhi oleh kesejahteraan psikologis yang dicapai setiap individu.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kesejahteraan psikologis terkait dengan kemampuan untuk mengadopsi strategi koping adaptif dalam konteks akademik, yaitu mereka yang mendapat skor lebih tinggi akan cenderung mengadopsi strategi adaptif (Freire et al, 2016

Identifikasi masalah yang ada pada penelitian di atas adalah ...

Banyak mahasiswa tidak lulus karena kesulitan mengerjakan skripsi.

Mahasiswa memerlukan kesejahteraan psikologis dalam mengerjakan skripsi.

Mahasiswa dapat mendapat tekanan yang besar saat skripsi belum tentu menyebabkan stress.

Mahasiswa dihadapkan pada berbagai macam hambatan dalam proses mengerjakan skripsi sehingga dapat menyebabkan mahasiswa menjadi stress.

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?