Cermatilah kutipan karya fiksi berikut dengan saksama!
Suatu malam, pemuda desa berkumpul di pendopo. Mereka mengadakan rapat persiapan festival. Wicitra yang belum berkeluarga pun terundang. la dianggap bisa membantu pelaksanaan kegiatan. Apalagi kemampuannya dalam bermain musik dirasa dapat mengangkat suasana festival.
"Mas Wi, nak hadir di pendopo?" tanya Arif, tetangganya.
"Emm bagaimana ya?"
"Ayolah, Mas... ini baru pertama kali di kampung kita festival tabebuia. Nanti kita bisa terkenal. Bisa jadi objek wisata. Otomatis warga dapat mengangkat perekonomiannya. Bakat Mas Wi di bidang musik juga dapat tersalurkan."
"Apa benar bisa begitu?"
"Iya benar itu. Dana desa bisa digunakan untuk membangun panggung di ujung jalan sana. Sembari menikmati jajanan kaki lima dan cantiknya bunga tabebuia, ditambah piano atau biola Mas Wi Wah, bisa-bisa pengunjung tak hendak pulang."
"Bisa, sih. Tapi
"Tapi apa?"
"Jika tabebuia itu tidak ada."
Sejak itu, pemuda desa memilih tidak mengundang Wicitra. Musik klasik yang rencananya diisi dengan biola atau piano diganti dengan orkes Melayu. Lebih meriah dan tidak melibatkan Wicitra.
Sumber: Imrotin, "Tabebuia" dalam Senyum Sibulan, Tangerang Selatan, Indocamp, 2020
Sudut pandang dalam cerita tersebut adalah....