TM 1 dan 2 Kep Jiwa Semester 4

Di sebuah kota kecil di Italia pada abad ke-15, seorang bangsawan muda yang terkenal karena kejeniusannya dalam seni dan sastra tiba-tiba mulai menunjukkan tanda-tanda perilaku yang tidak wajar. Dia sering kali menarik diri dari interaksi sosial, mengalami gangguan tidur, dan terobsesi dengan ide-ide yang tidak realistis. Keluarganya yang kaya-raya mulai merasa khawatir akan kondisinya yang semakin memburuk. Bagaimana pendekatan yang tepat dalam membantu bangsawan muda ini berdasarkan konteks zaman Renaisans?

• Membawanya ke praktisi medis untuk penilaian klinis dan mungkin pemberian obat-obatan yang tepat.

• Menyuruhnya untuk beribadah dan melakukan puasa sebagai upaya penyembuhan spiritual.

• Menyediakan lingkungan yang tenang dan membiarkannya mengekspresikan diri melalui seni dan sastra.

• Meminta dukun setempat untuk melakukan ritual penyembuhan dan mengusir roh jahat.

• Mengirimnya ke biara untuk menjalani hidup sebagai pertapa dan mencari kedamaian spiritual.

Di sebuah desa pedesaan yang terpencil, seorang pria muda tiba-tiba mulai menunjukkan perilaku yang sangat aneh. Dia sering berbicara dengan suara yang aneh, menunjukkan tanda-tanda kegelisahan yang parah, dan terkadang melakukan tindakan yang membahayakan dirinya sendiri. Penduduk desa, yang hidup dalam lingkungan yang sangat religius, mulai menganggap bahwa pria muda ini telah terkena kutukan atau pengaruh setan karena dosa-dosanya.

Bagaimana masyarakat desa cenderung merespons kondisi pria muda ini berdasarkan keyakinan dan praktik pada Abad Pertengahan?

• Mengajaknya untuk bertemu dengan dukun atau pendeta untuk melakukan pengusiran roh jahat.

• Memperkuat ikatan sosial dengan membawa dia ke acara-acara keagamaan dan kegiatan komunal.

• Memberinya ramuan herbal atau obat-obatan tradisional untuk meredakan gejala-gejala yang dialaminya.

• Mengirimnya ke rumah sakit jiwa terdekat untuk perawatan medis yang lebih intensif.

• Melakukan penyiksaan fisik sebagai upaya untuk mengembalikan kesadarannya.

Di sebuah desa yang masih menjalankan kepercayaan animisme, seorang pemuda mulai menunjukkan perilaku yang sangat tidak lazim. Dia sering kali mengalami serangan panik yang tiba-tiba, melihat atau mendengar hal-hal yang tidak terlihat oleh orang lain, dan menunjukkan tanda-tanda kecemasan yang parah. Masyarakat di sekitarnya, yang percaya bahwa setiap peristiwa dalam kehidupan mereka dipengaruhi oleh kekuatan gaib, mulai menduga bahwa pemuda ini telah menarik kemarahan dewa atau roh jahat karena perilaku atau dosanya.

Bagaimana masyarakat cenderung merespons kondisi pemuda ini berdasarkan kepercayaan dan praktik animisme pada waktu itu?

• Melakukan ritual pengusiran roh jahat oleh seorang ahli spiritual atau dukun setempat.

• Mengisolasi pemuda tersebut dari masyarakat karena dianggap membawa energi negatif.

• Mengadakan upacara persembahan kepada dewa atau roh untuk memohon pengampunan dan keselamatan.

• Mengadakan meditasi atau latihan spiritual untuk membantu pemuda mencapai keseimbangan batin.

• Memberinya ramuan herbal atau obat-obatan tradisional yang diyakini memiliki kekuatan spiritual untuk mengusir gangguan jiwa.

Di sebuah kota pada periode naturalisme, seorang pria tengah dewasa mulai menunjukkan gejala gangguan jiwa yang signifikan. Dia mengalami perubahan suasana hati yang tiba-tiba, kecemasan yang parah, dan gangguan tidur yang kronis. Selain itu, dia juga mengalami isolasi sosial dan kesulitan dalam menjalankan tugas sehari-hari. Masyarakat sekitar cenderung melihat gangguan ini sebagai hasil dari ketidakseimbangan kimia dalam otak atau stres lingkungan yang berat.

Bagaimana masyarakat cenderung merespons kondisi pria ini berdasarkan pemahaman naturalisme pada masa itu?

• Mengirimnya ke dukun untuk menyembuhkan gangguan jiwa dengan pengobatan herbal dan doa.

• Mengisolasi pria tersebut dari masyarakat karena dianggap membawa potensi bahaya.

• Mengajaknya untuk berkonsultasi dengan dokter umum atau praktisi medis untuk diagnosis medis dan perawatan yang sesuai.

• Memberinya obat-obatan herbal atau ramuan tradisional untuk meredakan gejala gangguan jiwa.

• Mendorongnya untuk bergabung dengan kelompok pendukung atau terapi untuk berbagi pengalaman dan strategi mengatasi gangguan jiwa.

Di sebuah kota pada abad ke-17, seorang pria tengah dewasa mulai menunjukkan gejala gangguan jiwa yang signifikan. Dia mengalami perubahan suasana hati yang tiba-tiba, delusi yang kuat, dan sulit untuk membedakan antara kenyataan dan khayalan. Bagaimana masyarakat cenderung merespons kondisi pria ini berdasarkan pemahaman yang dipengaruhi oleh Teori René Descartes pada masa itu?

• Mencari dukun atau perawat spiritual untuk menyembuhkan gangguan jiwa dengan metode pengobatan spiritual.

• Mengisolasi pria tersebut dari masyarakat karena dianggap membawa potensi bahaya.

• Mendorongnya untuk melakukan meditasi atau refleksi yang dipandu untuk mencapai pemahaman diri yang lebih baik.

• Mengarahkannya untuk berkonsultasi dengan praktisi medis untuk evaluasi fisik otak dan mungkin mendapatkan perawatan bedah jika diperlukan.

• Memberinya ramuan herbal atau obat-obatan tradisional untuk meredakan gejala gangguan jiwa.

Di sebuah kota pada abad ke-18, seorang wanita muda mulai menunjukkan gejala gangguan jiwa yang signifikan. Dia sering kali merasa cemas, mengalami halusinasi, dan menolak untuk berinteraksi dengan orang lain. Keluarga dan masyarakat di sekitarnya, yang hidup dalam periode di mana reformasi dalam perawatan ODGJ sedang terjadi, ingin mencari pendekatan yang lebih manusiawi dan berpusat pada pemulihan. Bagaimana masyarakat cenderung merespons kondisi wanita muda ini berdasarkan reformasi dalam intervensi untuk ODGJ oleh Philippe Pinel dan William Tuke pada masa itu?

• Mengisolasi wanita muda tersebut dari masyarakat dan memasukkannya ke dalam rumah sakit jiwa untuk ditahan dan diawasi.

• Menggunakan pendekatan terapi moral yang berfokus pada pemulihan dan kemandirian pasien.

• Membawa wanita muda tersebut ke dukun atau perawat spiritual untuk melakukan pengobatan alternatif.

• Memberinya obat-obatan kimia yang baru dikembangkan untuk meredakan gejala gangguan jiwa.

• Melakukan pengucilan sosial terhadap wanita muda tersebut karena dianggap membawa malapetaka bagi masyarakat.

Seorang wanita berusia 30 tahun, bernama Ny. M, datang ke pusat kesehatan untuk menghadiri jadwal konsultasi rutin dengan perawat. Dia mengatakan bahwa dia merasa baik-baik saja secara emosional dan mental. Ny. M menyatakan bahwa dia memiliki dukungan sosial yang kuat dari keluarga dan teman-temannya. Dia memiliki minat dan kegiatan yang membuatnya bahagia, seperti yoga, membaca, dan melukis. Ny. M bekerja sebagai desainer grafis dan merasa puas dengan pencapaian dan proyek-proyeknya. Dia tidur dengan baik, memiliki nafsu makan yang sehat, dan tidak mengalami gejala kecemasan atau depresi. Berdasarkan hasil pengkajian, bagaimana gambaran kesehatan jiwa Ny. M?

• Mengalami depresi

• Merasa cemas

• Mengalami mania

• Stabil secara emosional dan mental

• Merasa bahagia

Seorang pria berusia 45 tahun, yang kita sebut A.C., datang ke pusat kesehatan untuk konsultasi dengan perawat. Dia mengatakan bahwa dia merasa baik secara emosional dan mental. A.C. menyatakan bahwa dia memiliki dukungan sosial yang kuat dari keluarga dan teman-temannya. Dia menikmati pekerjaannya sebagai guru sekolah dasar dan merasa terhubung dengan siswa-siswanya. A.C. memiliki kegiatan menyenangkan di luar pekerjaan, seperti berolahraga dan membaca buku. Dia tidur dengan baik, memiliki nafsu makan yang sehat, dan tidak mengalami gejala kecemasan atau depresi. Berdasarkan hasil pengkajian, bagaimana gambaran kesehatan jiwa A.C.?

• Merasa cemas

• Mengalami depresi

• Terlihat tanda-tanda mania

• Merasa bahagia

• Menunjukkan kestabilan secara emosional dan mental yang baik

Seorang pasien datang ke unit keperawatan jiwa dengan riwayat gangguan kecemasan yang parah. Dia mengalami serangan panik yang membuatnya sulit untuk bernapas dan merasa seperti dia akan mati. Setelah melakukan evaluasi awal, perawat mendekati pasien dan berbicara dengan lembut sambil memegang tangannya untuk memberikan dukungan. Perawat kemudian menenangkan pasien dengan teknik pernapasan dalam dan memberikan pengertian bahwa dia aman di lingkungan tersebut. Pasien mulai merasa lebih tenang dan dapat mengontrol perasaannya. Tindakan perawat dalam kasus ini mencerminkan paradigma keperawatan jiwa yang mana?

• Pendekatan medis-biologis

• Pendekatan psikodinamik

• Pendekatan perilaku

• Pendekatan holistik

• Pendekatan farmakoterapi

Seorang perawat di unit keperawatan jiwa bertemu dengan seorang pasien yang mengalami gangguan kecemasan parah. Pasien tersebut sedang mengalami serangan panik yang membuatnya kesulitan bernapas dan merasa seperti akan mati. Melihat keadaan tersebut, perawat segera mendekati pasien dengan lembut, memberikan dukungan emosional, dan menenangkan pasien dengan cara memegang tangannya. Perawat kemudian menjelaskan kepada pasien bahwa apa yang dia rasakan adalah gejala dari gangguan kecemasan, dan bahwa mereka berada di tempat yang aman di mana dia akan mendapatkan bantuan yang diperlukan. Perawat juga mengajarkan teknik pernapasan dalam untuk membantu pasien mengendalikan kecemasannya.  Setelah beberapa saat, pasien mulai merasa lebih tenang dan dapat mengontrol perasaannya. Perawat melanjutkan untuk mendukung pasien dalam proses pemulihan, membantu dia mengidentifikasi strategi koping yang efektif, dan merencanakan langkah-langkah untuk mengatasi kecemasan di masa mendatang.

Tindakan perawat dalam kasus ini mencerminkan falsafah keperawatan jiwa yang mana?

• Falsafah Bio-Psiko-Sosio-Spiritual

• Falsafah Pemulihan (Recovery)

• Falsafah Keseimbangan Adaptif

• Falsafah Spiritualis

• Falsafah Keberagaman Budaya