Sulastri, Guru Hebat di Pedalaman Aceh
Sulastri masih ingat perjuangannya saat pertama mendirikan madrasah ibtidaiyah swasta (MIS) di Desa Kala Wih Ilang, Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah. Dengan modal semangat, Sulastri bertekad mencerdaskan anak-anak di pedalaman Aceh. Keinginannya mendirikan sekolah berawal ketika ia masih bekerja sebagai pegawai honorer di Kantor Urusan Agama (KUA) Pegasing.
Suatu ketika, Sulastri melihat anak-anak di Desa Kala Wih Ilang menghabiskan waktu mereka dengan membantu orang tua di perkebunan. Hingga usia belasan tahun, anak-anak belum pernah mengenyam bangku sekolah. Melihat kondisi tersebut, Sulastri bersama pamannya yang juga bertugas di KUA, berinisiatif membuka sekolah pada 2013.
Perjuangan yang harus dilalui Sulastri makin berat. Akses jalan dari rumah Sulastri ke sekolah belum memadai. Sulastri harus melawati jalan yang masih berlumpur dari sulit dilalui kendaraan. Akhirnya, Sulastri memilih berjalan kaki ke sekolah dan sesekali diantar suaminya.
Untuk memperlancar proses belajar mengajar, Sulastri memperoleh uang juran dan orang tua siswa seikhlasnya Uang yang terkumpul ia gunakan untuk membeli alat tulis dan perlengkapan sekolah. Orang tua siswa juga ikut memberi upah mengajar kepada Sulastri seadanya.
Pada 2017 Kepala Kantor Wilayah Kemenag Aceh, M. Daud Pakeh berkunjung ke MIS di Desa Kala Wih liang. M. Daud Pakeh memberi sejumlah bantuan, antara lain membangun gedung sekolah dan mengusulkan pengerasan jalan. Kini sarana dan prasarana di sekolah sudah cukup bagus. Berkat kerja kerasnya, Sulastri mendapat penghargaan dari Kementerian Agama pada akhir 2019.
Selama mengajar di MIS Kala Wih llang, Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah, Sulastri tidak mendapat gaji layaknya guru-guru lainnya di Indonesia. Sebagai gantinya, Sulast mendapat upah dari.....